Pilih Pemimpin Jangan karena Iku Koncoku, Iku Dulurku

Pilih Pemimpin Jangan Karena Iku Koncoku, Iku Dulurku. Dra Hj Rukmini Amar MAP memberikan sambutan pada Musyda Ke-7 Aisyiyah Kota Probolinggo Ahad (21/5/2023) (Tanti Rahmayani/PWMU.CO)
Pilih Pemimpin Jangan Karena Iku Koncoku, Iku Dulurku. Dra Hj Rukmini Amar MAP memberikan sambutan pada Musyda Ke-7 Aisyiyah Kota Probolinggo Ahad (21/5/2023) (Tanti Rahmayani/PWMU.CO)

Pilih Pemimpin Jangan karena Iku Koncoku, Iku Dulurku. Liputan Izza El Mila, Kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo

PWMU.CO – Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Dra Hj Rukmini Amar MAP hadir memberikan sambutan pada acara Musyawarah Daerah (Musyda) ke-7 Aisyiyah Kota Probolinggo yang berlangsung Ahad (21/5/2023).

Mengawali sambutannya, Rukmini memberikan apresiasi kepada para sesepuh dan pinisepuh Aisyiyah yang setia membersamai kegiatan-kegiatan yang ada.

“Sesepuh dan pinisepuh adalah orang-orang yang senantiasa membersamai dalam nasehat, dan mendampingi memperjuangkan persyarikatan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, Musyawarah Daerah (Musyda) merupakan permusyawaratan tertinggi tingkat daerah, yang di dalamnya ada laporan pertanggungjawaban (LPJ), pemilihan pimpinan, dan pengesahan program untuk lima tahun ke depan.

“Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur memiliki keberanian dan tekad yang kuat untuk tertib kaidah organisasi. Bahwa sembilan pimpinan yang dipilih di tingkat daerah tidak boleh dipilih lagi di Cabang ataupun Ranting,” tegasnya.

Pilih Pemimpin yang Mengagendakan Perubahan

Dia menambahkan, sesuai namanya yakni formatur, sembilan orang ini yang akan memformat dan mengawal program yang telah disepakati bersama.

Lebih lanjut, Rukmini menjelaskan tiga persoalan kepemimpinan, yaitu komitmen berorganisasi, kompetensi ilmu dan bisa mengagendakan perubahan.

“Ketua dan sekretaris itu bukan untuk dikongkon-kongkon (disuruh-suruh). Kepemimpinan di Aisyiyah itu kolektif kolegial,” ungkapnya.

Dia juga menegaskan, agar memilih pemimpin itu bukan karena pertemanan atau kekerabatan. “Memilih pemimpin itu bukan karena iku koncoku (itu temanku), iku dulurku (itu saudaraku),” tegasnya.

Menurutnya, perempuan juga harus mengagendakan perubahan. Meskipun setiap perubahan akan menghadapi tantangan besar.

“Banyak orang yang tidak suka perubahan, padahal setiap waktu, tanggal dan bulan berubah,” jelasnya .

Dia menuturkan, agenda perubahan akan memproyeksikan masa depan yang lebih baik, serta mewujudkan strategi dengan sistematis.

“Selamat Musyda Ke-7 Aisyiyah Kota Probolinggo. Susunlah program skala prioritas. Minta persetujuan Pimpinan Daerah Muhammadiyah, dan persiapkan untuk mengadakan Musycab,” pungkasnya. (*)

Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version