Hasil Pemilu 2024: Angka, Agama, dan Etika

Prima Mari Kristanto

Dakwah Kultural
Prima Mari Kristanto: Hasil Pemilu 2024: Angka, Agama, dan Etika

Hasil Pemilu 2024: Angka, Agama, dan Etika; Kolom oleh Prima Mari Kristanto

PWMU.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rabu 20 Maret 2024 secara resmi mengumumkan angka-angka hasil pemilu 14 Februari 2024. Perolehan suara Pilpres dan Pemilu sudah ditetapkan. Angka telah menjadi faktor penting dalam proses sosial, politik, kehidupan beragama, dan sebagainya.

Sudah dapat berapa hari puasa Ramadhan tahun ini? Berapa lama lagi Idul Fitri? Jawaban yang sehat dari pertanyaan tersebut adalah angka. Juga bukan sekadar angka melainkan angka yang didapat dari sumber informasi terpercaya setelah melakukan serangkaian proses hisab oleh orang-orang terpilih.

Angka—sebagaimana kata—mengandung nilai dan makna. Angka bisa menjadi simbol tema, urutan, ukuran, alat kuantifikasi, bahkan manipulasi. Angka kuantifikasi atau manipulasi ditentukan oleh proses munculnya, mengikuti hukum ilmu pasti aljabar, algoritma, dan sejenisnya atau keluar dari kaidah umum yang telah disepakati dalam operasi angka-angka.

Penyelenggara Liga Seri A Italia pada tahun 2006 secara berani mencopot gelar Scudetto Juventus (Juve) sebagai juara Liga Seri A. Mengumpulkan 91 poin di akhir musim 2005/2006, unggul 15 poin dari peringkat kedua, Inter Milan, manajemen Juve diduga melakukan kecurangan.

Langkah investigasi federasi sepakbola Italia menemukan bukti-bukti pengaturan skor, penunjukan wasit, dan lain-lain yang bertujuan mengarahkan gelar Scudetto pada Juve. Selain dicopot gelarnya, Juve juga diturunkan ke Liga Seri B.

Investigasi juga menemukan bukti-bukti kecurangan dilakukan oleh manajemen tim AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Regina. Keberanian federasi sepakbola Italia menjatuhkan sanksi berat tersebut merupakan yang pertama dan terakhir. Sejauh ini sejak kejadian tahun 2006 itu belum ada dugaan kasus serupa di Liga Italia. 

Juve adalah tim legenda dan aset sepakbola Italia. Pada tahun yang sama saat menjadi Juara Piala Dunia 2006 di Jerman pemain-pemain Juve menjadi tulang punggung tim nasional Azzuri Italia. Alessandro del Piero dan Gianluigi Buffon adalah pemain inti penting tim Azzuri.

Meskipun demikian federasi sepakbola Italia tidak rikuh menghukum Juve. Dari kasus Calciopoli bisa mengambil hikmah pentingnya menegakkan peraturan dalam permainan. Mengejar angka harus sesuai dengan peraturan yang disepakati, dan kepatuhan serta sikap hormat pada peraturan menunjukkan kualitas etika.

Belajar dari Scudetto

KPU telah mengumumkan secara resmi hasil rekapitulasi pemilihan umum 2024 pada tanggal 20 Maret 2024. Perolehan suara calon anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden telah diketahui masyarakat. Pengumuman hasil rekapitulasi bukan akhir dari tahapan pemilu, melainkan menjadi awal dari tahapan gugatan ke MK, penyelidikan dugaan kecurangan sampai pengajuan hak angket di DPR.

Angka-angka perolehan suara yang tersaji akan diteliti proses teknis pencoblosan dan perhitungannya. Tidak kalah menarik dan seru yaitu dugaan pelanggaran etika hingga kecurangan di balik tersajinya angka-angka tersebut. Dugaan pelanggaran etika hingga kecurangan seharusnya bisa ditindaklanjuti demi hasil pemilu yang memiliki legitimasi.

Masyarakat menanti lembaga-lembaga apa saja dan siapa saja yang bisa bekerja layaknya federasi sepakbola Italia. Yang terbukti curang, mengatur wasit hingga perolehan angka skor seharusnya bisa dihukum.

Siapa saja peserta pemilu yang akan diberi sangsi seperti Juventus, AC Milan, Fiorentina, Lazio, dan Regina dipastikan bisa menjaga marwah bangsa dan kegiatan pemilihan umum. Angka-angka tidak untuk dipermainkan sebagai alat manipulasi tanpa melalui proses alami, tambah, kurang, kali, bagi, dan lain-lain.

Angka sebagai alat ukur kuantitatif juga menjadi ukuran sah tidaknya ibadah. Bersanding dengan syariat (hukum), angka menjadi sakral untuk menentukan sah tidaknya ibadah shalat berdasarkan jumlah rakaat.

Ibadah zakat harus sesuai dengan angka nilai nishahhaul, ibadah mawaris pun ditentukan dengan angka yang ditentukan syariat, etika, atau hukum adat. Dengan agama dan etika, angka menjadi perangkat ibadah yang penting, baik ibadah mahdah dan ghairu mahdah, mewujudkan kemaslahatan bersama secara adil dan terbuka.

Tanpa agama dan etika, angka bisa dibuat untuk apa saja sesuka penggunanya, disulap, direkayasa, dipakai untuk melegitimasi kepalsuan dan sebagainya. Wallahualambishawab. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version