Empat Kebijakan PDA Jember tentang Pemilu 2024

Empat kebijakan PDA Jember
Fitrotul Mufaridah menyampaikan kebijakan PDA. (Indah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Empat kebijakan PDA Jember tentang Pemilu 2024 disampaikan pada acara pertemuan antar cabang dan koordinasi organisasi di Gedung Dakwah Aisyiyah Jl. Rotawu II/38, Ahad (5/11/2023).

Ketua Pimpinan Daerah Aisyah (PDA) Jember periode 2022-2027, Fitrotul Mufaridah MPd, menyampaikan empat kebijakan PDA Jember tentang Pemilu 2024 kepada anggota PCA.

Acara dimulai dengan kajian tuntunan tabligh Muhammadiyah yang disampaikan oleh Dr Fathiyatur Rohmah MAg.

Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian kebijakan organisasi, dan program majelis dan lembaga. Acara terakhir penyerahan donasi kemanusiaan untuk Palestina kepada Lazismu Jember.

Fitrotul menyampaikan, empat kebijakan PDA Jember tentang Pemilu 2024 merupakan bagian dari kebijakan organisasi terkait dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Hal ini dikeluarkan agar menjadi pedoman bagi warga Aisyiyah.

Pertama, Aisyiyah sebagai  organisasi bersikap netral.  Artinya, Aisyiyah tidak terlibat politik praktis. Oleh karena itu Fitrotul mengimbau agar warga Aisyiyah menjaga marwah organisasi tetap netral.

Kedua, Pimpinan Aisyiyah mendorong warganya untuk menggunakan hak suaranya.

Fitrotul Mufaridah mendorong semua warga Aisyiyah untuk menggunakan hak pilihnya saat Pemilu nanti sebagai bentuk jihad politik untuk bangsa dengan memilih presiden dan Caleg yang bisa mewujudkan baldatun toyibatun wa robbun ghofur.

”Setiap warga Aisyiyah diminta menyempatkan diri untuk menggunakan hak yang dimiliki, dan menjadikan momen Pemilu sebagai prioritas jihad politik,” tuturnya.

Ketiga, tidak menggunakan Amal Usaha Aisyiyah untuk kegiatan kampanye termasuk pengajian atau kegiatan Aisyiyah yang diisi kampanye Caleg atau presiden.

Ketua PDA Jember Fitrotul menjelaskan, yang dimaksud dengan Amal Usaha Aisyiyah bukan hanya yang berbentuk lembaga dan gedung, tetapi semua kegiatan yang dilakukan oleh Aisyiyah dalam programnya.

”Oleh karena itu pengajian Aisyiyah sebagai amal usaha Aisyiyah tidak boleh dijadikan tempat kampanye oleh caleg atau tim caleg,” tuturnya.

Keempat, memberikan ruang, dorongan kepada kader yang mencalonkan di legislatif untuk bersilaturahmi ke warga Aisyiyah secara baik dan melalui koordinasi.

Fitrotul menyampaikan, jika ada kader yang ingin bersilaturahmi dengan warga Aisyiyah, hendaknya membuat forum sendiri terlepas dari  kegiatan Aisyiyah untuk menjaga netralitas Aisyiyah.

Penulis Indah Lestariasih  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version