The Real Winner is Qatar

The Winner
Lionel Messi memakai bhist saat menerima trofi Piala Dunia di Qatar.

The Real Winner is Qatar oleh Dhimam Abror Djuraid, pengamat sepakbola.

PWMU.COThe winner is Messi, but the real winner is Qatar. Sang juara adalah Messi, tetapi juara yang sesungguhnya adalah Qatar. Begitu kalimat terakhir, closing remark, dari komentator sepakbola internasional ketika menutup pertandingan final Piala Dunia 2022 antara Argentina vs Prancis, Ahad (18/12) lalu.

Argentina menjadi juara dunia, dan pendukungnya berpesta pora di Doha, Qatar, dan Buenos Aires, Argentina. Seluruh dunia gegap gempita menyambut Lionel Messi yang resmi menasbihkan diri sebagai The GOAT, the greatest of all time. Pemain paling hebat sepanjang masa. Selama ini gelar The GOAT masih diperdebatkan antara Messi, Pele, Maradona, dan Cristiano Ronaldo.

Maradona dan Pele tidak hidup semasa dengan Messi. Pesaing terdekat Messi hanya Ronaldo. Messi sudah memenangkan Piala Dunia, dan Ronaldo bersama Portugal gagal di perempat final maka Messi sudah menasbihkan diri sebagai The GOAT saat ini.

Tapi masih ada pesaing lainnya bagi Messi. Dialah Kylian Mbappe, bintang muda Prancis yang menjadi tumpuan utama Prancis  dan memecahkan rekor sebagai pemain yang mencetak hattrick di final Piala Dunia.

Rekor sebelumnya dipegang oleh pemain Inggris Geoff Hurst yang mencetak trigol pada final Piala Dunia 1966 yang dimenangkan oleh Inggris.

Pewaris Messi

Final di Qatar disebut-sebut sebagai persaingan antara Messi dan Mbappe untuk menjadi yang terbaik di dunia. Tetapi dua pemain itu beda generasi. Messi sekarang berusia 35 tahun dan Mbappe baru 23 tahun.

Messi sudah menjadi ikon sepakbola dunia selama dasawarsa ini, sementara Mbappe adalah the icon in the making. Calon ikon yang bakal mewarisi Messi.

Meski demikian persaingan itu tidak bisa dihindarkan. Pada pertandingan final terlihat bagaimana dua pemain itu menjadi tumpuan tim masing-masing. Apalagi keduanya juga memperebutkan status top scorer, karena sebelum final sama-sama mengantongi 5 gol.

Akhirnya Messi membuktikan sebagai yang terbaik dengan mencetak dua gol. Mbappe mencetak hattrick, tetapi tidak bisa membawa Prancis juara karena pada babak adu penalti Prancis kalah 2-4.

Messi membawa Argentina menjadi juara dunia untuk kali ketiga. Mario Kempes membawa Argentina menjadi juara dunia pada 1978, Maradona membawa Argentina juara dunia pada 1986, dan sekarang giliran Messi membawa Argentina sebagai kampiun dunia.

Messi dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen. Mbappe naik ke podium mendapat penghargaan Golden Boot. Sepatu emas. Sebagai pencetak gol terbanyak dengan 8 gol. Tetapi perdebatan tidak berhenti sampai di situ.

 Konglomerat Qatar

Para pundit masih tetap memperdebatkan siapa yang terbaik di antara keduanya. Persaingan itu sangat mungkin akan merambat sampai ke level klub. Sebagaimana dimafhumi, Mbappe dan Messi berasal dari klub yang sama, yaitu Paris Saint Germain (PSG) milik konglomerat Qatar Nasser Al-Khelaifi.

Messi boleh menjadi superstar dunia, tetapi di PSG Mbappe adalah si anak emas kesayangan PSG. Ia dikontrak jangka panjang dan disebut-sebut mempunyai privilege untuk menentukan siapa yang menjadi pelatih PSG, dan pemain mana saja yang harus dikontrak oleh PSG. 

Di pentas Piala Dunia Messi boleh menjadi juara dan Mbappe boleh menjadi top scorer. Tetapi juara yang sebenarnya ada perhelatan Piala Dunia ini tidak lain adalah tuan rumah Qatar. Messi dan Mbappe sama-sama menjadi anak buah Al-Khelaifi di PSG.

Andai timnas Brazil—yang menjadi favorit Piala Dunia—bisa memenangkan Piala Dunia kali ini, Qatar tetap akan menjadi pemenang yang sesungguhnya, karena bintang utama Brazil, Neymar Junior, juga menjadi anak buah Al-Khelaifi di PSG.

Qatar sudah menunjukkan kepada dunia bahwa perhelatan Piala Dunia kali ini adalah yang terbaik sepanjang masa. Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Gianni Infantino, Presiden FIFA, otoritas sepakbola internasional.

Ia menegaskan, Piala Dunia kali ini adalah yang terbaik sepanjang masa. Baik dari segi penyelenggaraan tuan rumah, maupun dari kualitas setiap pertandingan sejak babak penyisihan sampai babak final.

Bhist

Ketika Messi naik ke podium untuk menerima trofi Piala Dunia yang terbuat dari emas murni seberat 6 kilogram, Emir Qatar Tamim bin Hamad yang didampingi Gianni Infantino tidak langsung menyerahkan trofi kepada Messi. Ia terlebih dahulu mengenakan gamis tradisional Qatar, bhist, kepada Messi.

