Tiga Pertanyaan dan Jawaban Al-Quran agar Manusia Selamat

Tiga Pertanyaan dan Jawaban Al-Quran Agar Manusia Selamat. Ketua PDM Lamongan periode 2022-2027, Drs H Shodikin MPd saat menyampaikan tausiyah shubuh pada acara Musyda Ke-12 (Maslahul Falah/PWMU.CO)
Tiga Pertanyaan dan Jawaban Al-Quran Agar Manusia Selamat. Ketua PDM Lamongan periode 2022-2027, Drs H Shodikin MPd saat menyampaikan tausiyah shubuh pada acara Musyda Ke-12 (Maslahul Falah/PWMU.CO)

Tiga Pertanyaan dan Jawaban Al-Quran agar Manusia Selamat. Liputan Maslahul Falah, Kontributor PWMU.CO Lamongan

PWMU.CO – Ketua PDM Lamongan terpilih, Drs H Shodikin MPd, memberikan tausiyah perdana saat Kuliah Shubuh di Masjid Ki Bagus Hadikusuma Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Ahad (5/3/2023).

Di hadapan jamaah yang terdiri dari anggota, peserta, dan peninjau Musyda Ke-12 Muhammadiyah Lamongan, Shodikin menguraikan tiga pertanyaan yang harus dijawab, agar kita menjadi manusia yang selamat.

“Menuju manusia selamat dunia dan akhirat kita diliputi pertanyaan. Pertama, dari mana kita datang? Kedua, di dunia ini untuk apa? dan yang ketiga setelah di dunia ini kita mau ke mana?” kata Shodikin.

Menurutnya, tiga pertanyaan ini butuh jawaban yang benar. “Tetapi ketika jawabannya kita kembalikan kepada al-Quran, maka kita akan dibersamai oleh Allah,” katanya.

Lebih lanjut, Ketua PDM Lamongan periode 2015-2022 ini menguraikan satu persatu tiga jawaban dari pertanyaan di atas.

“Pertama, kita adalah ciptaan Allah. Al-Quran Surat al-Mukminun ayat 12-16 menjelaskan tentang hal ini. Dari ayat-ayat tersebut dijelaskan, bahwa kita diciptakan dari saripati tanah. Lalu menjadi nutfah yang disimpan dalam tempat yang kokoh, yakni rahim sang ibu kita,” tutur pria kelahiran Lamongan 19 Oktober 1966 ini.

Lalu nutfah itu, imbuhnya, diciptakan Allah menjadi segumpal darah, kemudian diciptakan lagi menjadi segumpal daging.

“Dari segumpal daging ini diciptakan menjadi tulang, yang kemudian tulang ini dibungkus oleh Allah dengan daging, lalu Allah menjadikan sebagai ciptaan yang lain, yakni menjadi manusia sempurna,” terang Shodikin.

Selanjutnya, untuk pertanyaan kedua, di dunia ini kita untuk apa? Menurutnya, makhluk baru dari kandungan ibu ini dilahirkan ke alam nyata, dalam keadaan tidak mengetahui apapun.

“Kemudian kita dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, dan af’idah. Ketentuan ini sudah secara jelas ditulis dalam al-Quran Surat an-Nahl ayat 78. Mari kita perhatikan akhir dari ayat ini, yakni la`allakum tasykurun, agar kalian bersyukur kepada Allah SWT,” urai Shodikin.

Dunia Hanya Titipan

Sekretaris PDM Lamongan periode 2010-2015 ini menuturkan, manusia diciptakan oleh Allah dan diberi kesempatan hidup di dunia sampai ajal mendatanginya.

“Di dalam al-Qur’an, kita diciptakan untuk beribadah kepadaNya. Kita menjadi hamba Allah Yang Maha Rahman, karenanya, apapun yang diberikan kepada kita ini hakikatnya hanyalah titipan dari-Nya dan semuanya hanya sementara,” ucap Shodikin.

“Kalaupun kita merasa punya tanah, punya rumah yang ada sertifikatnya, hanya berapa lama kita memilikinya? Kita harus merasa bahwa ini semua titipan Allah, oleh sebab itu kita hidup biasa-biasa saja. Allah lah sebagai tuan kita. Kita hidup untuk mencari ridha-Nya,” tandas Ketua BKPSDM Lamongan ini.

Masih menjawab pertanyaan yang kedua, menurut Shodikin, manusia diciptakan tersebar di dunia yang luas ini adalah sebagai khalifah, yang akan memimpin dan mengelola bumi.

“Tugas kita agar menjadi rahmatan lil alamin. Kalau kita ditanya, kebaikan apa yang kita tinggalkan dan dengan apa akan kita tinggalkan?” katanya.

Sementara itu, menjawab pertanyaan ketiga, yakni kemana kita akan pergi setelah dari dunia ini? Menurut Shodikin, akhirat adalah tempat abadi.

“Karena itu, kesenangan yang kita raih, pakaian kebesaran yang melekat dalam tubuh kita, semua itu hanyalah hiasan dunia. Kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan. Maka dari itu, mari kita berupaya berbuat baik dan malu berbuat jelek sampai hembusan nafas terakhir,” tandas Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan 2017-2022 ini. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version