Aisyiyah Dirikan Sekolah Ibu, agar Bukan Bayi yang Disekolahkan

Peserta Sekolah Ibu (foto Uzlifah)

PWMU.CO – Klinik Keluarga Sakinah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang, memiliki program unik yaitu Sekolah Ibu. Sekolah yang berlangsung setiap Sabtu dan Ahad ini dibuka Hj Sri Herawati Ketua PDA Kota Malang di Ruang ICMI Kampus II UMM, Ahad (5/3) ini akan berlangsung sampai 23 April 2017.

Herawati perpesan tentang pentingnya menjadi seorang ibu yang cerdas. Karena ibu cerdaslah yang akan mampu mengantarkan menjadi keluarga sakinah. “Dan keluarga sakinah inilah yang merupakan dambaan bangsa,” ujarnya.

(Berita terkait: Bukan Hanya Orang Dewasa, Bayi pun Bisa Emosi: Materi Menarik dalam Sekolah Ibu)

Kepada pwmu.co, Ketua Klinik Keluarga Sakinah Lukluatul Ummah menyampaikan bahwa untuk melahirkan bayi-bayi yang cerdas, memang dibutuhkan rangsangan sejak dini. Rangsangan itu hanya bisa dilakukan secara efektif oleh pengasuh yang paling dekat dengan bayi. “Idealnya, tentu, Ibunya,” ucapnya. Karena itu, kata dia, sejatinya yang dibutuhkan adalah ibu yang cerdas. Ibu yang mampu menjalankan fungsinya sebagai pengasuh dan mendidik anak dengan maksimal.

Luluk menatakan, “Bisa kita bayangkan, betapa repotnya jika seluruh ibu di negeri ini rame-rame mengirimkan bayinya ke sekolah karena khawatir anaknya tertinggal kecerdasannya,” sindirnya. “Pasti sekolah–sekolah bayi itu akan berjubel, dan tentu hal ini tidak menyelesaikan persoalan, justru akan menambah masalah karena berpotensi untuk merenggangkan hubungan antara ibu dan anak.”

(Baca juga: Pesan Ketua PP Aisyiyah untuk Kader Muda: Sisihkan Waktu untuk Persyarikatan, Bukan Sisakan)

Oleh karena, tuturnya, muncullah ide cerdas dari ibu–ibu Aisyiyah untuk mengadakan program Sekolah Ibu. “Ini sebagai kebutuhan pokok para ibu atau calon ibu. Jadi bukan bayinya yang disekolahkan,“ tegas Luluk.

Sementara itu Ketua Divisi Sekolah Ibu Ir Ninik Ulfa mengatakan, sekarang ini banyak perempuan berpendidikan tinggi, bahkan mencapai gelar doktor atau profesor, tetapi tidak terampil dalam ilmu-ilmu kerumahtanggaan. “Kalau toh mau cerdas, kaum ibu ini terpaksa otodidak dari sumber sana-sini yang belum tentu mumpuni. Trial by error, learning by doing,” kritiknya.

(Baca juga: Akreditasi PAUD: Inilah Syarat dan Ketentuan yang Harus Diperhatikan untuk Hasil Terbaik)

Menurut Ninik, kaum perempuan tak pernah disiapkan secara khusus menjadi ibu rumah tangga yang tangguh. “Padahal di sinilah ladang pahala kaum perempuan. Di antara sederet pahala yang disediakan untuk perempuan yang menjalankan fungsinya sebagai guru pertama dan utama sebagaimana   Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW, red) di surga.’,” tambah Ninik

Ninik mengungkapkan, materi–materi yang akan diberikan dalam Sekolah Ibu meliputi Persiapan Menjadi Ibu Ditinjau dari Islam, Psikologi, dan Kesehatan. Ada juga materi Pengasuhan Anak secara Islami, Kisi-Kisi Psikologi untuk Ibu dan Anak, Kisi-Kisi Kesehatan bagi Ibu dan Anak, Nutrisi dan Menu Makan Bayi dan Anak dan Kiat Pengasuhan Anak dari Segi Islam, Psikologi dan Kesehatan. (Uzlifah)

Exit mobile version