Akhirnya ‘Pelukis dengan Kaki’ Itu Punya SIM Khusus Difabel

Dari kiri: KRI Lantas Polres Gresik Iptu Mega Satriatama, Aipda Mardianto, Muhammad Amanatullah SPd, Syaiful Rizal SPd, dan Aiptu M. Safei (Istimewa/PWMU.CO)

Akhirnya ‘Pelukis dengan Kaki’ Itu Punya SIM Khusus Difabel; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni

PWMU.CO – Salah satu guru SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) Gresik, Jawa Timur, Muhammad Amanatullah SPd sukses mendapat Surat Izin Mengemudi (SIM) yang dia impikan, Rabu (7/9/2022) siang.  

Hal ini terwujud berkat sinergi Sanlantas Polres Gresik dengan Dinas Sosial Kabupaten Gresik dalam mewujudkan program SIM Khusus Wanita (SIM Kita) dan SIM Khusus Difabel (Simpel). 

Sejak sekitar pukul 8.00 pagi, Aam–sapaannya–tiba di Satlantas, di Jalan Raya Randuagung 1 Kebomas, Gresik. Dia tidak sendiri. Syaiful Rizal SPd–salah satu guru di sekolah polisi cilik itu–ikut mendampinginya. 

Setibanya di sana, salah satu polisi Aipda Mardianto menyambut Aam dan Rizal. Setelah Aam memarkir motor modifikasinya, https://pwmu.co/248041/07/16/sd-mugeb-serahkan-motor-modifikasi-untuk-pelukis-dengan-kaki/ sang polisi langsung memfasilitasi kursi roda untuk memudahkan mobilitas Aam. 

Jalani Rangkaian Tes 

Di sana, Aam tetap harus menjalani serangkaian tes. Mulai dari tes administrasi (pengecekan berkas-berkas), tes teori, hingga tes mengemudi. Mardiyanto langsung mendorong Aam yang duduk di kursi roda ke Ruang Khusus Difabel. Di sana, Aam mengisi formulir yang tersedia. 

“Jadi selama tes administrasi dan teori berlangsung, saya tidak turun sama sekali dari kursi roda. Alhamdulillah, sangat terbantu,” ujar pelukis dengan kaki yang tergabung di organisasi internasional Association of Mouth and Foot Painting Artist (AMFPA) itu, Jumat (9/9/22). 

Bahkan, ketika tes teori Aam jawab sendiri melalui komputer yang tersedia di sana, Mardiyanto tetap ramah mendampingi. Begitu pula saat hendak tes mengemudi. Mardiyanto telaten memasang dan memastikan keamanan helm yang Aam gunakan. Saat itu, ada pula Aiptu M. Syafii yang ikut memantau kemampuan Aam saat tes praktik. 

Berdasarkan penilaian Rizal yang ikut mendampingi Aam praktik mengendarai motor modifikasinya, Aam mampu berkendara dengan lincah. Hal ini dibenarkan Mardiyanto. Dia bersyukur sekaligus kaget saat melihat Aam berhasil melewati jalur zig-zag. “Wah, bisa, ya! Alhamdulillah ujian praktiknya lancar,” ujarnya. 

Aipda Mardianto mendorong Aam yang duduk di kursi roda setelah memarkir motor roda tiganya. Akhirnya ‘Pelukis dengan Kaki’ Itu Punya SIM Khusus Difabel (Syaiful Rizal/PWMU.CO)

SIM Langsung Jadi 

Setelah semua tahap dinyatakan lolos, barulah Aam diantar menjalani pemotretan pas foto. “Alhamdulillah SIM langsung jadi,” kata Aam. Saat itu selesai sekitar pukul 12.00 WIB. 

Pada dasarnya, Aam menyatakan ingin sekali punya SIM. “Jadi bisa kemana-mana lebih jauh, bisa tahu daerah mana-mana. Selama belum punya sepeda, daerah-daerah saya tidak tahu,” ungkapnya. 

Usai mendapat SIM, Aam semakin percaya diri dalam mengemudi. Dia membonceng keponakannya. Dia juga berani melewati jalan menanjak dan berbatu. “Selagi jalan menanjaknya tidak berdiri (terlalu ekstra menanjak) seperti jalan Putri Cempo, daerah sini itu bisa,” tambahnya. 

Selama ini, Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi memang berpesan kepada Aam, “Jangan berkendara ke luar jalan raya sebelum lancar. Latihan dulu di gang, latihan di jalan raya harus didampingi! Kalau merasa siap, baru mengendarai ke sekolah.” 

Usai mendapat kabar bahagia SIM D Aam sukses dia terima, Ari sangat bersyukur. “Saya mengucap terima kasih kepada Satlantas dan Dinsos yang telah memberi kesempatan Ustad Aam mengikuti tes untuk mendapat legalitas mengendarai,” ucapnya. 

Dengan mengantongi SIM itu, lanjut Ari, harapannya Aam bisa lebih percayaan diri dalam mobilisasi aktivitasnya dari rumah ke SD Mugeb, maupun beraktivitas ke tempat lainnya. 

Guru SD Mugeb Muhammad Amanatullah SPd sedang tes berkendara untuk mendapatkan SIM D (Syaiful Rizal/PWMU.CO)

Pantau Kelayakan Motor 

Ari juga menyatakan, dia terus memantau agar motor impian itu aman terpakai, di samping memupuk kemandirian beraktivitas. “Kita monitoring terus,” ujarnya. 

Aam membenarkan. Katanya, motor kesayangannya itu sudah tambah lampu dan rem depan, ganti as roda dan kampas, pindah pedal rem, dan servis lampu belakang (15/8/22) di bengkel Tama Jaya, Gresik. 

Penambahan rem depan itu kata Aam agar aman. “Kalau rem belakang saja munting karena roda satunya berhenti dan roda satunya kan los (tetap melaju). Kalau ada rem depan, roda belakang mengikuti yang depan. Setelah di servis, sekarang sudah enak dan tidak ada kendala lagi,” ungkapnya. 

“Buat jaga-jaga barangkali ada mobil yang rem mendadak atau pengendara lain yang tiba-tiba belok,” imbuhnya. 

Sebenarnya, Aam sendiri selalu memantau motor kesayangan yang dia beri nama Blacking. “Karena sudah terlalu cinta sama motornya jadi saya kasih nama Blacking. Habis saya pakai, saya dengarkan suara mesinnya. Takut kasar atau kenapa-kenapa, habis itu tidak lama ada Beat yang sama (lewat), eh ternyata memang suara mesinnya,” tuturnya sambil tertawa. 

“Sampai saya tanyakan ke teman-teman atau keponakan-keponakan saya, saya suruh dengar suara mesinnya. Alhamdulillah banyak yang bilang masih halus dan enak mesinnya. Jadi lega. Tambah cinta dan sayang sama Blacking,” imbuhnya. (*)

Exit mobile version