Teknik Public Speaking Dikupas di Pelatihan IGABA Kota Probolinggo

Eka Chandra Sulistiani Narasumber Pelatihan Public Speaking Guru PAUD Se-Kota Probolinggo di Aula TK Aisyiyah 1, Sabtu (2/12/2023) (Izza El Mila/PWMU.CO)

PWMU.CO – Teknik public speaking dikupas oleh Eka Chandra Sulistiani dalam Pelatihan Public Speaking dan Pelayanan Prima bagi guru PAUD Aisyiyah se-Kota Probolinggo, di Aula TK Aisyiyah 1 Jalan KH Mas Mansyur 109, Sabtu (2/12/2023).

Sebanyak 85 peserta tampak serius mengikuti pelatihan yang digelar dalam acara Pertemuan Rutin Anggota IGABA Kota Probolinggo.

Ketua IGABA Kota Probolinggo Tanti Rachmajani SP mengatakan pelatihan penting bagi guru PAUD. “Di penghujung tahun 2023 ini, alhamdulillah kita bisa menimba ilmu terkait public speaking dan pelayanan primauntuk menyongsong PPDB tahun depan dalam menyambut wali murid dan murid baru yang akan menjadi customer kita,” ujarnya.

Tanti menambahkan, semoga ilmu yang diberikan narasumber bermanfaat bagi lembaga dan juga menambah wawasan pengetahuan guru tentang public speaking.

Eka Chandra Sulistiani, instruktur public speaking dari LKP Pratama Mulia Jalan Letjend Sutoyo No 11 Kota Probolinggo itu menyampaikan empat materi yaitu pengertian public speaking, teknik publik speaking, teknik komunikasi, dan pelayanan prima yang harus dikuasai peserta.

Eka memulai paparannya dengan menyajikan find word. Susunan acak huruf yang menggambarkan tiga kata tentang unsur public speaking. Kepala TK Aisyiyah 8 Vivin Ummu Salma berhasil menebak tiga kata yang dimaksud.

“Senyum, eye contact, dan intonasi,” ungkap Vivin menjawab pertanyaan narasumber.

Selanjutnya Eka melempar pertanyaan kepada audiens. Gaya interaktifnya disambut peserta dengan gayeng. “Apakah ada yang tahu apa itu public speaking?” tanyanya sambil mendekati peserta.

Dia merapikan jawaban peserta dengan mendefinisikan public speaking adalah seni berbicara di depan khalayak untuk menyampaikan informasi dan meyakinkan audiens tentang apa yang disampaikan.

Lima alasan mengapa seseorang harus bisa public speaking diuraikan dengan gamblang. Yakni untuk menambah rasa percaya diri, membangun citra diri yang positif, menjadi pribadi yang komunikatif, modal utama untuk berbagai pilihan karier dan smenghasilkan uang.

“Berbicara dengan audies harus memiliki trik dan strategi agar komunikasi berjalan dengan baik dan efektif,”ujarnya. Sejurus kemudian dia memberikan sebuah kasus bagaimana seorang guru bersikap jika ada tamu yang ingin bertemu dengan kepala sekolah.

Perempuan enerjik ini lalu menghampiri Bawuk Wahyuni, guru TK Aisyiyah 5, sebagai partner untuk mempraktikkan adegan guru dan tamu. Yuni sebagai guru dan Eka sebagai tamu yang ingin menemui kepala sekolah. Dia memuji Yuni telah melakukan tugasnya dengan baik.

Baca sambungan di halaman 2: Enam Teknik Public Speaking

Praktik Teknik Public Speaking. Kiri Bawuk Wahyuni beradegan sebagai guru dan Eka Chandra Sulistiani sebagai tamu. Teknik Public Speaking Dikupas di Pelatihan IGABA Kota Probolinggo. (Izza El Mila/PWMU.CO)

Enam Teknik Public Speaking

Alumnus D III Sekretaris Universitas Brawijaya Malang ini lalu menguraikan enam teknik public speaking. Yaitu senyum (smilling voice), eye contact, intonasi, artikulasi, body moving, dan gesture

Kepiawaiannya merinci tiap poin di atas menyegarkan suasana. Eka mencairkan suasana dengan beberapa ice breaking dan hadiah bagi peserta. 

Lalu Eka memberikan teknik komunikasi yaitu agresif (kuat, lantang, menyerang), submisif (penurut, selalu mengalah, lebih banyak diam), dan asertif (tenang, mau mendengarkan, bijaksana, jelas).

“Adakah tiga teknik komunikasi tersebut ibu-ibu jumpai di sekolah, pada rekan-rekan guru dan kepala sekolah?” pancingnya.

“Teknik manakah yang baik dan perlu dipertahankan?” tanyanya.

“Teknik asertif,” jawab peserta kompak.

Materi pelayanan prima menjadi penutup paparan. Eka menjelaskan pelayanan prima adalah aktivitas untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan secara prima sehingga pelanggan mendapatkan sesuatu yang melebihi harapannya.

Terakhir dia berpesan untuk memberikan semangat kepada para peserta. “Setelah ini kita bisa meningkatkan kemampuan berbicara untuk mengajar lebih baik ditunjang dengan public speaking yang baik sehingga pelayanan prima berjalan baik,” harapnya mengakhiri paparan selama dua jam. (*)

Penulis Izza El Mila Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version