![Jadi Muhammadiyah](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2024/01/PRM-Ampeldento.jpg?resize=800%2C450&ssl=1)
PWMU.CO – Jadi Muhammadiyah harus siap dengan stigma oleh masyarakat awam.
Demikian dikatakan Pjs Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Dr Syamsul Arifin di kajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ampeldento Kota Malang, Ahad (7/1/2024).
Acara kajian diadakan di Sens Café Kota Malang dihadiri semua kader PRM Ampeldento. Kafe ini milik kader Muhammadiyah.
Tema kajian menjadi pribadi yang lebih baik di tahun 2024. Kajian ini juga dihadiri oleh perwakilan PCM dan Pemuda Muhammadiyah Cabang Karangploso.
Prof Dr Syamsul Arifin mengatakan, menjadi warga Muhammadiyah merupakan proses panjang dari pengalaman kehidupan dengan asas atau dasar individu tiap warga berbeda-beda. Terutama bila mengingat historis keagamaan masa lalu di keluarga masing-masing.
Dia menegaskan, jadi Muhammadiyah harus siap dengan stigma yang ada di masyarakat. Stigma negatif maupun positif.
”Stigma masyarakat pada Muhammadiyah ialah Muhammadiyah sebagai Islam modern, Islam berkemajuan, ataupun Islam berpendidikan,” katanya.
Dia juga menyatakan, bermuhammadiyah diperlukan toleransi tinggi. Hal itu diperlukan untuk usaha memperbaiki diri dalam bermuhammadiyah.
”Rasa memiliki, serta tidak memungkiri ada organisasi lain selain Muhammadiyah pada kegiatan kemasyarakatan,” ujarnya.
Personalia PRM Ampeldento yang baru adalah Ketua Fahrur Rasyidi, beranggotakan enam orang: Farid Abdurrahman, M. Hafiz Ahyanoor, Arif Luqman Hakim, Handika Setiya Budi Irawan, Agus Cahyono, dan Ilham Virgo.
Penulis Arif Luqman Hakim Editor Sugeng Purwanto
Discussion about this post