Ragres Gelar ToT Membaca Nyaring

Pelopor Read aloud di Indonesia Roosie Setiawan saat memaparkan materi pelatihan (Eka Meitasari/PWMU.CO)

PWMU.CO – Ragres gelar ToT membacakan nyaring buku untuk anak, Ahad (26/11/2023). Pelatihan ini merupakan salah satu rangkaian Festival Literasi yang diprogramkan oleh Komunitas Read Aloud Gresik (Ragres) tahun ini.

Bertempat di ruang baca Perpustakaan dan Kearsipan (Perpussip) Kabupaten Gresik, pelatihan Training of Trainer (ToT) ini diikuti oleh 24 peserta dari berbagai kota. Ada yang dari Gresik, Sidoarjo, Malang, bahkan ada pula yang dari Madura.

Kepala SD Muhammadiyah Kompleks Gresik (SD Mugres) Eka Meitasari SPd menjadi salah satu pesertanya. Pelatihan ini begitu spesial karena dibimbing langsung oleh Pelopor Read Aloud Indonesia Roosie Setiawan. Dia juga merupakan penulis buku dan anggota Gerakan Literasi Sekolah di tingkat nasional.

Dalam sambutan pembukaan, Kepala Dinas Perpussip Gresik Budi Raharjo SH MSos menyampaikan unsur dasar literasi itu adalah kemampuan membaca dan menulis, lalu menuturkan.

“Melalui ToT read aloud ini, saya berharap peserta yang hadir ini dapat mendorong dan memotivasi orang lain untuk masuk pada circle gemar membaca. Aktivitas Read Aloud bukan hanya membacakan buku dengan nyaring, namun juga efektif dalam membangun kedekatan antarkeluarga,” tuturnya.

Ketua komunitas Ragres Dewi Aprilia Kurniawati menegaskan harapannya kepada peserta agar read aloud menjadi aktivitas rutin sehari-hari. “Hasil belajar kita tidak boleh berhenti di sini. Namun, harus kita salurkan lagi minimal kepada anak, murid, atau melalui media sosial,” ungkap Liya, sapaan akrabnya.

Membacakan Nyaring

ToT Read Aloud ini dibagi menjadi empat sesi, yaitu memahami membaca nyaring melalui buku The Read Aloud Hand Book karya Jim Trelease dan Membaca Nyaring karya Roosie Setiawan.

Berikutnya dilanjutkan dengan penguatan mengapa Indonesia membutuhkan membaca nyaring, kerja kelompok menganalisis buku yang akan dibacakan, dan presentasi kelompok.

Di awal sesi materi, Roosie menyatakan Read Aloud itu seperti segitiga. Yaitu adanya hubungan orangtua, anak, dan buku. Tujuan membacakan buku adalah meningkatkan minat baca anak. Sedangkan, membentuk bonding dengan pembacanya adalah bonus.

“Tujuan membaca nyaring itu bukan hanya menyelesaikan satu buku, tetapi juga menikmati proses dibacakannya buku yang disertai dialog dengan memperhatikan interaksi,” tutur pendiri Reading Bugs, Komunitas Read Aloud pertama di Indonesia.

Roosie juga menunjukkan tingkat literasi bangsa Indonesia melalui hasil survei Program for International Student Assessment (PISA). Survei PISA ini merupakan tes internasional yang diikuti oleh siswa berusia 15 tahun dari 70 negara, termasuk Indonesia.

“Tes ini menilai kemampuan siswa dalam membaca, matematika, dan sains, dan hasilnya sering digunakan untuk membandingkan kualitas pendidikan antarnegara,” katanya.

Menurut hasil survei ini, lanjutnya, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara. Artinya, kemampuan literasi anak-anak Indonesia tergolong sangat rendah.

Roosie menyatakan hal tersebut menjadi alasan mengapa Indonesia membutuhkan membaca nyaring. Membaca nyaring memberikan manfaat neurologis, pendidikan, psikologi, dan sosial.

Sedangkan, bonus yang pasti didapat saat membacakan nyaring adalah membangun kedekatan dan keteladan. Guru perlu membersamai siswa ketika membaca mandiri. Inilah cara yang mudah untuk menunjukkan keteladanan.

“Dengan membersamai siswa, guru dapat memberikan feedback dan berdialog dengan siswa. Hal ini dapat meningkatkan minat baca anak,” jelasnya.

Setelah peserta dipahamkan tentang pentingnya membacakan nyaring, kegiatan berikutnya adalah sesi analisis buku dalam kelompok, lalu mempresentasikannya. Peserta dibagi menjadi 5 kelompok. Di setiap kelompok terdapat 4-5 orang peserta. Peserta diminta menganalisis satu buku bacaan yang ingin dibacakan nanti.

Roosie mencontohkan cara membacakan nyaring sebuah buku bergambar kepada peserta ToT. Setiap kelompok diwakili satu orang yang mempresentasikan analisis buku cerita dan seorang lagi membacakan nyaring di depan peserta lain. Para peserta terpukau atas tampilan dari setiap kelompok.

Dukung Read Aloud

Dalam tiga tahun terakhir SD Mugres menyadari pentingnya kegiatan literasi bagi siswa. Terbukti, minat baca siswa terdongkrak melalui aktivitas read aloud. Keikutsertaan Eka Meitasari dalam pelatihan ini menjadi upaya untuk mengembangkan kualitas literasi siswa SD Mugres.

“SD Mugres memiliki program unggulan Simak dan Baca (Simba) sebagai upaya menumbuhkan kecintaan anak pada buku cerita dan meningkatkan minat baca anak. Sangat bersyukur dapat bertemu dengan teman-teman yang tertarik pada membacakan nyaring,” tuturnya. (*)

Penulis Eka Meitasari. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version