PDM Trenggalek Konsolidasi Organisasi, Ada PRM Terpapar Salafi

PDM Trenggalek
PDM Trenggalek melaksanakan konsolidasi orgnisasi Kamis, 23 Mei 2024. (Kamas/PWMU.CO)

PWMU.CO –  PDM Trenggalek mengadakan Konsolidasi bersama PCM dan Ortom. Acara berlangsung di Gedung Serbaguna Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School 3, Kamis (23/5/2024).

Konsolidasi dipimpin Ketua PDM Trenggalek Wicaksono didampingi pimpinan Imam Nurkhozin, Agus Tamami, Suripto, Anang Wahid Cahyono, Mujiarto, dan Imam Supandi.

Acara dilaksanakan mulai pukul 08.30 hingga pukul 13.00.

Ketua PDM Trenggalek Wicaksono mengatakan, acara ini membahas perkembangan Musyran, SensusMu, Salafi Wahabi, penolakan Masjid Kelutan.

Agenda pertama, konsolidasi PDM dan PCM serta Ortom membahas perkembangan pelaksanaan musyawarah ranting. Para pimpinan tiap Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) melaporkan perkembangan musyawarah ranting di cabangnya.

Hadir memberikan laporan Ketua PCM Suruh yang menyampaikan belum ada yang mengadakan musyawarah ranting.

Berikutnya Ketua PCM Watulimo Warjito melaporkan, ada dua ranting yang anggotanya terpapar paham Salafi yaitu PRM Sawahan dan Margo.

Ahmad Nur Kholik kader Muhammadiyah Watulimo menambahkan, di Watulimo ada dua masjid jelas jelas wakaf Muhammadiyah,  sekarang ini diduduki kelompok salafi.

Jamaah di dua masjid tersebut  kebetulan kurang kental bermuhammadiyah sehingga lambat laun bisa dibelokkan. Akhirnya menjadi banyak jamaah yang sepaham dengan kelompok ini.

Malah ada satu masjid di Watulimo terjadi upaya untuk mengganti takmir dengan mengambil alih sertifikat tanah wakaf.

”Alhamdulillah sertifkat tanah sudah di PDM. Ya kondisinya sampai saat ini kita perang dingin, beberapa kali mau kajian di tempat tersebut ada upaya penolakan dari jamaah setempat tapi karena Muhammadiyah Watulimo cukup kompak akhirnya mereka menerima,” katanya.

Laporan PCM

PCM Gandusari Anang Wirawan melaporkan, tinggal satu ranting belum Musyran. Yaitu PRM Sukorejo. Ranting ini sudah lama tidak mengadakan Musyran. ”Sedangkan ranting Wonoanti bisa dipecah menjadi dua ranting,” katanya.

Kemudian Ketua PCM Durenan Suyoto menuturkan, PCM Durenan memiliki lima ranting. Ada dua ranting belum Musyran, yakni Sumbergayam dan Pakis. Dua ranting ini masih baru. Masih minim personel. ”Bulan depan kita ke Pakis, insyaallah akan kami bahas,” katanya.

Warsito mewakili PCM Karangan melaporkan, cabangnya memiliki tujuh ranting. Semuanya sudah musyawarah ranting.

”Hanya PRM Kerjo masih butuh bimbingan, karena masih baru berdiri. Setiap ranting ada pengajian,” ujarnya.

Perwakilan PCM Pogalan melaporkan memiliki lima ranting. Yang belum Musyran PRM Ngadirejo. Di Ngadirejo masih kurang personel. Ranting terbaru Ngetal.

Ketua PCM Pule Ramelan menceritakan memiliki lima ranting. PCM Pule sudah musyawarah ranting semua.

Ketua PCM Tugu Imron Khusaini mengungkapkan, memiliki sembilan ranting. PCM Tugu sudah mengadakan musyawarah ranting dan sudah dilantik.

”Pengajian Ahad Pagi depan akan dilaksanakan di Jambu Tugu dan sudah siap. Sekretaris PWM Prof Biyanto hadir sekaligus konsolidasi,” katanya.

Ketua PCM Dongko menceritakan, memiliki tiga ranting. Bonsari, Krajan dan Pandean. Mungkin akan menambah satu ranting di Desa Cakul. Semua ranting sudah musyawarah ranting.

Perwakilan PCM Trenggalek melaporkan, memiliki tujuh ranting. Dari tujuh ranting yang sudah Musyran baru tiga ranting.

Sugeng Saguh Tatag dari perwakilan PCM Munjungan menceritakan, memiliki tiga ranting. Dua ranting sudah melaksanakan Musyran yakni PRM Munjungan dan Masaran. Sedangkan ranting paling ramai PRM Bangun belum.

Cabang terjauh, PCM Panggul, belum datang waktu acara. Tapi Sekretaris PCM Panggul Aan lewat WA melaporkan, semua ranting belum ada yang Musyran. Pimpinannya sudah banyak yang tua.

Penulis Kamas Tontowi  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version