Adakah ‘Orang Dalam’ di Pilkada Jember?

Ibu-Ibu Aisyiyah foto bersama Ketua KPUD Jember, Muhammad Syai'in (Humaiyah/PWMU.CO)
Ibu-Ibu Aisyiyah foto bersama Ketua KPUD Jember, Muhammad Syai’in (Humaiyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Adakah ‘orang dalam’ di Pilkada Jember? Hal itu menjadi pertanyaan yang saya ajukan pada kegiatan triwulan yang dilaksanakan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember, Jawa Timur, Ahad (2/6/2024).

Kegiatan yang diselenggarakan di PCA Cakru dan dihadiri ratusan peserta dari 24 Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Se-Kabupaten Jember ini agendanya antara lain; Pelatihan Tugas dan Fungsi Paralegal serta Sosialisasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) oleh Ketua KPUD Jember, Muhammad Syai’in.

Ketua PCA Cakru, Hanik Endang Susilowati SPd melaporkan, PCA Cakru sudah melaksanakan rangkaian Milad Ke-107 Aisyiyah. Setiap Majelis mengadakan kegiatan sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah dengan mendokumentasikan kegiatan di awal acara.

“Di PCA Cakru ini ada enam ranting dan semuanya mempunyai amal usaha. Tapi ada yang berbeda yaitu Ranting Padomasan. Ranting ini wilayahnya masuk Kecamatan Jombang, tapi Aisyiyah-nya masih ikut Cabang Cakru. Karena Aisyiyahnya belum berdiri sendiri,” kata Hanik.

“Ibarat suami istri, Muhammadiyah dan Aisyiyah sementara berpisah. Tapi suatu saat, suami istri ini diharapkan bisa rujuk kembali,” kata Hanik yang disambut tawa seluruh yang hadir.

Ketua PDA Jember, Fitrotul Mufaridah MPd mengatakan, bahwa gerak laju Aisyiyah Jember adalah tanggung jawab bersama. Aisyiyah hadir untuk memberikan pelayanan tidak hanya kepada anggota saja, akan tetapi kepada semua lapisan masyarakat.

“Hal ini tentu sesuai dengan tema Milad Ke-107 Aisyiyah yakni Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta,” ucap ibu satu anak, yang sehari-hari sebagai Dosen di Universitas Muhammadiyah Jember ini.

Ketua Majelis Hukum dan HAM PDA Jember, Dr Emi Kholifah R menjelaskan, bahwa paralegal adalah gambaran pekerjaan yang membantu pengacara. Dahulu sering disebut dengan koprol.

“Semua orang bisa menjadi paralegal, baik dari komunitas, masyarakat atau pemberi bantuan hukum yang telah mengikuti pelatihan paralegal,” ucapnya.

Setelah istirahat, shalat dan makan (Ishoma), kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi Pilkada Jember yang disampaikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jember, Muhammad Syai’in.

Dalam pemaparannya, Syai’in mengajak ibu-ibu Aisyiyah untuk turut aktif mensukseskan Pilkada yang akan berlangsung pada hari Rabu, (27/11/2024).

Adakah ‘Orang Dalam’ di Pilkada?

Meskipun acara bersambung dari pagi, namun ibu-ibu Aisyiyah tampak masih sangat antusias. Apalagi di sesi tanya jawab. Saat itu lah, saya yang mewakili PCA Tanggul menanyakan keberadaan ‘orang dalam’ dalam Pilkada nanti.

“Putera saya kuliah di FISIP Universitas Negeri Jember, namun gagal menjadi KPPS pemilu kemarin. Setelah saya cermati, yang lolos menjadi KPPS adalah orang-orang yang mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang desa. Pertanyaan saya adalah, begitu kuatkah peran ‘orang dalam’ untuk Pilkada nanti nanti?” tanya saya.

Lalu Syai’in menjelaskan, bahwa semua yang berkaitan dengan Pilkada sudah ada mekanismenya. Namun ada beberapa wilayah yang kekurangan personel dan tidak bersedia menjadi panitia pemungutan suara.

Wakil Sekretaris PCA Semboro, Napsiyah, menanyakan apakah boleh warga Aisyiyah menjadi tim sukses salah satu calon? Lalu Syai’in menjawab diperbolehkan asal tidak mengatasnamakan Aisyiyah, melainkan harus atas nama pribadi.

Pertanyaan ke tiga dari Rista Rachma Jauhari,
Kepsek MIM 5 Cakru. Rista menginformasikan bahwa 6 dari 9 guru di sekolahnya menjadi Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Hal itu membuat Ratna bimbang ketika pengambilan sumpah. Banyak guru yang tidak bisa hadir di sekolah.

Di satu sisi adalah kewajiban di persyarikatan, di sisi lain adalah tugas negara. Ratna pun mengusulkan agar pengambilan sumpah dilaksanakan di hari Sabtu atau hari Ahad saja. (*)

Penulis Humaiyah Editor Nely Izzatul

Exit mobile version