Anak adalah Aset Kebaikan Jangka Panjang

Anak adalah Aset Kebaikan Jangka Panjang. Wakil Ketua PCM Brondong bagian Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muttaqien Nurlam SPd saat menjadi narasumber dalam kegiatan penerimaan rapor MIM 14 Pambon (Fitri/PWMU.CO)
Anak adalah Aset Kebaikan Jangka Panjang. Wakil Ketua PCM Brondong bagian Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muttaqien Nurlam SPd saat menjadi narasumber dalam kegiatan penerimaan rapor MIM 14 Pambon (Fitri/PWMU.CO)

PWMU.CO – Anak adalah aset kebaikan jangka panjang bagi orang tua. Oleh sebab itu diperlukan keikhlasan untuk mendidiknya.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Brondong bagian Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muttaqien Nurlam SPd pada kegiatan penerimaan rapor siswa-siswi MI Muhammadiyah 14 Pambon Brondong.

Acara yang berlangsung Ahad (24/12/2023) itu digelar di Aula MI Muhammadiyah 14 Pambon, Brondong, Lamongan, Jawa Timur.

Muttaqien mengatakan, melakukan kebaikan salah satunya tentang pendidikan anak, tidak hanya bertujuan mendapatkan hasil sesaat tapi merupakan investasi yang akan terus mengalir bahkan ketika sudah tidak di dunia.

“Bahwa amal-amal sholih putra-putri kita baik saat ini atau saat mendatang tidak lain merupakan hasil pendidikan yang telah dilakukan,” katanya.

Untuk menuju hal itu, dia punmenekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam proses pendidikan. “Niat ikhlas menjadikan kelancaran, menjadikan proses pendidikan berjalan lancar. Akhirnya, berbuah menjadi anak yang sholih-sholihah,” ucapnya.

Para wali murid saat menerima penghargaan prestasi anak-anaknya di Aula MIM 14 Pambon. (Fitri/PWMU.CO)

Tiga Hak Anak

Selain Muttaqien Nurlam, acara ini juga turut dihadiri Bendahara PCM Brondong, Drs Muslihin. Dia memberikan sambutan terkait tiga kewajiban orang tua terhadap anak.

Pertama, ayyuhsina ismuhu yaitu memberikan nama yang baik. “Nama orang zaman dahulu tidaklah sekeren zaman sekarang. Jadi, berikanlah nama yang baik, karena itu bagian dari doa,” pesannya.

Kedua, memberi pendidikan terhadap kitab Allah. Dia mengatakan, anak-anak yang saat ini mampu menghafal, tentu hal itu tidak bisa terjadi secara langsung atau instan, melainkan ada proses belajar di sekolah.

“Anak tidak bisa dipaksa, karena ada metode dalam pembelajaran. Anak juga tidak bisa selalu ditekan. Karena belajar anak-anak itu harus sesuai dengan kemampuan amal dan perbuatannya,” ucap Mushlichin.

Menurutnya, mungkin ada anak-anak yang nilainya sekarang tidak bagus, tapi dia berpesan agar orang tua jangan memarahi terus.

“Karena bisa jadi akan menjadikan beban mental mereka turun. Boleh jadi kelak akan mendapat nilai bagus ketika menemukan bakat dan kemampuannya,” imbuhnya.

Ketiga, menikahkan anak ketika sudah mencapai waktunya atau usia baligh. “Jika belum, mohonlah kepada Allah, berdoa untuk segera ditemukan jodohnya,” kata Mushlichin.

Sementara itu, Kepala MIM 14 Pambon, Muhaiminah SAg, mengucapkan syukur dan terima kasih kepada bapak ibu wali murid maupun para tamu yang hadir.

Dia mengatakan, kegiatan penerimaan rapor ini merupakan hasil dari proses belajar siswa-siswi MIM 14 Pambon selama semester ganjil 2023/2024. (*)

Penulis M Afiruddin Editor Nely Izzatul

Exit mobile version