Kompetensi Seorang Pensiunan

Kompetensi
Zainul Muslimin

Kompetensi Seorang Pensiunan oleh Drh Zainul Muslimin, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

PWMU.CO – Seingat saya yang bergiat di Persyarikatan Muhammadiyah ini dulu Bu Nur Hayati, isteri saya.

Dia pernah menjadi Ketua PCA Buduran. Kemudian mengemban amanah menjadi Ketua Majelis Kesehatan PDA Sidoarjo.

Keluarganya bukan Muhammadiyah. NU juga tidak. Kami biasa menyebutnya dari keluarga Islam Pancasila.

Walau begitu fanatismenya terhadap Persyarikatan luar biasa. Lebih militan dibanding saya yang dari keluarga Muhammadiyah nyel.

Saking militannya karyawan di rumah dan jamaah pengajian dibuatkan KTAM (Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah). Harus punya KTAM.

Saya justru saat itu sangat aktif di yayasan dakwah di luar Muhammadiyah walau berdakwahnya bersama para kiai dan ustadz dari Muhammadiyah.

Seringkali saya harus mengantar para kiai dan ustadz ke acara Aisyiyah. Mulai dari tabligh akbar, rapat, dan lainnya.

4S

Saya amati dan perhatikan lha kok para pimpinan dan aktivisnya rata-rata sudah sepuh bahkan ada yang sudah 4S alias sudah sangat sepuh sekali.

Saat itu usia saya masih kepala 4 masih mudalah. Setidaknya menurut saya. Para aktivis itu sudah banyak yang kalau lewat di depan kita terasa bau minyak angin dan obat gosok.

Saat itu yang tebersit di pikiran saya bagaimana organisasi bisa berlari kencang kalau isinya orang-orang yang sudah sepuh.

Lho lha kok sekian belas tahun kemudian saya justru menjadi bagian yang saya pikirkan itu. Mengisi persyarikatan dengan kondisi fisik yang sudah tidak sempurna. Ada saja kendalanya bagi orang yang sudah sepuh itu terkait kondisi fisiknya.

Salah makan saja bisa jadi nggak bisa jalan. Seperti Capres kita ada yang jalannya terpincang-pincang karena faktor usia yang  4S itu. Walaupun begitu masih suka berjoget-joget di hadapan orang banyak.

Fakta usia yang rata-rata sudah sepuh itu semestinya menghadirkan dua hal yang berpasangan di dua kuadran yang berseberangan. Seperti halnya Allah swt mempermaklumatkan bahwa Maha Suci Allah yang telah menciptakan segalanya berpasang-pasangan.

Setiap fakta ciptaanNya selalu bisa kita lihat dari sisi yang berseberangan. Dari sisi negatif dan pada saat yang sama sekaligus sisi positifnya. Yang terpenting adalah ke mana arah pandangan kita fokuskan.

Berpengalaman

Orang-orang pensiunan, yang sudah sepuh, yang sangat senior rerata punya pengalaman empiris yang luar biasa.

Mereka orang yang sangat punya kompetensi di bidangnya dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di tempat mereka mengabdi.

Bisa dibayangkan betapa mahalnya jika Persyarikatan harus membayar kelebihan dan kompetensi yang mereka miliki.

Kita juga bisa lihat lowongan kerja selalu mencari orang yang lebih berpengalaman daripada yang fresh graduate. Ini karunia yang luar biasa bagi Persyarikatan. Itulah harga seorang pensiunan.

Berikutnya buat orang yang sudah sepuh rata-rata sudah selesai dengan urusan rumah. Anak-anak sudah pada nikah, sudah selesai kuliah. Sudah tidak ada beban ekonomi yang berat yang harus ditanggung.

Terakhir tentu setiap orang sangat menginginkan akhir hidupnya dengan husnul khatimah. Oleh karenanya orang sepuh seperti saya dan mungkin juga panjenengan, mari kita beri kesempatan kepada mereka agar terus berada di jalan kebaikan, jalan dakwah melalui Persyarikatan hingga menjemput garis finishnya.

Sudah banyak pembelajaran di sekeliling kita. Mereka yang berjuang dengan sangat serius dan fokus di Muhammadiyah, khususnya di Lazimu, menjemput garis finishnya.

Semoga mereka menjumpai garis finish yang baik. Semoga Allah swt merahmati mereka, mengampuni, dan memaafkan mereka. Menjauhkan mereka dari siksa kubur dan api neraka, serta memasukkan mereka ke surgaNya.

Tetap semangat. Usia hanyalah angka, kata sebagian orang.

Bismillah

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version