Tantangan Naikkan Status RS Muhammadiyah Surabaya untuk PDM

Tantangan Naikkan Status RS Muhammadiyah
Prof Dr Abdul Mu’ti

PWMU.CO – Tantangan naikkan status RS Muhammadiyah Surabaya disampaikan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti saat Pengukuhan PDM-PDA Kota Surabaya di Airlangga Convention Center, Selasa (13/6/2023).

”Dari cerita Ketua PWM Jatim, Dr dr Sukadiono, Surabaya punya Rumah Sakit Muhammadiyah tertua kedua yang telah berusia satu abad,” kata Prof Abdul Mu’ti.

Namun dia juga menyampaikan keprihatinan atas stagnasi Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya yang belum mampu progresif.

”Saya menantang PDM-PDA Surabaya, kenapa Rumah Sakit Muhammadiyah yang telah berdiri tahun 1924 hingga kini statusnya belum berubah sebagai rumah sakit tipe D,” ucap Mu’ti.

”Sanggup nggak mengubah tipe Rumah Sakit Muhammadiyah bersejarah ini dari tipe D ke tipe C?” tanya Abdul Mu’ti.

Tantangan naikkan status RS Muhammadiyah Surabaya dijawab anggota PDM-PDA dan hadirin warga Muhammadiyah serempak,”Sangguupppp!…”

”Kalau tidak sanggup, ya harus munculkan sikap bonek. Surabaya kan dikenal dengan gaya boneknya dalam sepak bola. PDM-PDA Surabaya harus bisa jadi bonek dalam membangun amaliyah Muhammadiyah di Kota Surabaya,” tegas Abdul Mu’ti.

”Kalau PDM-PDA tidak bisa… terlalu, kata Rhoma Irama. Dan kalau Pak Suko sebagai ketua PWM tidak membantu persis kata Meggy Z… teganya… teganya… teganya…,” ucap Abdul Mu’ti disambut gerr hadirin.

Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya berlokasi di Jl. KH Mas Mansyur No. 180-182 Surabaya merupakan perkembangan dari Poliklinik PKU yang dibuka di Sidodadi tahun 1924 oleh KH Mas Mansur dibantu dr Soetomo.

Abdul Mu’ti merasa senang, bangga, dan berbahagia. Bisa menghadiri pengukuhan PDM-PDA Kota Surabaya yang sangat meriah.

”Bapak Ibu sebagai organisasi tajdid kita harus senantiasa menjadi organisasi yang progresif itu menyesuaikan adanya upaya untuk selalu ada reformasi, upaya untuk selalu ada inovasi karena kita berada di era yang berbeda,” katanya.

Kalau kita tidak berkualitas, maka kita akan tergilas, yang tidak bermutu dia akan diinterupsi. Inilah yang menjadi kunci sehingga tidak boleh berlebihan.

”Kita berada dalam zona nyaman berada dalam zona bagaimana kita merasa pencapaian ini sebagai klimaks. Kalau itu yang terjadi yang menyusul adalah antiklimaks. Inilah yang saya kira menjadi penting sehingga kemajuan Muhammadiyah Kota Surabaya dalam bidang pendidikan menurut saya memang harus diikuti dengan kemajuan pada bidang-bidang yang lain khususnya pada bidang kesehatan,” tandasnya.

Penulis M. Syaifudin Zuhri, Nashiiruddin  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version