Lima Nasihat untuk PDM

Lima nasihat
Wakil Ketua PWM Dr Samsudin membuka Musyda Trenggalek. (Kamas/PWMU.CO)

PWMU.CO– Lima nasihat untuk PDM disampaikan oleh Wakil Ketua PWM Jatim Dr Samsudin saat membuka Musyda ke-11 Muhammadiyah-Aisyiyah Trenggalek di MBS Kampus 3 Pogalan, Jumat (19/5/2023).  

Dia menyampaikan, menjalankan roda organisasi itu menyatukan pikiran orang banyak. Tentu tidak mudah, sehingga pemimpin yang baik adalah yang mampu menghimpun dan memaksimalkan energi positif dan meminimalisir energi negatif dari tiap orang. 

”Dengan demikian terjadilah kolaborasi pemikiran yang bermula dari sebuah taaruf menjadi sebuah taawun sehingga bisa menjadi kebaikan bagi banyak orang,” katanya.

Lantas dia memberi lima nasihat untuk PDM Trenggalek yang mengadakan Musyda ke-11. Pertama, pimpinan Muhammadiyah daerah harus memiliki visi yang jelas. Visi PDM adalah visi PWM. Visi PWM adalah juga visi PP Muhammadiyah.

”Dakwah sesungguhnya bukan hanya dakwah mimbariyah. Tetapi dakwah bil hal,” ujarnya. Dia mencontohkan, ditugasi PWM ke Lekok Pasuruan menyerahkan bantuan perahu pada nelayan yang perahunya rusak dan tidak memiliki uang untuk melaut.

Nelayan, kata dia, di samping punya jala harus punya perahu. ”Nelayan yang punya jaring tanpa perahu sama dengan orang yang punya rokok tanpa korek. Tidak bisa diapa-apakan.  Ini adalah dakwah mengajak masyarakat pada kebaikan,” tuturnya.

Kedua, seorang ketua PDM memiliki tugas menciptakan kekuatan batin dan rohani. Dengan tekad yang membaja, kekuatan rohani yang luar biasa, arek-arek Suroboyo bisa melawan penjajah dan meraih kemenangan. Iman adalah sumber kekuatan.

Ketiga adalah perubahan. ”Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin itulah orang yang beruntung. Barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin tertipu. Barangsiapa hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka dia amat merugi. Maka seorang pemimpin harus melakukan perubahan kalau perlu revolutif supaya kemaslahatan manusia teratasi dengan baik,” tuturnya.

Keempat, pemimpin harus bisa menjadi uswah. Tempatkan dirimu untuk pantas diteladani. Perkataanmu, perbuatanmu, gagasanmu,  caramu menyelesaikan persoalan. Seorang pemimpin harus bisa jadi uswah,  teladan, panutan masyarakat yang dipimpinnya.

Kelima, pemimpin harus meninggalkan ego sektoral masuklah ke ego komunal. Seperti pemerintah Kabupaten Trenggalek yang mengentaskan kemiskinan ekstrem, itu adalah upaya yang sangat mulia.

Seperti nasihat Ali bin Abi Thalib kepada putranya. ”Hai anakku, kemiskinan itu rendah, tidak didengar pendapatnya, tidak dilihat eksistensinya.”

Penulis Kamas Tontowi   Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version