![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2023/08/IMG-20230815-WA0028.jpg?resize=1200%2C675&ssl=1)
Dukungan Orangtua
Ibunda yang sigap selalu mendampingi putrinya latihan maupun mengikuti pertandingan ke mana pun ini juga bersyukur, Filzah tidak pernah menolak maupun enggan latihan. “Saya kasihan sebenarnya. Saya bilang, kamu kalau capek nggak usah latihan, Filzah,” ujarnya.
Namun mendengar imbauan ini, Filzah justru bertahan tetap semangat berangkat latihan. “Enggak ma, aku latihan aja. Nggak capek kok,” ujar Frida menirukan jawaban anaknya. Menyadari putrinya bermental pejuang, Frida pun mendukung dan menemani putrinya.
Bagi wanita yang dulunya hobi bermain basket ini, ikut hadir mendampingi sang putri juga membuat putrinya semakin semangat. Sebelum Filzah berlaga, Frida memberi semangat. “Nggak menang, nggak apa. Menang nomor sekian. Yang penting kamu mainnya bagus,” demikian motivasi yang biasa dia dan suaminya ucapkan kepada Filzah.
Ibu rumah tangga ini juga fokus memantau berat badan putrinya dan menyiapkan bekal makanan yang sesuai kebutuhan. Ada ketentuan berat badan sesuai kelasnya sehingga persiapan berat badan dan fisik yang prima juga perlu dilakukan menjelang pertandingan.
“Dulu pernah pas kejuaraan kelebihan berat badan jadi didiskualifikasi. Makannya harus diatur. Saya menyiapkan bekalnya. Harus benar-benar diet,” kenangnya.
Adapun menjelang Kejurprov kemarin, berat badan Filzah sempat kurang 2 kilogram. “Jadi dia harus minum susu banyak,” imbuhnya.
Dukungan penuh juga diberikan sang ayah. Ayahnya selalu cuti kerja untuk bisa hadir mendampingi anaknya bertanding. Meski tidak bisa taekwondo, ayahnya yang hobi memanah ini selalu membawakan alat target dan mengajak Filzah pemanasan dulu sambil menunggu gilirannya main.
“Waktu Filzah latihan, ayahnya juga melihat jadi bisa membantu memegang targetnya ketika latihan pemanasan,” lanjutnya.
Sumber Percaya Diri
Frida mengungkap, dulu Fillzah pernah ketakutan saat mau berlatih karena mendengar suara keras dari target. “Pelatihnya mengharuskan ketika memukul target itu harus keras. Memukul kena target sebenarnya nggak sakit. Jadi saat teman di sebelahnya memukul target dengan keras, dia takut mendengarnya,” terangnya.
Ini sempat menyebabkan Filzah saat mau berangkat latihan dari rumah tidak apa-apa tetapi ketika sampai di lokasi latihan ketakutan. “Pas kita tanya ada apa awalnya gak tahu. Pelatihnya bagus, didekati terus, akhirnya mau. Mentalnya kuat,” jelas Frida.
Bahkan Frida bersyukur, dari menekuni Taekwondo berathun-tahun ini hingga meraih belasan medali, putrinya bisa percaya diri di bidang lainnya. Filza pernah ikut lomba faith’shion show yang diadakan SD Mugeb. Bisa dikatakan, Taekwondo ini menjadi sumber percaya dirinya.
Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi menilai, meski punya banyak prestasi tapi karakternya Filzah tetap santun. Ari, sapaan akrabnya, menyatakan, “Bismillah dari konsisten berlatih dan berkompetisi dalam Taekwondo akan menumbuhkan karakter disiplin, mandiri, dan bertanggung jawab.”
Dia lantas mengimbau kepada ketiganya, “Tetap junjung sportivitas, persaudaraan dan rendah hatilah.”
Kini Filzah tetap berlatih untuk mempersiapkan diri mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) pada Oktober 2023 mendatang. Dia memohon doa semoga sukses mendapat hasil yang terbaik. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post