Mimsapa Hadirkan Bule Afrika, Ini Alasannya

Native Speaker bersama Tim FAI UMM, Kepala Madrasah dan guru Mimsapa (Eri Nurokhim/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mimsapa menghadirkan native speaker dari negara Ghana Afrika Barat Abdul Samiu Abbas guna meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan Arab siswa, Selasa (14/11/2023).

Kemeriahan terlihat di semua area MI Muhammadiyah 1 Pare (Mimsapa) Kediri Jawa Timur. Siswa antusias menyambut kehadiran tamu istimewa dari Ghana Afrika Barat. Abdul Samiu Abbas atau biasa dipanggil Abbas yang saat ini sedang menempuh studi di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan mahasiswa berasal dari Ghana.

Kehadiran Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab bersama Tim FAI UMM ke Mimsapa untuk menjadi native speaker. Kepala MI Muhammadiyah 1 Pare Eri Nurokhim menuturkan, kegiatan bertajuk Welcome Native Speaker ini merupakan kerjasama dengan FAI UMM. 

“Abbas yang cerdas dan menguasai beberapa bahasa ini didatangkan untuk melakukan kegiatan bersama siswa program khusus dengan menggunakan dua bahasa asing yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab,” katanya.

Kegiatan Abbas si bule Afrika dimulai bersama siswa Linguistic Class Program (LCP) yang bertempat di hall Gedung Jenderal Soedirman. Sekelompok siswa menyambut kehadiran Abbas dan Tim FAI UMM yang juga didampingi Kepala MI Muhammadiyah 1 Pare dengan alunan musik angklung. 

Selanjut Abbas menyapa dan mengajak siswa berbincang-bincang dengan bahasa Inggris. Dia menceritakan budaya dan beberapa makanan khas negaranya. Siswa LCP nampak serius mendengarkan dan sesekali tertawa ketika Abbas bercanda.

Miss Karima dan Mr Nukky yang memandu acara memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kepada sang native speaker. Salah satu siswa bernama Muhammad Adha Kamil Al Khalifi mengajukan pertanyaan, “Have you ever gone to Indonesia before? And, have you ever gone to another country before went here?” (Apakah anda sudah pernah pergi ke Indonesia sebelumnya? Dan apakah Anda sudah pernah pergi ke negara lain sebelum Anda ke sini?).

Abbas pun menjawab, “This is my first time to go to Indonesia. And, I have gone to another four countries before I went to here. But all of them are countries in the Afrika. And Indonesia become my fifth country that I visit”. (Ini adalah pertama kalinya saya ke Indonesia. Dan sebelum ini saya sudah pernah pergi ke empat negara lain. Namun semuanya masih di wilayah Afrika. Dan, Indonesia menjadi negara ke lima yang saya kunjungi).

Menurut koordinator program LCP yang biasa dipanggil miss Pipit, kegiatan welcome native speaker ini menyenangkan bagi anak-anak. Terlihat dari antusias mereka menyambut datangnya si native speaker. Bahkan ada yang sampai membuat surat khusus untuk nativenya.

Usai melaksanakan kegiatan di hall Gedung Jenderal Soedirman, native speaker dan tim bergerak menuju Gedung Ahmad Dahlan.  Di ruangan ini, Abbas menyapa siswa kelas I-II  yang sedang berkarya membuat kolase berbentuk bendera negara Indonesia dan Ghana.

Native Speaker bersama siswa dengan hasil karya kolase (Eri Nurokhim/PWMU.CO)

Momen ini dimanfaatkan pula untuk foto bersama. Selama kegiatan berlangsung, Abbas nampak akrab dengan anak-anak. Dia melayani anak-anak yang berebut untuk bertanya, salim, bahkan meminta tanda tangan dengan ramah dan selalu tersenyum.

Kegiatan dilanjutkan bersama siswa program kelas tahfidh yang sudah menunggu di Hall Nyai Walidah. Di ruangan ini Abbas menyapa siswa menggunakan bahasa Arab. Dia merasa bahagia bertemu dengan anak-anak penghafal al Quran.

Dia pun memberi motivasi pada mereka untuk semangat menghafal al-Quran dan sering-sering melakukan murojaah. Pada kesempatan ini, Abbas juga mengajak siswa belajar bahasa Arab sederhana. Untuk memudahkan komunikasi, ustadzah Elizabet Zuhra membantu menterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia.

Pada sesi tanya jawab, salah satu siswa bernama Uki bertanya, “Atsnaa wujudika Fii indunisiyya, ma huwa ath-tha’aamu alladzi tuhibbuhu?” (Selama di Indonesia, makanan apa yang kamu sukai?). Spontan Abbas menjawab, “Baksuu”. (Bakso).

Siswa lain bernama Fadin mengajukan pertanyaan, “Limaadza tadrusu allughata al’arabiyyata Fii Indunisiyya, ya Ustadz?” (Kenapa belajar bahasa Arab di Indonesia, ya Ustadz?).

Mendapat pertanyaan tersebut, Abbas menerangkan, “Liannani uhibbu almuslim. Wa Fii Indunisiyya yuujad alkatsir minal muslimin” (Karena saya cinta orang muslim dan di Indonesia banyak orang muslim).

Program native speaker bahasa Arab, bagi siswa program kelas tahfidh merupakan yang perdana. Siswa sangat antusias dan menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi. Sebelum native speaker dan Tim dari FAI UMM kembali ke Malang, jurnalis cilik Mimsapa Delila Hasna Rante dan Shaina Diva Azahwa meminta waktu sejenak untuk wawancara. Kedua siswa LCP tersebut mewawancarai Abbas menggunakan Bahasa Inggris. (*)

Penulis Eri Nurokhim. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version