![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2021/12/IMG-20200729-WA0010.jpg?resize=737%2C482&ssl=1)
Dukungan Plutokrat
Berkat dukungan plutokrat—pengambil kebijakan yang hanya mendengar aspirasi pemilik modal—para pemburu rente itu bisa melakukan penimbunan CPO, sehingga seperti yang terjadi selama semester pertama tahun 2022 rakyat Indonesia menjerit menghadapi kelangkaan minyak goreng.
Setelah plutokrat di lingkungan Kementerian Perdagangan dicopot dan ditangkap KPK, lalu penggantinya berusaha hadir dan berusaha bertindak bijak. Pimpinan yang baru tidak mau mengikuti kemauan pemburu rente. Hasilnya bangsa Indonesia kemudian mendapatkan kebijakan yang waras.
Dengan mengeksklusi pemburu rente, terbukti hanya dalam waktu dua pekan, Menteri Perdagangan yang baru bisa menurunkan harga minyak, persediaan minyak goreng tercukupi, petani sawit mendapat keuntungan karena mendapatkan harga TBS (tandan buah segar0 naik dengan harga yang pantas.
Pemburu rente ini harus dilawan. Mereka akan menjadi penghambat bangsa ini untuk melakukan upaya pemanfaatan kekayaan sumberdaya alam kita. Menghambat upaya menjaga ketahanan pangan. Menghambat transisi menuju energi hijau.
Merdeka dengan demikian harus diartikan sebagai munculnya pemimpin yang waras yang mampu melawan kekuatan pemburu rente.
Mereka mempersulit upaya memperbaiki kinerja lingkungan hijau yang saat ini kinerja Indonesia masih berada di bawah rerata global. Bahkan juga menghambat upaya menegakkan demokrasi substansial dan menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Merdeka dengan demikian harus diartikan sebagai munculnya pemimpin yang waras yang mampu melawan kekuatan pemburu rente. Merdeka bisa bermakna bebas tetapi juga bisa diartikan pembebasan, termasuk membebaskan bangsa ini dari dominasi pemburu rente.
Harus ada gerakan pembebasan sehingga tidak ada lagi pemimpin yang tidak tidak waras yang berjiwa menindas dan menghisap rakyat. Bangsa ini harus mendapatkan pemimpin waras yang tidak mau tunduk kepada pemburu rente, tetapi pemimpin yang berpihak kepada rakyat.
Oleh karena itu rekrutmen pemimpin, yang dalam hal ini pemilu sebagai sarana utama menentukan pilihan pemimpin haruslah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara cerdas. Pemilu transaksional hanya akan menguatkan urat syaraf pemburu rente. Pemilu transaksional dengan semboyan nomor piro wani piro, tongket (setong seket), jitus (siji satus), adalah ladang subur bagi tumbuh menguatnya gurita pemburu rente.
Pemilu 2024 kesempatan untuk memilih pemimpin yang waras, yang mampu melawan dan menghabisi pemburu rente. Oleh karena itu jangan sia-siakan kesempatan emas itu dengan membiarkan praktik politik transaksional terus berlanjut. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post