Pola Pendidikan Islam Muhammadiyah

Dr Djamaluddin Perawironegoro SThi MPdi saat menyampaikan Pengajian Ahad Pagi di At Taqwa -Giri (Eli Syarifah/PWMU.CO)

PWMU.CO –  Pola pendidikan Islam Muhammadiyah disampaikan Dr Djamaluddin Perawironegoro, SThi MPdi dalam Pengajian Ahad pagi di Masjid At-Taqwa Giri, Ahad (17/9/2023).

Acara yang diselenggarakan Majelis Tabligh Pimpinan Cabang (PCM) Kebomas Gresik Jawa Timur ini, Djamal sapaan akrabnya menjelaskan umat berasal dari kata Umma. Kata um yang berarti ibu yang dimaksud di sini masyarakat berbasis dari keluarga.

“Jadi kalau pendidikan formal kita bayangkan sekolahan, maka pendidikan informal ada di dalam keluarga,” kata Dosen Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini.

Dia mengutip Surat Ali Imran 104, Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.

“Maksudnya di sini, hendaknya antara keluarga dan masyarakat bekerjasama untuk mencegah kepada kemungkaran. Jangan menganggap bahwa pendidikan itu hanya di sekolah, pendidikan itu juga ada di rumah dan lingkungan sekitar,” tegas Anggota Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini.

Dia menegaskan organisasi Muhammadiyah yang mempunyai ribuan kader dengan ribuan amal usaha harus terus tumbuh dan berkembang dan tumpuan awalnya adalah pendidikan dalam keluarga.

“Yang punya harta ayo berjuang dengan hartanya, yang punya tenaga ayo berjuang dengan hartanya, dan bagi yang punya spirit. Ayo berjuang dengan semangatnya,” tuturnya.

Mengisi Pos

Djamal menyampaikan keluarga harus siap mengisi pos-pos yang ada di Muhammadiyah. Mulai dari Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah sampai Pimpinan Pusat.

“Mari kita siapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh untuk mengisi pos-pos Muhammadiyah yang membutuhkan pengorbanan,” ujarnya.

Menanggapi tahun-tahun politik yang sebentar lagi akan terjadi di Inonesia yakni Pemilihan Umum,  Djamal menyampaikan siapapun presidennya, maka Muhammadiyah harus tetap maju.

“Nashrun Min Allah wa Fathun Qarib (Pertolongan dari Allah dan Kemenangan yang dekat waktunya). Kita semua kader Muhammadiyah bisa meneruskan amanat pendahulu-pendahulu Muhammadiyah,” tegasnya.

Pengajian Ahad pagi di Masjid At-Taqwa Giri ini dihadiri semua Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang berada di bawah naungan PCM Kebomas. Mulai dari Pimpinan Cabang Aisiyah (PCA), TK ABA XI-Giri, SD Muhammadiyah Giri, SMP Muhammadiyah 4 Giri (Spemupat), SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany), dan seluruh pimpinan ranting yang berada di bawah PCM Kebomas. (*)

Penulis Eli Syarifah. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version