Guru SD Ini Didorong Improvisasi Kurikulum Merdeka

Perwakilan kelompok jenjang kelas V Waviq Amiqoh MPdI mempresentasikan hasil diskusi kelompok tentang inovasi pembelajaran. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Guru SD Muhammadiyah 1 dan 2 GKB Gresik (SD Mugeb dan Berlian School) diajak memikirkan terobosan aktivitas belajar yang belum pernah ada di kedua sekolah itu.

Ini terjadi pada sesi praktik Pelatihan Improvisasi Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka yang diadakan Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, Rabu (27/12/2023) siang.

Dr Raharjo MSi dari Divisi Akademik Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim sebelumnya meminta para guru membentuk enam kelompok berdasarkan jenjang kelas yang biasa mereka ampu. Usai memberi waktu berdiskusi selama 30 menit, Raharjo menunjuk perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya.

Guru SD Mugeb Rahmat Arianto SPd mewakili kelas VI menyampaikan kelompoknya memilih dua model pembelajaran untuk mata pelajaran Kemuhammadiyahan. Pertama, pertunjukan drama. Kedua, model belajar kelas terbuka.

Untuk yang pertama, Rahmat menjelaskan, “Kelas VI ada lima kelas paralel. Misal kelas VI A ambil topik Tokoh Muhammadiyah.  Di pekan berikutnya, kelas lain mengangkat topik berbeda,” terangnya di Cordoba Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio).

Kemudian, mereka saling bertukar menjelaskan dan menyimak. Dia menegaskan, itu belum pernah dilakukan sebelumnya.

Rahmat Arianto SPd (kiri) didampingi Dr Raharjo MSi mempresentasikan hasil diskusi kelompok jenjang kelas VI. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Adapun model kedua, kelas VI A dibagi menjadi tiga kelompok. Mereka lalu menjelaskan sebuah topik sesuai materi yang diampu di stan masing-masing. “Kelas lain mengunjungi stan VI A itu,” ungkapnya.

Uniknya, lanjut Rahmat, ada siswa yang berdandan seperti tokoh itu. “Unsur seni perannya, siswa mendalami watak tokoh tersebut,” imbuhnya.

Adapun siswa yang berkunjung tak sekadar berkunjung, melainkan sambil membawa LKPD. Mendengarnya, Raharjo menegaskan, “SD 1 dan 2 perhatikan ya gebrakan pembaruannya! Ini disaksikan langsung oleh kepala sekolah.”

Selanjutnya, giliran guru Berlian School Waviq Amiqoh MPdI yang presentasi mewakili kelompok jenjang kelas V. “Kami melakukan pembaruan pelajaran bahasa Arab,” terangnya sehingga tidak seperti biasanya yang hanya menanyakan bahasa Arabnya apa, artinya apa.

“Di kelas V ada materi profesi dan tempat bekerja. Kami bagikan LKPD berisi gambar profesi dan tempat kerjanya. Kami ajak anak-anak bernyanyi bersama sambil tepuk-tepuk,” imbuhnya.

Jadi, Waviq menerangkan, ada gambar dokter bekerja di rumah sakit. Awalnya siswa diberikan LKPD yang memuat empat profesi dan emp[at tempat kerja. “Gambar itu digunting, ditempel ke kertas besar yang guru tempel di dinding kelas,” jelasnya.

Dia menekankan, ini contoh inovasi pembelajaran berbasis game dan proyek kolaboratif. “Setelah menempel, teman sebaya yang memberi penilaian,” tutupnya.

Raharjo mengapresiasi penjelasannya. “Bapak Ibu, ini bisa dicopy-paste di mapel lainnya. Kita saling asah, asih, dan asuh di sini,” tuturnya. (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version