UM Surabaya Gelar Workshop dan Pendampingan Pengembangan Modul Ajar

Dosen PGSD UM Surabaya Lakukan Workshop dan Pendampingan Pembelajaran (Adimas Setiawan/PWMU.CO)

UM Surabaya Gelar Workshop dan Pendampingan Pengembangan Modul Ajar, liputan kontributor PWMU.CO Surabaya Adimas Setiawan

PWMU.CO – Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya melaksanakan Workshop dan Pendampingan Pengembangan Modul Ajar dan Media Pembelajaran Interaktif, Sabtu (25/2/2023).

Kegiatan ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) 5 Surabaya dan diikuti 11 orang guru perwakilan dari beberapa Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah yang ada di Kota Surabaya.

Ketua Kelompok Kerja Kepala sekolah Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Kota Surabaya Umi Sarofah mengatakan workshop ini merupakan implementasi Kurikulum Merdeka sebagai program kemitraan masyarakat.

“Acara ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan wawasan guru atau pendidik terhadap pentingnya pengembangan modul ajar dan media pembelajaran dalam menciptakan proses pembelajaran yang interaktif.”

Dia berharap dengan adanya sekolah Muhammadiyah memiliki modul ajar dan media pembelajaran interaktif yang dapat bermanfaat untuk internal sekolah Muhammadiyah sediri serta juga dapat bermanfaat untuk sekolah umum lainnya.

Literasi dan Pembelajaran

Dalam materinya, Ketua Program Studi (Kaprodi) PGSD menjelaskan literasi memiliki peran yang sangat penting.

“Dalam menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, lingkungan belajar yang literat sangat mendukung keterampilan literasi siswa.”

Untuk itu, tekannya, literasi memiliki peranan urgen dalam mencipta pembelajaran yang menarik.

Sementara itu, Dosen PGSD Badruli Martati menyampaikan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah Pembelajaran Berbasis Masalah dan Project Based Learning (PBL).

“Artinya, model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dicapai peserta didik.”

Model pembelajaran ini, lanjutnya, merupakan kunci utama dalam mengembangkan modul ajar yang akan dikembangkan oleh guru atau pendidik peserta kegiatan workshop dan pendampingan pembelajaran.

Sedangkan pada materi media pembelajaran interaktif yang disampaikan Adi Firmannandya. Dia menjelaskan terkait rancangan yang dibutuhkan dalam pembuatan media pembelajaran interaktif.

“Media pembelajaran interaktif yang dibutuhkan ada 4 item yakni Identifikasi masalah, penyusunan solusi, Konsep perancangan atau desain dan evaluasi,” ungkapnya. (*)

Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version