Menjadi Rujukan di Madura, SMAM 1 Sumenep Bukan Sekolah Tiban

Dari kiri: Bahrus Surur, Nugraha Hadi Kusuma, PWMU.CO, Jack, dan Naufal Nawari. (Foto Uzlifah/pwmu.co)

PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 Sumenep bisa sebesar seperti sekarang bukan karena tiba-tiba ada alias tiban. “Semua perlu waktu dan kerja keras,” kata Kepala Sekolah SMAM 1 Sumenep Bahrus Surur pada PWMU.CO, yang berkunjung ke sekolah yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo 14 Sumenep Madura, Kamis (20/7).

Bahrur menjelaskan bahwa sekolah yang asri dengan jumlah siwa 600 lebih itu merupakan sekolah rujukan di Madura. “Dan itu hasil kerja keras dan kerja sama dari semua elemen Muhammadiyah,” kata dia.

(Baca: Kisah Perjuangan di Balik Sukses Marching Band SMAM 1 Sumenep Perform pada Milad Muhammadiyah di Bangkalan)

Dulu, ujarnya, lingkungan sekitar sekolah gersang dan sangat panas. “Tidak seperti saat ini yang asri dan sejuk,” ucapnya. Semua itu bermula dari tekadnya saat memulai membangun sekolah. “Kami bertekad mengubah suasana agar lebih nyaman. Dulu kami minta anak-anak membahwa tanaman dan bisa dilihat sendiri hasilnya sekarang,” ujar mantan anggota DPRD Sumenep itu.

SMAM 1 Sumenep yang dibangun di atas lahan lebih dari 1 hektar itu memang layak menjadi sekolah rujukan. Banyak fasilitas yang tidak dimiliki sekolah lain. Seperti laboratorium sosial, laboratorium IPA, laboratorium bahasa,  laboratorium Islam, Kemuhammadiyahan, dan bahasa arab (ISMUBA), ruang perpustakaan, ruang kreasi siswa, audio visual, UKS. “Dan masih banyak lagi yang telah menjadi daya tarik tersendiri,” kata dia.

(Baca juga: SMA Muhammadiyah 1 Sumenep Sukses Ukir Prestasi dengan Borong 4 Piala)

Menurut Jack, salah seorang penjaga sekolah, sekolah negeri saja kalah dengan SMAM 1 Sumenep. “Setiap pejabat Diknas yang mengadakan kunjungan ke sini selalu kagum dan heran karena selalu ada inovasi baru,” tuturnya saat menemani PWMU.CO berkeliling menunjukkan fasilitas sekolah tersebut.

“Dan yang terpenting, semua itu berkat Pak Bahrur. Pribadi beliau sangat baik. Ditunjang juga dengan banyaknya jejaringnya, membuat semua guru dan karyawan di sini hebat-hebat,” kata Jack.

Taman SMAM 1 Sumenep yang asri. Foto Uzlifah/pwmu.co)

Hal senada dikatakan Naufal Nawari, Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sumenep. Menurutnya, kepemimpinan suami Arofah—Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sumenep itu sangat luar biasa.

(Baca: Inilah Mayoret Terbaik Madura)

“Pak Bahrur bisa merangkul semua, termasuk mendorong alumni SMAM1 Sumenep untuk punya sense of belonging yang kuat. Hampir semua alumni punya posisi yang sama yaitu membantu pengembangan almamater, apakah dia pejabat, polisi, jenderal, guru atau buruh sekalipun. Di sini mereka tidak dibedakan. Sehingga semua alumni tidak ada yang malu untuk datang lagi ke sini,” ujar Naufal sambil menunjukkan pada PWMU.CO kantor IPM yang berada di kompleks SMAM 1 Sumenep.

Naufal menambahkan bahwa prinsip yang diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan “Hidup-hidupilah Muhammadiyah” benar-benar telah tertancap pada semua alumni,” ujarnya. (Uzlifah)

PWMU.CO di depan Graha Sosial atau laboratoriuam sosial. Hanya dimiliki SMAM 1 Sumenep (Foto Uzlifah/.pwmu.co)
Jack menunjukkan tempat cuci tangan. (Foto Uzlifah/pwmu.co)
Perpustakaan SMAM 1 Sumenep. (Foto Uzlifah/pwmu.co)
Masjid Al Masturah SMAM 1 Sumenep. (Foto Uzlifah/pwmu.co)
Gedung SMAM 1 Sumenep . (Foto Uzlifah/pwmu.co)
Exit mobile version