Beda Gaya Penampilan dan Kepemimpinan, Ketua PWM Jatim Sukadiono Ajak Bersinergi

Sukadiono (kanan) bersama Sekretaris PWM Jatim Biyanto dan M. Saad Ibrahim (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

Beda Gaya Penampilan dan Kepemimpinan, Ketua PWM Jatim Sukadiono Ajak Bersinergi; Tulusan Sayyidah Nuriyah. Editor Mohammad Nurfatoni 

PWMU.CO – Usai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM menerima serah terima jabatan dari Ketua PWM Jatim periode 2015-2022 Dr M Saad Ibrahim MA, Sukadiono menyampaikan, “Atas nama PWM Jawa Timur 2022-2027 kami berat karena prestasi yang sudah dibuat PWM periode 2015-2022.”

“Kami harus bekerja keras untuk bisa membuat program-prorgam yang harus lebih baik dan maju untuk persyarikatan, kepentingan umat,” imbuh pria yang akrab disapa Suko, Jumat (13/1/2023) siang.

Di lantai 3 Gedung PWM Jatim itu Suko menekankan mereka harus bersinergi. “Inti dari organisasi itu manajemen. Inti dari manajemen itu leadership. Inti dari leadership itu komunikasi. Inti komunikasi adalah kelapangan hati,” tegasnya.

Menurutnya, itulah yang menjadi kunci bagaimana mereka melapangkan hati, khususnya ke PWM Jatim yang baru. “Agar kita bisa bersinergi untuk membuat program atau aktivitas yang lebih baik, lebih bekermajuan dibanding PWM sebelumnya,” imbuhnya.

Salah satu ciri kesuksesan kepemimpinan menurutnya ialah change (melakukan perubahan). Dia menyatakan, “Tentu ini menjadi tugas berat kami untuk bisa menjaga marwah Muhammadiyah di periode 2022-2027.”

Sukadiono (ketiga dari kanan) saat hendak menandatangani berita acara serah terima jabatan PWM Jatim. Beda Gaya Penampilan dan Kepemimpinan, Ketua PWM Jatim Sukadiono Ajak Bersinergi (Mohammad Nurfatoni/PWMU.CO)

Beda Gaya Penampilan

Suko mengakui, dirinya memang berbeda dengan ketua sebelumnya dalam hal style (gaya) penampilan. “Saya orang yang tidak terlalu suka pakai kopiah. Kata Pak Tamhid (Tamhid Masyhudi, Sekretaris PWM Jatim 2015-2022) untuk kepentingan estetika foto, saya dipaksa pakai kopiah. Sebenarnya saya tidak suka pakai kopiah supaya ada bedanya antara dokter dengan bukan dokter,” candanya.

Suko nyaman menampilkan kebotakannya. Kata dia, kebotakan itu termasuk salah satu ciri dokter. “Termasuk dr Tjatur (Tjatur Priyambodokan, anggota MPKU PWM Jatim) botak juga,” tambahnya diikuti tawa peserta.

Ciri dokter lainnya ialah berambut putih. “Seperti dr Absor itu kan rambutnya putih. Ini yang membedakan,” lanjutnya, menunjuk Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PWM Jatim 2015-2022 dr Sholihul Absor MKes.

“Sehingga kalau saya dipaksa style seperti Pak Kiai Saad, saya tidak mungkin bisa. Saya kalau santai ya selalu pakai celana jins. Kalau Pak Kiai Saad kadang pakai sarung, kadang pakai baju takwa. Saya tidak terlalu suka, meskipun ketakwaannya belum tentu kalah,” ujarnya. Lagi-lagi memecahkan tawa hadirin siang itu.

Hal ini karena Suko berpendapat, style tidak bisa dipaksa. Sambil memohon maaf, dia mengakui kalau diberi gelar Kiai Haji akan tambah pusing. “Rambutnya sudah botak, dibebani dengan kiai, nanti tambah botak lagi,” katanya.

Maka dia meminta bisa diberi kesempatan tampil seperti apa adanya.  “Seperti style yang selama ini saya miliki. Selalu menebar senyum, pakaiannya ya santai-santai saja. Saat menonton sepak bola saya memakai jersey Real Madrid atau Persebaya. Tapi jarang saya menonton sepak bola pakai kopiah, bahkan tidak pernah sama sekali,” candanya.

Beda Gaya Kepemimpinan

Tak hanya soal penampilan, Suko mengakui dalam style kepemimpinan dirinya dan Saad juga berbeda. “Semua punya style sendiri-sendiri. Karena leadrship itu seni yang masing-masing orang akan berbeda,” ujarnya.

Meski demikian, Suko menegaskan tujuan mereka sama. Yaitu bagaimana menjaga marwah Muhammadiyah melalui program-program atau aktivitas-aktivitas yang bisa membawa kemajuan Persyarikatan Muhammadiyah yang bermanfaat bagi kepentingan bangsa dan negara.

Untuk yang lain-lain pun menurut Suko basicnya sama. “Karena kami sudah berkumpul 12 tahun, bagaimana kita membangun PWM Jatim supaya menjadi PWM yang tetap disegani, disungkani,” imbuhnya.

Disegani ini bukan masalah jumlah anggota Muktamar, tapi menurutnya memang karena perkembangan amal usaha di Jawa Timur yang luar biasa. “Dengan jumlah minoritas tapi kirpahnya dalam mengembangkan AUM itu luar biasa. Ini yang berat lima tahun ke depan,” ungkapnya.

Namun Suko optimis, “Insyaallah dengan pertolongan Allah dan doa Rabbi adkhilni mudkhala shidqi wa akhrijni mukhraja shidqi waj’allii mil ladunka sulthanan nashiraa kami sangat yakin kami bisa menjaga marwah PWM Jatim ini dengan sinergitas dan kekompakan yang akan kami bangun selama lima tahun yang dilandasi kelapangan hati masing-masing.” (*)

Exit mobile version