PWMU.CO – Kisah di balik tantangan outbound activity SDMM di Agro Mulia menarik disimak. Pasalnya, tantangan ini merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berusaha menumbuhkan keterampilan abad 21 siswa dalam merancang dan memecahkan masalah. Selain itu, mendorong pemikiran kritis dan kreatif, serta memberikan pelajaran berharga tentang kerja tim dan kolaborasi.
Kegiatan yang berlangsung dua hari, Jumat-Sabtu (8-9/9/2023) itu mengusung tema Gain Positive Character for Better Future. Trainer Hary Susanto memimpin senam dengan gerakan-gerakan jenaka. Sajian backsound khas anak-anak seperti Tari Pinguin, hingga lagu yang dipopulerkan oleh Denny Caknan ‘Ojo Dibandingke’ mewarnai gerakan yang ditiru peserta.
Tantangan hari pertama cukup beragam. Mulai dari Bom Box, Spider Web, Piala Dunia, hingga Titian Bambu. Lalu, mereka mendapatkan motivasi dari Shofan Hariyanto SPd tentang bagaimana memahami sebuah Instruksi. “Ini penting karena berguna saat kalian hidup di dunia nyata. Bayangkan kalau kalian mendengar sebuah instruksi di bandara agar segera naik pesawat. Nah, bagaimana jika kalian abai. Akan tertinggal pesawat dan kalian akan merugi,” ujarnya.
Setelah sesi motivasi, peserta berkumpul mengelilingi api unggun. Trainer Harry Susanto mengajak merenung arti kebaikan orang tua. Alunan musik motivasi menambah suasana haru sehingga banyak peserta hanyut terbawa suasana syahdu, ditemani angin Prigen sambil menangis.
Kemudian, trainer Syamsudin Ghifari memfasilitasi peserta menampilkan kreativitasnya di malam inaugurasi. 10 tim peserta outbound menampilkan berbagai kegiatan. Ada drama, menyanyi, dance, hingga komedi. Semua peserta dibuat terhibur.
Keesokan paginya, peserta melakukan outbound fisik berbasis tali, yaitu flying fox dan titian tali. Semua mencoba tantangan tersebut tanpa ada kendala. Hanya saat titian tali, peserta terlihat sangat berhati-hati yang tentu mempengaruhi waktu tempuh.
Makna di Balik Semua Tantangan
Guru kelas IV Australia Zahara Firdausi SPd mengatakan, setiap siswa harus mencobanya. “Karena akan dilihat keberanian dan kemandiriannya. Apalagi kecekatan selagi tim lain menunggu, kita minta mereka menyelesaikan tantangan membuat menara dari stik es krim,” ujarnya.
Guru Bahasa Indonesia itu melihat, kegiatan yang paling menarik selain tantangan berbasis tali adalah menyusun menara dari stik es krim. “Juga tantangan menjaga barang berharga seperti telur agar tidak pecah ketika dilempar dari ketinggian lebih dari 2 meter. Setiap kelompok mendapat lakban, kertas koran, dan plastik besar untuk merancang alat pengaman telur,” jelasnya.
Ia menambahkan, setiap kelompok juga mendapat stik es krim dengan jumlah tertentu. Lalu mereka membuat menara dengan kriteria penilaian ketinggian, estetik, desain, serta kekuatan menara. “Selain itu mereka mendesain dan merancang pengaman telur agar ketika dijatuhkan dari ketinggian tidak pecah,” imbuh Irda, sapaan akrab Zahara Firdausi.
Menurutnya, tantangan ini bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang prinsip-prinsip dasar kekuatan struktur dan rekayasa. Sementara itu dalam tantangan pengaman telur, siswa berusaha mencari cara terbaik untuk meredakan dampak jatuh. “Juga memahami konsep seperti hukum fisika dasar dan membangun pemahaman dasar tentang teknik perlindungan,” ungkapnya.
Irda mengaku terkesan dan bangga melihat kreasi siswa. “Kami sangat terkesan dengan kerja keras dan penemuan siswa,” kata dia. “Ini adalah cara yang luar biasa untuk mengajarkan mereka tentang sains, teknologi, teknik, dan matematika”.
Tantangan ini, lanjutnya, meskipun tampak sederhana, telah meningkatkan pemahaman siswa tentang prinsip-prinsip dasar sains dan teknik, sambil memastikan mereka memiliki waktu yang menyenangkan dan berharga. “Jelas sekali, pelajaran penting tidak selalu harus diajarkan dalam buku teks. Kadang, mereka bisa ditemukan di antara stik es krim dan telur,” ungkapnya. (*)
Kontributor Zaki Abdul Wahid. Editor Ria Pusvita Sari.
Informasi inden/titip nama https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdOgmfg-pOt2QEMHIImTgyGNFbNPGOf6IsF0q7qHOXUbuA75w/viewform?usp=sharing