Free Writing Mengagetkan Peserta Workshop Jurnalistik IPM Muhiba

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat Agus Al-Chusairi saat membuka workshop. (Foto PR IMM Muhiba)

Free Writing Mengagetkan Peserta Workshop Jurnalistik IPM Muhiba, Berita ini merupakan pemenang tugas praktik menulis berita secara utuh. Penulis: Arni Tri Habsari dan Nafisa Dealova (SMA Muhammadiyah 1 Babat); Khoirotun Amelia dan  M. Rasyid Teguh Bachtiar (SMP Negeri 3 Babat);dan Mahani Tri Hariono (SMP Muhammadiyah 13 Kalen, Kedungpring).

PWMU.CO – Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 1 Babat (SMA Muhiba) Lamongan, Jawa Timur, menyelenggarakan Muhiba Journalistic Workshop (MJW), Sabtu (13/8/2022).

MJW bertema Dare No Limit, Move to Be Bright Journalist ini diikuti 106 siswa. Terdiri dari 25 anggota Ekstrakurikuler Jurnalistik dan 25 delegasi dari masing-masing kelas di SMA Muhiba. 

Selain itu panitia juga mengundang 57 peserta dari 9 SMP/MTs di sekitar Kota Babat, seperti SMP Negeri 1 Babat; MTs Negeri 1 Lamongan; SMP Muhammadiyah 13 Kalen Kedungpring; dan SMP Negeri 3 Babat.

Sekretaris Panitia, Shofiya Nur Rafiyanti, menjelaskan, tujuan dari MJW ini agar para peserta bisa menjadi bijak dalam jurnalistik. “Serta menunjukkan kualitas diri pelajar muda dalam ranah jurnalistik.” ujarnya.

Kepala SMA Muhiba Agus Al-Chusairi SPd memberikan apresiasi kepada PR IPM SMA Muhiba yang menyelenggarakan acara ini di Laboratorium Komputer SMA Muhiba. 

“Saya rasa kegiatan seperti ini jarang dilakukan oleh instansi lain. Akan tetapi PR IPM SMA Muhammadiyah 1 Babat mengadakan kegiatan ini dengan sangat baik. Patut kita beri apresiasi yang lebih atas kerja keras para personalia IPM Muhiba kali ini,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Kegiatan yang didukung oleh Bank Syariah Indonesia (BSI) KCP Lamongan Pasar Babat (BNIS) menghadirkan pemateri tunggal: Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni.

Kehadirannya di acara tersebut disambut standing applaus peserta. Mereka berdiri, bertepuk tangan, dan melambai-lambaikan tangan kepada Fatoni, sapaan akrabnya. 

Alumnus SMA Muhiba tahun 1987 itu pun membalas sambutan hangat tersebut. Senyumnya mengembang, tangannya pun ikut melambai-lambai, menyapa seisi ruangan. 

Panitia sengaja menahan Fatoni di ruang kepala sekolah saat acara pembukaan berlangsung. Dia ditemani Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Aminulloh Fatkhur Roziqi. Fatoni baru diajak masuk setelah acara pembukaan rampung. Selebrasi ini membuat acara tampak meriah.

Anggota panitia MJW Wanda Ayu Desni mengungkapkan surprise untuk narasumber itu adalah bukti keseriusan panitia menggelar acara ini. “Kami telah menyiapkan dari jauh-jauh hari. Kurang lebih satu bulan kami mempersiapkan acara ini agar hasilnya maksimal,” ujarnya.

Baca sambungan di halaman 2: Free Writing Buka Materi

Mohammad Nurfatoni menyampaikan materi (PR IPM Muhiba)

Free Writing Buka Materi

Begitu fatoni sampai di depan forum, tanpa ba-bi-bu, dia berucap: “Saya tak perlu mengenalkan diri lagi karena tadi moderator sudah mengenalkan saya.” 

Sejurus kemudian dia mengagetkan peserta karena langsung memberi tugas pada peserta. “Tulislah apa saja dalam waktu 10 menit,” instruksinya. 

Lulusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Surabaya—kini Universitas Negeri Surabaya (Unesa)—itu mengatakan, untuk menjadi penulis yang baik perlu seseringkali menulis. Menulis apa saja tanpa batasan ejaan, tema, dan lainnya. 

“Ini yang disebut free writing alias menulis bebas,” ujarnya. Tulisan apa adanya itu—boleh opini, cerpen, curhat, berita, puisi, atau sebagainya—baru boleh diedit jika akan ditulis serius untuk media. 

Selain melakukan free writing setiap hari, sekitar 15-39 menit, Fatoni membuka kunci kedua menjadi penulis yang baik: yaitu rajin membaca. “Membaca apa saja, baik teks yang tertulis maupun teks tak tertulis yang terhampar di lingkungan alam dan sosial,” katanya.

“Membaca adalah kunci penulis, dan setelah membaca jangan lupa untuk mengeskpresikannya lewat tulisan, agar tidak menjadi beban,” ucapnya. 

Dia menekankan, “Kita harus banyak membaca karena dengan membaca kita akan menemukan ide-ide untuk membentuk sebuah karya tulisan baik berita, opini, dan lainnya.”

Baca sambungan di halaman 3: Beda Opini dan Berita

Peserta Muhiba Journalistic Workshop (Foto PR IPM Muhiba)

Beda Opini dan Berita

Usai memberi motivasi pentingnya menulis, pria kelahiran Keduyung Laren, Lamongan, itu menyampaikan materi panduan menulis berita dan opini secara singkat. 

Dia memberi titik tekan, perbedaan mendasar antara berita dan opini. “Tidak boleh ada opini penulis dalam berita. Tapi opini boleh mengutip berita,” dia membandingkan.

Berita adalah peristiwa atau fakta yang ditulis secara lengkap mengandung unsur 5W+1H lengkap (what, who, when, where, why, dan how) akurat, aktual, dan menarik. 

Sementara opini adalah pendapat pribadi yang ditulis secara ilmiah populer alias tidak akademis, argumentatif, sistematis. Opini yang baik bersifat orisinal, memberi perspektif baru, dan solutif.

Meski punya perbedaan mendasar seperti itu, opini dan berita punya kesamaan ciri sebagai sebuah tulisan. Yaitu sama-sama harus aktual, akurat, menarik, enak dibaca, dan menginspirasi.

Di sela pemberian teori itu, Fatoni mengajak peserta langsung praktik menulis. Pertama, free writing. Kedua menulis lead atau teras berita. Ketiga menulis opini. Dan terakhir sebagai menulis opini atau berita utuh (boleh memilih) di akhir acara. 

Sebagai apresiasi atas antusiasme peserte malakukan praktik, Fatoni dan panitia memberi hadiah pada penulis tercepat dan terbaik.

Bagi peserta materi yang diberikan pemateri mudah dipahami karena disampaikan dengan bahasa yang sederhana. Adanya praktik juga sangat membantu memahami materi dan menggali seluruh informasi tentang ilmu jurnalistik.

Seperti disampaikan oleh Zahra Ristiara peserta dari Ekstrakurikuler Jurnalistik Muhiba.“Kegiatan MJW ini sangat membantu kami, para jurnalis sekolah, yang masih bingung saat wawancara, dan menulis hasil wawancara. Dan pemateri juga menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh kami,” ujarnya. (*)

Exit mobile version