Anak Bukanlah Tujuan Pernikahan

Dra Rukmini Amar MAp menyampaikan materi sola anak bukanlah tujuan pernikahan dalam kegiatan Gerakan Perempuan Mengaji Majelis Tabligh PCA Dau di Masjid At Taqwa Muhammadiyah Sengkaling Dau, Jumat (26/01/2024) . (Nurul Hidayah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Anak bukanlah tujuan pernikahan diulas dalam Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Dau di Masjid At Taqwa Muhammadiyah Sengkaling, Kecamatan dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (26/01/2024).

Kegiatan bertema Penguatan Keluarga Mewujudkan Qaryah Thayyibah ini menghadirkan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini Amar MAp sebagai narasumber.

“Banyak yang tidak paham tentang tujuan pernikahan. Tujuan pernikahan adalah keluarga sakinah sedangkan mempunyai keturunan merupakan fungsi berkeluarga,”

Rukmini mengutip Surat ar-Rum 21 yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” 

Menurutnya, tujuan berumah tangga atau berkeluarga adalah untuk mewujudkan ketenteraman atau ketenangan. Dari kata taskunu dalam ayat di atas itulah diturunkan kata sakinah dengan arti tenang atau tenteram. 

Rukmini menegaskan, “Jika tujuan pernikahan adalah anak, maka akan memicu terjadinya bongkar pasang pernikahan demi mendapatkan anak. Padahal dalam asy-Syura 49-50 Allah sudah mengabarkan bahwa Allah akan memberi anak perempuan, anak laki-laki, keduanya ,atau bahkan menjadikan tidak punya keturunan. Itu firman Allah. Tugas manusia hanya berdoa dan berikhtiar.”

Baca sambungan di halaman 2: Indikator Keluarga Sakinah

Mihtahul Jannah (memegang mikrofon) menyampaikan pertanyaan dalam kesempatan diskusi di GPM Majelis Tabligh PCA Dau Jumat (26/01/2024). (Sundari/PWMU.CO)

Indikator Keluarga Sakinah

Rukmini menyampaikan memiliki keturunan tidak bisa kita pilih, tetapi pasangan bisa kita pilih dengan bantuanistikharah kepada Allah.

“Ibu dulu pasangannya memilih apa dipilihkan Bu? Meskipun hanya ada satu pilihan kandidat, istikharahkan Bu, untuk apa? Supaya Allah mantapkan hati kita dan membukakan apa-apa yang tidak terlihat oleh mata,”jelasnya.

Rukmini lalu mengutip Surat al-Furqan 74:

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Rukmini dalam ayat itu yang pertama disebut adalah memohon pasangan, baru memohon keturunan. Maka jika menginginkan keturunan yang qurrata a’yun (menyejukkan pandangan), maka cari dulu pasangan yang qurrata a’yun,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Rukmini menyampaikan juga tentang lima indikator keluarga sakinah Aisyiyah, yaitu:

Penulis Nurul Hidayah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version