Aisyiyah Perlu Diferensiasi Gerakan

Aisyiyah perlu diferensiasi gerakan diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini MAP, Sabtu (3/2/2024).
Rukmini (paling kiri) saat membuka Workshop Pengelolaan Amal Usaha Aisyiyah Bidang Kesos. Aisyiyah perlu diferensiasi gerakan (Sunarsih/PWMU.CO)

PWMU.CO – Aisyiyah perlu diferensiasi gerakan diungkapkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Rukmini MAP, Sabtu (3/2/2024).

Rukmini menyampaikannya saat membuka sekaligus memberikan sambutan pada Workshop Pengelolaan Amal Usaha Aisyiyah (AUA) Bidang Kesejahteraan Sosial.

Kegiatan yang digelar oleh Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jatim dilaksanakan di Hotel Gunawangsa Kedungbaruk Surabaya, Sabtu-Ahad (3-4/01/2024). Acara ini diikuti oleh 79 peserta yang terdiri dari anggota MKS PWA dan 28 MKS PDA serta AUA se-Jatim.

Menurut Rukmini, konsep Islam berkemajuan yang diusung Muhammadiyah harus sampai pada tingkat akar rumput atau ranting di desa-desa. Di Aisyiyah 7 majelis harus sampai di tingkat ranting.

“Dalam praktiknya, ada 4 pilar utama penyangga organisasi. Yaitu Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Menengah (PAUDasmen), Majelis Kesehatan (MKes), Majelis Kesejahtraan Sosial (MKS) serta Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK),” jelasnya.

“Adapun 3 majelis lain yaitu Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK), Majelis Pendidikan Kader (MPK) dan Majelis Hukum dan Ham (MHH) bisa masuk di 4 pilar tersebut,” tambah perempuan kelahiran Sumenep ini.

Dia menegaskan, MKS adalah salah satu pilar utama yang sejak awal diajarkan oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dalam konsep al-Maun.

“Dalam praktiknya, Lembaga Kesejahteraan Sosial atau panti asuhan bukan hanya menyantuni dan mendidik anak-anak yatim piatu. Tetapi juga anak-anak yang punya orangtua namun tidak bisa memberikan pendidikan dan pegasuhan kepada anak-anaknya,”

Profesional dan Manfaat

MKS, lanjutnya, hendaknya menjadi majelis yang lebih banyak memberi. Oleh karena itu, MKS harus menjadi penyelenggara amal usaha yang professional dan mandiri. Yang bisa menjadi penopang dalam kelangsungan hidup dan kelangsungan pendidikan anak-anak.

”Amal Usaha Aisyiyah (AUA) hendaknya membuat diferensiasi gerakan yang lebih memberdayakan. Contohnya jika orang lain banyak memberikan sedekah jumat berupa nasi kotak, maka Aisyiyah bisa membuat variasi santunan yang mendatangkan berkah setiap hari,” pesannya.

“Misalnya dengan memberikan dana pendidikan kepada anak-anak yang memiliki kompetensi tapi kekurangan secara ekonomi. Insyaallah Aisyiyah akan membawa hari-hari penuh berkah,” imbuhnya.

Contoh lain diferensiasi gerakan Aisyiyah, sambungnya, bisa mengganti centelan sayur dan lauk jumat berkah, bisa diganti dengan memberikan makanan bergizi ke anak-anak TK. Mereka lebih banyak membutuhkan nutrisi di masa tumbuh kembangnya.

“Maka bagi cabang-cabang yang meniliki Amal Usaha Pendidikan berupa TK Aisyiyah bisa menjalankan program ini. Intinya, mari kita kelola Amal Usaha Sosial kita agar layanannya bisa lebih professional dan membawa manfaat jangka panjang untuk masyarakat,” tuturnya. (*)

Penulis Sunarsih. Editor Sugiran.

Exit mobile version