Sukarno dan Kisah Makam Imam Bukhari di Uzbekistan

Delegasi Muhibah MUI di komplek makam Imam Bukhari Uzbeskistan. Sukarno dan Kisah Makam Imam Bukhari di Uzbekistan. (Amirsyah Tambunan/PWMU.CO)

Sukarno dan Kisah Makam Imam Bukhari di Uzbekistan; Oleh Dr Amisrsyah Tambunan, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ketua Rombongan Muihabh MUI di Uzbekistan

PWMU.CO – Delegasi Muhibah MUI ke Uzbekistan melakukan ziarah ke makam Imam Bukhari, Jumat (29/9/23). Delegasi yang saya pimpin ini terdiri dari 80 tokoh Islam dari berbagai ormas kegamaan itu, termasuk Muhammadiyah dan NU

Imam Bukhari yang bernama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari lahir di Bukhara, 13 Syawal 194 Hijriah atau 21 Juli 810 Masehi dan wafat di Khartank, 1 Syawal 256 Hijriah atau 1 September 870 Masehi.

Imam Bukhari yang dikenal sebagai perawi dan ahli hadits yang termasyhur itu merupakan mutiara yang berasal dari Uzbekistan. Dalam catatan sejarah Imam Bukhari mengumpulkan lebih dari 600 ribu hadits, hingga kemudian dipilih hanya 7563 hadits menjadi 97 bab dalam Kitab Sahih Bukhari yang terbaik hingga saat ini.

Adalah presiden pertama Republik Indonesia Sukarno yang kali pertama berziarah untuk membangkitkan mutiara yang selama ini terpendam itu. Waktu itu, Uni Soviet yang dipimpin Nikita Krushchev mengundang Sukarno. Sukarno bersedia hadir dengan syarat dia diperbolehkan ziarah ke makan Imam Bukhari

Menurut muazin Masjid Imam Bukhari, menjelang kedatangan Bung Karno pada 1956, kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar hingga akhirnya pemerintah Uni Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut kedatangan Sukarno.

Menurut Aziz sang pemandu Muhibah MUI, Sukarno telah tiba tiga hari barulah diantar ke Imam Bukhari. Saat menyaksikan makam Imam Bukhari, Sukarno menangis karena melihat makam Imam Bukhari tidak diurus karena pengaruh rezim Uni Sovyet ketika itu.

Namun setelah Uzbekistan merdeka dari Uni Soviet dibangunlah makam Imam Bukhari yang berada di dalam masjid megah yang saat ini tengah dalam penyelesaiannya. Dijadwalkan masjid tersebut akan diresmikan tahun 2024. 

Menyambung Sanad

Hadir dalam rombongan iktu Ketua MUI KH Cholil Nafis. Menurutnya, muhibah ini bagaikan tapak tilas untuk “menyambung sanad keilmuan” hadits. Dialah yang memimpin ziarah dan mendoakan Imam Bukhari agar mendapat ampunan dan amal jariah diberikan Allah atas karyanya.

Hadir juga Sudarnoto Abdul Hakim Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional yang mengungkapkan Abdullah bin Abbas Ibnu Abbas merupakan salah seorang sahabat yang berpengetahuan luas. Banyak hadits yang diriwayatkan melalui Ibnu Abbas. 

“Beliau juga merupakan kakek dari Imam Muhammad al-Abbasi menyampaikan 1663 hadits kepada Imam Buhkari,” kata Sudarnoto. (*)

Rencananya, Sabtu ini rombongan akan bertemu dengan Mufti Uzbezkistan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version