Kajian Keliling IPM Wringinanom Bahas Al-Anfal:60

Kajian Keliling IPM Wringinanom
IPM Wringinanom bersama pembicara Heri Siswanto. (Kusmiani/PWMU)

PWMU.CO – Kajian keliling IPM Wringinanom Gresik bertempat di Masjid al-Ikhlas Dusun Sumbersuko Desa Lebanisuko Wringinanom, Ahad (26/11/23).

Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pemuda Muhammadiyah (PC IPM) Wringinanom Septian Dwi Ananda mengatakan, kegiatan ini bertujuan menguatkan semangat berorganisasi melalui IPM.

”Semakin marak dan banyaknya tempat nongkrong berpeluang bagi pelajar semakin mudah mencari tempat hiburan, dan lupa belajar berorganisasi,” kata Nanda, panggilan akrabnya.

Oleh karena itu, sambung Nanda, Kajian keliling IPM Wringinanom menghadirkan Heri Siswanto SHI sebagai pemateri bertujuan untuk memberi semangat ber-IPM.

Heri mengawali kajiannya dengan memberikan pertanyaan retorika, apakah yang kita lakukan jika memiliki nasib seperti warga Palestina.

Pertama, dia menjelaskan sebagai seorang pemuda harus menyiapkan semua kemampuan yang bertujuan untuk menghadapi musuh Allah.

“Melalui sikap kecil, contohnya kemampuan bela diri seperti Tapak Suci (TS),” jelas Wakil Ketua Pimpinan Cabang (PCM) Muhammadiyah Wringinanom yang membidangi Dikdasmen dan PNF.

Kedua, lanjutnya, menyiapkan kuda yang dijadikan sebagai kendaraan tempur. “Zaman sekarang jarang ada kuda, yang kita miliki sepeda motor. Itulah yang harus kita gunakan dengan sebaik-baiknya,” tandas mantan Ketua PCPM periode 2010-2018.

Dia menyitir Quran surat al-Anfal ayat 60. Artinya:

Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi.

Menurut dia, kata kuda itu artinya kendaraan. Begitu juga motor itu kendaraan. “Memanfaatkan motor sebagai ladang pahala, pergi ke kajian keliling duduk bersama seperti ini, karena kuda yang ditambatkan kemudian berhenti di suatu tempat untuk makan, maka itulah ladang pahala,” katanya.

Sebaliknya Heri mencontohkan orang yang menggunakan motornya hanya untuk dilihat orang, maka perbuatan itu termasuk sumber dosa.

“Bermotor hanya dibuat gaya-gayaan dan ngebut-ngebut di jalan,” ujarnya.

Barang siapa yang menambatkan kuda hanya untuk kekayaan tapi ia lupa untuk hak Allah maka kata Rasulullah bagi dirinya kendaraan tersebut sebagai kekebalan dirinya.

“Semoga kita bisa memanfaatkan pemberian orang tua untuk hal kebaikan, yang nantinya akan bernilai jariah,” tuturnya.

Penulis Kusmiani  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version