Orang Jepang Terbuka pada Kami yang Beragama Islam

Nita Kismawati di Jepang (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO — Beruntung sekali perjalanan hidup Nita Kismawati. Alumnus SMK Muhammadiyah 6 Modo yang lulus tahun 2022 ini sejak kelas X SMK bercita-cita untuk mencari pengalaman di luar negeri, akhirnya tercapai juga. Ia benar-benar merasakan batin dan jiwanya “dipaksa” untuk dewasa.

Hal itu sudah dibuktikannya. Sebelum berangkat ke Jepang, remaja yang akrab dipanggil Nitkis ini masuk di sekolah bahasa Jepang selama lima bulan. Di sini Nitkis mulai dikenalkan budaya Jepang yang terkenal menjunjung tinggi kesopanan. Tekad yang kuat dan harapan tinggi orang tua yang menjadikan Nitkis bertahan, sampai akhirnya 15 Nopember 2022 dinyatakan lulus Japan Foundation Test (JFT) for Basic Japanese.

Untuk memperdalam kompetensinya nanti, Nitkis mengikuti sekolah pengolahan makan selama satu bulan dan 15 Desember 2022 dinyatakan lulus dari Specified Skilled Worker (SSW) Pengolahan Makanan. Kerinduan dengan ayah dan ibu selama dalam masa trainning sementara tertunda dulu. Nitkis harus fokus dengan “pendidikannya” ini. Tanggal 13 Januari 2023, Nitkis dinyatakan lulus wawancara di Tenmaya Store. Hati Nitkis berbunga. Ia sudah berhasil melampaui tangga pertama untuk dapat menginjakkan kakinya di Bumi Sakura.

“Awal masuk di Training Centre Malang benar-benar belum memiliki dasar bahasa Jepang. Jadi di pekan pertama benar-benar harus menghafal huruf hiragana dan katakana yang menurut saya saat itu banyak sekali. Ternyata semakin lama huruf kanjinya semakin banyak,” kenang Nitkis sambil tertawa.

Nitkis mengakui bahwa keberhasilannya karena ada dukungan dari keluarga, teman-teman, sekolah, dan para sensei. “Alhamdulillah, saya lulus ujian bahasa jepang JFT Basic, lulus ujian SSW pengolahan makanan, dan sekarang saya sudah diterima di perusahaan Tenmaya Store di jepang,” ungkapnya datar.

Di Okayama Kakiku Singgah

Nitkis berangkat dari Indonesia pada tanggal 15 Mei 2023 dan menginjakkan kaki di Kota Okayama pada 16 Mei 2023. “Nitkis, tolong kalau sudah sampai sana kasih kabar Pak Su’ud, ya,” pesan saya pada Nitkis sebelum berangkat ke Jepang. Nitkis yang banyak temannya menjuluki cewek tomboi sejak bercita-cita ke Jepang memang benar-benar memantaskan diri, apalagi sejak dalam masa training.

Sebulan setelah dinyatakan lulus untuk ke Jepang, Nitkis sempat berkunjung ke rumah. Banyak berubah pada dirinya baik attitude, karakter, dialek dan mentalnya. Nitkis benar-benar siap “berhijrah” ke luar negeri.

“Saat pertama kali singgah di Prefektur Okayama kesan yang saya dapatkan adalah bersih dan sangat tertata. Meskipun di tempat saya tinggal merupakan daerah industri, lingkungan dan udara di sini sangat bersih dan masih cukup asri. Fasilitas umum juga sangat lengkap dan mudah diakses. Transportasi umum di sini juga lengkap. Dan orang-orang banyak yang memilih naik sepeda ataupun jalan kaki,” ungkap Nitkis via chat Whatsapp, Sabtu (17/6/2023).

Menurut pengamatan Nitkis, orang Jepang itu sangat menghargai waktu. Tidak seperti di Indonesia telat 5 atau 10 menit bukan masalah. Namun di sini terlambat 1 menit saja sudah dianggap sangat fatal. “Saat bekerja kita dituntut untuk kerja dengan cepat namun hasilnya tetap rapi dan bersih,” urai Nitkis bangga.

Hal yang sangat mengesan di hati Nitkis di antaranya para pimpinan sangat baik, sabar, dan welcome kepada kami yang merupakan pekerja asing. “Para pimpinan juga sangat terbuka terhadap kami yang beragama Islam, selama tidak mengganggu jam pekerjaan, dan kualitas hasil, diperbolehkan menjalankan ibadah sesuai keyakinannya,” jelas gadis kelahiran 29 Mei 2004 ini.

Aspek kemasyarakatan, lanjut Nitkis, masyarakat Jepang taat kepada aturan, menghargai perbedaan. “Sejauh yang saya rasakan, orang-orang sekitar saya menerima dengan baik terhadap perbedaan yang ada. Selama tidak mengganggu dan tidak merugikan orang lain, orang Jepang sangat menghargai,” ungkapnya.

Nita Kismawati bersama Kepala SMK Muhammadiyah 6 Mido Mohamad Su’ud (Istimewa/PWMU.CO)

Pesan Cinta untuk Sahabatnya di SMK Memo

“Teman-teman jangan meremehkan kebersihan. Hiduplah yang teratur. Belajar untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri,” pesannya. Lebih lanjut Nitkis berharap adik-adik kelasnya untuk menghargai waktu. “Datanglah lebih awal 10 sampai 15 menit dari waktu yang ditentukan,” harap putri pasangan Kusnadi dan Sri Nur Zaenab ini.

Menurut Nitkis mentaati peraturan sekolah adalah bagian dari mendisiplinkan diri yang manfaatnya untuk diri sendiri di masa depan.

Nitkis bekerja Kerja di bagian pengolahan daging ayam. On time dari jam 07.30 sampai 16.00. Nitkis menikmatinya dengan sepenuh jiwa, karena itu sudah menjadi cita-citanya.

Ketika ditanya PWMU.CO, apa obsesi Nitkis ke depannya? “Saya berencana untuk mengikuti ujian bahasa Jepang dan kelas bahasa,” tandasnya wanita yang asal Dusun Lengkir, Desa Kacangan, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan ini.

Semoga apa yang engkau cita-citakan terkabul atas ridho dan pertolongan Allah, Nitkis. Bahagiakan kedua orangtuamu dengan karya terbaikmu!! (*)

Penulis Mohamad Su’ud Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version