Islam Berkemajuan sebagai Identitas Muhammadiyah Punya Rujukan Historis

Prof Hedar Nashir: Islam Berkemajuan sebagai Identitas Muhammadiyah Punya Rujukan Historis (Masruri/PWMU.CO)

Islam Berkemajuan sebagai Identitas Muhammadiyah Punya Rujukan Historis; Penulis Masruri 

PWMU.CO – Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan Islam Berkemajuan telah menjadi identitas Muhammadiyah. “Islam Berkemajuan sudah menjadi identitas kita (Muhammadiyah),” katanya. 

Haedar menyampaikan hal itu di hadapan 300-an peserta Pengkajian Ramadhan yang diselenggarakan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di Aula FKIP Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Jakarta Timur, Jumat (31/03/2023).

Menurut Haedar, secara historis, gagasan Islam Berkemajuan tersebut diambil dari kata yang paling sering diucapkan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan. Dari beberapa literasi menunjukkan adanya istilah kemajuan. Misalnya dari statuen Muhammadiyah yang menuliskan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah untuk memajukan Islam.

“Dalam sejarah tercatat bahwa Kiai Dahlan sering mengucapkan kata berkemajuan dalam bahasa Jawa. Dalam sebuah pidato iftitah yang tertulis, terdapat istilah pimpinan dan pemimpin kemajuan Islam,” kata Haedar.

Dari pidato tersebut, lanjutnya, menunjukkan bahwa Kiai Haji Ahmad Dahlan berharap orang Muhammadiyah menjadi pemimpin kemajuan Islam sebagaimana Islam yang sejatinya pernah membawa kemajuan peradaban.

“Kata berkemajuan juga terdapat dalam makalah di perpusatakaan kantor majalah Suara Muhammadiyah yang salah satu isinya tentang matan keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah,” ujarnya

Dalam tulisan ini disebutkan bahwa salah satu ciri masyarakat Islam yang sebenarnya adalah berkemajuan.“Kesimpulannya bahwa kata berkemajuan, kemajuan, maju, itu sudah melekat dengan kelahiran, pertumbuhan dan perkembangan Muhammadiyah. Sehingga jejak yang sahih ada pada Muhammadiyah. Muhammadiyah lahir sebagai Islam Berkemajuan,” terang Haedar.

Merujuk Quran dan Sunnah

Melalui Pengkajian Ramadhan ini, Haedar mengajak warga Muhammadiyah untuk merumuskan Islam Berkemajuan yang merujuk kepada aAl-Qur’an dan sunnah (hadits). 

“Rujukan-rujukan Islam berkemajuan banyak sekali, nanti silakan dielaborasi. Tentu ayat-ayat al-Qur’an tentang kemajuan harus menjadi dasar kita dalam pandangan Islam. Islam itu kaya sekali ayat-ayat al-Qur’an tentang kemajuan,” ujar Haedar.

Haedar mengatakan, ketua Muhammadiyah di masa lampau juga selalu memperkenalkan istilah kemajuan. “Pendiri Muhammadiyah dan Muhammadiyah, gagasan dan pemikirannya yang sangat maju,” imbuhnya, menegaskan. 

Namun demikian, Haedar juga mengajak warga persyarikatan untuk bersyukur atas nikmat Allah SWT dan jejak para tokoh Muhammadiyah. 

Oleh karena gagasan Islam Berkemajuan inilah, Muhammadiyah dan Aisyiyah menjadi gerakan yang besar di masa sekarang. 

“Tugas kita memperbaharui tidak pernah berhenti agar hal ini terus menjadi gerakan berkemajuan,” kata Haedar.

Untuk diketahui, kegiatan pengkajian ramadhan kali ini digelar sejak Jumat hingga Minggu mendatang.

Pesertanya kali ini merupakan warga persyarikatan dari pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Mulai dari pusat hingga daerah, termasuk majelis-majelis, organisasi otonom, amal usaha Muhammadiyah, dan civitas akademika Uhamka serta Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Tak kalah menariknya dari agenda pengkajian Ramadhan tahun ini adalah akan diselenggarakan diskusi dalam wujud talk show film Buya Hamka. Bahkan diskusi kali ini pun akan memperkenalkan aktor-aktor film bersejarah yang fenomenal Buya Hamka tersebut. (*)

Penulis Mashuri Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version