Tahsin Al-Quran Awali PTS Mamusa

Tahsin al-Quran awali Penilaian Tengah Semester (PTS) di MA Muhammadiyah 1 (Mamusa) Jember Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023).
Kegiatan Tahsin al-Quran awali PTS di MA Muhammadiyah 1 (Mamusa) Jember (Indah Lestariasih/PWMU.CO)

PWMU.CO – Tahsin al-Quran awali Penilaian Tengah Semester (PTS) di MA Muhammadiyah 1 (Mamusa) Jember Jawa Timur, Sabtu (30/9/2023).

Tepat pukul 07.00 WIB seluruh siswa MA Muhammadiyah 1 Jember masuk ke dalam ruang ujian masing-masing. Seperti biasa PTS semester ganjil dimulai dengan membaca doa belajar dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian dilanjutkan dengan pembiasaan tahsin al-Quran bersama-sama.

Kegiatan ini merupakan salah satu program pembiasaan unggulan bidang Ismuba di Mamusa yang dilaksanakan setiap pagi. Namun ada sedikit perbedaan waktu pelaksanaan dan pendamping antara hari-hari KBM aktif dan pada saat pekan penilaian.

Di hari-hari biasa kegiatan tahsin al-Quran dimulai pukul 06.50 WIB dan diakhiri pukul 07.10 WIB dengan didampingi oleh guru-guru yang diberi tugas. Sedangkan pada saat penilaian sekolah berlangsung, kegiatan ini berlangsung selama 15 menit. Dimulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 07.15 WIB. Adapun guru pendamping adalah guru penjaga PTS pada sesi pertama.

Materi tahsin tidak disamakan pada setiap ruang. Hal ini disesuaikan dengan kondisi masing-masing ruang atau kelas. Guru pengampu di ruang 5 mengajak siswa untuk membaca surat Maryam ayat 1-10. Penjaga PTS di ruang tersebut Indah Lestariasih menyatakan, pemilihan surat Maryam karena ada alasan khusus.

“Yaitu hendak mengajarkan cara membaca mad lazim harfi musyabba dan mukhaffaf. Para siswa seringkali salah dalam pembacaan keduanya. Karena mad lazim harfi hanya terdapat di beberapa awal surat saja,” ujarnya.

Tahsin Sejak 2016

Salah satu siswi kelas XI MIPA Septia Nur Ramadhani mengatakan, dengan adanya kegiatan tahsin sebelum ujian membuat hati tenang. “Semoga pada saat mengerjakan ujian diberikan kemudahan,” harapnya.

Waka Sarpras Mamusa Drs Nur Wasit mengungkapkan, program ini dimulai sejak tujuh tahun yang lalu. Tepatnya tahun 2016 pada saat dirinya menjabat sebagai waka Ismuba.

“Pada saat itu siswa diklasifikasikan sesuai dengan kemampuan. Bagi siswa yang masih dijenjang iqra disiapkan guru khusus dan waktu khusus. Sedangkan bagi siswa yang sudah sampai al-Quran, maka mereka didampingi oleh wali kelas masing-masing,” ungkapnya. (*)

Penulis Indah Lestariasih. Editor Sugiran.

Exit mobile version