Belajar Kenampakan Alam Surabaya, Siswa Sekolah Kreatif Ini Kunjungi Kampung Semanggi

Beberapa siswa kelas IV sedang menunjukkan tanaman semanggi. (Riska Oktavaiana/PWMU.CO)

PWMU.CO – Belajar kenampakan alam Surabaya, 102 siswa kelas IV Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Baratajaya Surabaya belajar Kenampakan Alam di Kampung Semanggi Jl Sawo Gg V No 32A RT 03/RW 02 Bringin Sambikerep Surabaya, Rabu (31/1/2024).

Kegiatan ini merupakan implementasi pembelajaran tema alam Indonesia dan subtema kenampakan alam yang dibingkai dalam outdoor learning.

Setelah menempuh perjalanan 35 menit dari sekolah yang berada di Jalan Baratajaya I No 11 Surabaya ini tibalah siswa di lokasi outdoor. Siswa kelas IV ini disambut Kordinator Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kampung Semanggi Surabaya, Sumini.

Dalam sambutannya, Sumini menyampaikan terima kasih pada siswa kelas IV dan ustadz-ustadzah pendamping telah menyempatkan datang ke Kampung Semanggi ini.

Sumini mengatakan, di Kampung Semanggi ini siswa bisa belajar bagaimana cara memetik semanggi yang benar. “Serta mengelola semanggi menjadi olahan produk makanan,” katanya.

Dia menambahkan, semanggi dapat dipanen setiap 14 hari. “Dalam memanen semanggi hanya perlu mematahkan daun dari batangnya saja. Karena untuk membuat semanggi suroboyo hanya dipakai daunnya saja,” ucapnya.

Kemudian siswa juga diajak untuk memanen tumbuhan semanggi yang ada di belakang rumah dan ditunjukkan beberapa lahan petani semanggi. Setelah memanen semanggi, siswa diajak membuat pecel semanggi, salah satu makanan khas Surabaya.

Sumini (pegang mic) sedang menjelaskan cara membuat pecel semanggi. (Riska Oktavaiana/PWMU.CO)

Sumini menjelaskan, pecel semanggi dibuat dari daun semanggi yang dikukus, ditambah dengan kecambah, kangkung, serta kerupuk uli yang terbuat dari beras. “Kemudian dinikmati dengan sambal atau bumbu semanggi. Bumbu yang digunakan terbuat dari ketela rambat, cabai, gula merah, dan kacang,” terangnya.

Setelah belajar memanen dan membuat pecel semanggi, siswa menikmati pecel semanggi dan es lumut semanggi.

Guru Kelas IV Ely Rodhlifah MPd mengatakan, outdoor learning ini memberikan pengalaman belajar diluar kelas pada siswa tentang bagaimana praktik memanen dan membuat pecel semanggi secara langsung. “Agar siswa lebih mudah menyerap ilmu dari narasumber secara langung,” katanya.

Dia menuturkan,  kegiatan ini dilakukan agar siswa mengenal kenampakan alam berupa sawah. “Khususnya sawah yang ditanami tumbuhan semanggi, yang merupakan kearifan lokal Surabaya,” katanya.

Mengenalkan cara budidaya semanggi, lanjutnya, mulai dari praktik memanen semanggi sampai pengolahan semanggi menjadi makanan dan minuman.

Kegiatan outdoor learning di Kampung Semanggi Surabaya ini, sambungnya, juga menambah wawasan pada siswa tentang kearifan lokal yang ada di Surabaya. “Sehingga nantinya siswa mampu melestarikan salah satu makanan Surabaya, yaitu pecel semanggi,” tandasnya. (*)

Penulis Riska Oktaviana. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version