Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah Gondanglegi Dikunjungi Tamu Istimewa

Mantan Rektor UIN Malang Prof Dr Imam Suprayogo )kiri) bersama Mudir Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah Gondanglegi KH Muh Fahri SAg MM di depan asrama Istambul putra PEM Gondanglegi. (Istimewa/PWMU.CO)

Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah Gondanglegi Dikunjungi Tamu Istimewa; Oleh KH Muh Fahri SAg MM, Mudir Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah (PEM) Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

PWMU.CO – Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah (PEM) Gondanglegi kedatangan tamu istimewa, Prof Dr Imam Suprayogo, Rabu (8/11/2023). Beliau adalah mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan mantan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada masa kepemimpinan Prof Abdul Malik Fadjar MSc.

Kehadiran cendikiawan Muslim asal Trenggalek ini di luar dugaan dan tak ada agenda sebelumnya. “Saya ingin bersilaturahmi dan ingin berjumpa dengan Mas Fahri,” ujar Prof Imam mengawali pembicaraan di area pintu depan pesantren. 

Prof Imam adalah guru saya, dosen saya dan sekaligus juga orang tua saya, saat saya menimba ilmu di Fakultas Agama Islam UMM. Saya sering mewawancarainya saat saya masih menjadi reporter koran kampus Bestari UMM.

Banyak berita yang dapat digali dari sosoknya. Selain pemimpi besar, ia juga kaya ide, banyak inovasi, kreatif,dan eksekutor andal. Satu hal yang tak pernah saya lupakan, Prof Imam selalu tampil beda dan sangat ngototdalam mewujudkan mimpi besarnya. 

Di usia yang tak lagi muda, ingatan dan kecemerlangan ide kreatif Prof Imam masih tampak terasa dan sangat kuat. “PEM ini sangat prospek dan akan besar, jika Mas Fahri dan tim terus mengelola dengan fokus dan serius,” katanya.   

Obrolan terus mengalir deras dengan ide segarnya. Kurikulum yang baik, kata Prof Imam, kurikulum yang membawa kemajuan dan menjawab kebutuhan zaman. “Yang tidak membawa kemajuan sebaiknya dikubur saja. Sebab itu tim kurikulum harus inovatif dan kreatif,“ tegasnya. 

Lebih lanjut ia mengatakan satu hal penting, di pesantren ini santri harus jago bahasa asing, minimal bahasa Arab dan bahasa Inggris. Dua bahasa ini menjadi modal utama dalam mendalami ilmu agama dan ilmu umum serta menjadi bekal santri untuk berpetualang di dunia internasional. 

Berbicara pendidikan, Prof Imam sangat berapi-api. Ia berharap santri PEM Gondanglegi, bacaan al-Qur’an-nya bagus dan benar.  Bahkan lebih bagus dibandingkan pesantren tradisional pada umumnya. Sehingga mereka bisa menjadi imam shalat baik di keluarganya maupun di masyarakat umum.

Baca sambungan di halaman 2: Pendidikan Karakter

Mantan Rektor UIN Malang Prof Dr Imam Suprayogo (kanan) bersama serius tapi santai dengan Mudir Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah Gondanglegi KH Muh Fahri SAg MM di area pintu masuk PEM Gondanglegi. Ganyeng dan inspiratif. (Istimewa/PWMU.CO)

Pendidikan Karakter

Tidak hanya urusan akademik, masalah karakter juga tak luput dari pembicaraan. Prof Imam yang sukses mengembangkan pesantren di lingkungan UIN dan banyak dicontoh universitas Islam Indonesia ini, mengatakan, pesantren sangat potensial untuk membangun karakter santri. Karena mereka tinggal dua puluh empat jam di pesantren. 

Selama di pesantren, katanya, santri dilatih kemandiriannya, mulai dari bangun tidur, shalat, mengaji, doa, dzikir, makan, minum, mandi, berteman, bergaul dengan pengasuh dan memenuhi kebutuhan pribadi lainnya. 

“Di sini sesungguhnya santri berlatih untuk memahami orang lain seperti sikap, perilaku, watak, akhlak, dan kepribadiannya. Ini menjadi bekal penting untuk masa depannya,” tegas Prof Imam dengan mimik serius.

Selanjutnya ia mengatakan, leadership santri dapat ditumbuhkembangkan dengan memberi waktu yang cukup bagi mereka untuk  tampil dalam banyak kegiatan di pesantren seperti muhadharah, khotbah Jum’at, kata sambutan, master of ceremonial, pengurus kamar, pengurus asrama, kegiatan intra dan ekstra pesantren serta keterlibatan dalam kepanitiaan kegiatan. 

Di akhir perbincangan dan ini yang sangat menarik dari pesan Prof Imam adalah tentang kesejahteraan bagi pengelola pesantren. Ustadz/ustadzahnya sebaiknya digaji yang layak dan dijamin masa depannya. Mereka sudah banyak berkorban untuk santri dan pesantren. Sudah selayaknya mereka mendapat penghargaan yang sepadan.

“Kalau mereka sejahtera dan urusan dapur terselesaikan, insyaallah mereka akan lebih fokus dan lebih serius dalam mendidik santri dan mengurus pesantren,” kata Prof Imam Suprayogo seraya berpamitan menuju Malang Kota.

Terima kasih Prof Imam Suproyogo atas kunjungan yang mendadak dan tiba-tiba ke PEM Gondanglegi. Sangat memotivasi dan menginspirasi. Semoga pesan-pesan Prof Imam dalam waktu dekat dapat kami eksekusi dan terealisasi. Amin. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version