Messi kemudian menerima trofi Piala Dunia dengan mengenakan bhist berwarna hitam berhias emas. Komentator BBC (Britis Broadcasting Corporation) berkomentar nyinyir dan menganggap adegan itu memalukan. Tetapi banyak netizen yang memuji Messi yang menghormati tuan rumah dengan bersedia memakai pakaian tradisional Qatar.

Perhelatan Piala Dunia sebulan terakhir ini melambungkan nama Qatar di seluruh dunia. Sebelum perhelatan ini mungkin tidak banyak orang yang mengenal Qatar. Tetapi sejak Piala Dunia, orang seluruh dunia mengenal nama Qatar.

Piala Dunia kali ini menjadi sarana promosi yang dahsyat bagi Qatar dan bagi Islam. Tidak pelak, dunia mendapat kesan impresif mengenai Islam yang moderat, modern, dan kaya raya dari Qatar. Negara kecil seluas 12.000 kilometer dan berpenduduk sekitar 3 juta orang itu sekarang menjadi kekuatan yang sangat diperhitungkan dalam jagat geopolitik internasional.

Qatar dengan sangat cerdik mempergunakan ”diplomasi olahraga” khususan sepakbola, sebagai sarana promosi internasional. Untuk penyelenggaraan Piala Dunia ini Qatar menggelontorkan dana USD 200 mliliar.

Jumlah itu serasa kacang bagi pemerintah Qatar yang mempunyai cadangan minyak 15 miliar barel dan cadangan gas alam 2,4 triliun kubik. Jumlah ini hanya kalah dari Rusia dan Iran. Dengan keterlibatan Rusia dalam perang melawan Ukraina dan Iran yang diembargo oleh Amerika Serikat, rezeki nomplok jatuh ke Qatar.

Diplomasi Olahraga

Qatar menjadi negara Timur Tengah dan negara Islam pertama yang menjadi tuan rumah tunggal Piala Dunia. Pada 2002 Jepang menjadi tuan rumah bersama Korea Selatan. Baru kali ini, di Piala Dunia, seluruh dunia Islam bersatu dan mendukung Qatar. Meskipun tim Qatar gagal di babak penyisihan, tetapi dunia Islam mendukung timnas Maroko yang melaju sampai ke semifinal sebelum dihentikan oleh Prancis.

Qatar dan Maroko menjadi representasi wajah Islam. Setiap kali Maroko menyelesaikan pertandingan, semua pemain, pelatih, dan ofisial melakukan sujud syukur. Ketika mengalahkan Spanyol dan Portugal– dua kekuatan raksasa Eropa—pemain-pemain Maroko bersujud syukur. Ketika dikalahkan Prancis pun pemain-pemain Maroko tetap bersujud syukur setelah pertandingan.

Bintang-bintang Maroko seperti Asyraf Hakimi—bermain di PSG bersama Messi dan Mbappe—membawa ibunya ke stadion dan mencium sang ibu setiap selesai pertandingan. Pemain-pemain Barat sibuk membawa dan memamerkan WAG, wives and girlfriends, yang cantik dan berpakaian seksi ke stadion, tapi pemain Maroko membawa ibu dan bapaknya yang berpakaian muslim.

Qatar dengan tegas melarang penggunaan lambang LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) untuk ban kapten tim, dan melarang semua simbol LGBT ke stadion. Hal ini memunculkan protes keras dari tim Eropa terutama Jerman. Tapi FIFA dan Qatar tetap bersikeras menerapkan aturan itu. Jerman akhirnya dipermalukan karena kalah oleh Jepang dan tersingkir di babak penyisihan.

Turnamen Qatar menjadi perhelatan yang paling aman, karena tidak ada kerusuhan atau tawuran antara suporter, seperti yang selama ini terjadi di Piala Dunia di berbagai negara. Kebijakan Qatar yang tidak mengizinkan penjualan alkohol menjadi salah satu faktornya.

Qatar telah menjadi kampiun dunia Islam. Arab Saudi ingin menasbihkan diri sebagai penghulu dunia Islam, tetapi modernisasi yang dilakukan oleh Pangeran Muhammad bin Salman mengarah pada westernisasi dan bahkan sekularisasi.

Pembangunan Kota Modern Neom–yang akan menjadi kota supermodern internasional–memakai standar Barat, termasuk menyediakan alkohol dan tempat hiburan ala Barat.

Turki juga berusaha menjadi panglima negara-negara Islam untuk menghidupkan kembali kejayaan kekhalifahan Utsmaniyah. Kepemimpinan Tayep Erdogan banyak dikagumi oleh umat Islam internasional. Tetapi gaya politik Erdogan yang cenderung otoriter membuatnya banyak musuh.

Iran sejak lama ingin diakui sebagai Republik Islam yang menjadi contoh bagi negara-negara berpenduduk muslim di seluruh dunia. Tetapi Iran adalah negara Syiah, sementara dunia Islam internasional mayoritas sunni. Kepemimpinan Syiah masih tetap dicurigai oleh penganut Sunni.

Di antara kevakuman itu Qatar muncul dengan ide brilian dengan memanfaatkan diplomasi olahraga sebagai sarana dakwah Islam. Sukses penyelenggaraan Piala Dunia ini akan dikenang sepanjang masa. Nama Qatar akan selalu harum di kalangan dunia Islam dan kalangan internasional pada umumnya. Investasi besar untuk Piala Dunia sudah terbayar instan dengan keharuman nama Qatar dan banyaknya kunjungan turis di masa mendatang.

Messi dan Argentina boleh menjadi juara dunia. Tetapi the real champion adalah Qatar. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version