Musikalisasi Puisi tentang Kekaguman Generasi Z pada KH Ahmad Dahlan

Penampilan Tim Smamda Sidoarjo dalam lomba Musikalisasi Puisi di Olympicad Ke-7 di Bandung, Kamis (7/3/2024) . Musikalisasi Puisi tentang Kekaguman Generasi Z pada KH Ahmad Dahlan(Alfi Faridian/PWMU.CO)

PWMU.CO – Musikalisasi Puisi merupakan salah satu mata lomba di ajang Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) Ke-7 di Bandung. Seni perpaduan antara musik dan puisi itu dilombakan secara serentak Kamis (7/3/2024).

Lomba yang diikuti 370 tim—SD/MI 103 tim, SMP/MTs 69 tim, SMA/MA  56 tim, dan SMK 31 tim—ini dilaksanakan di tiga tempat. Universitas Muhammadiyah Bandung untuk jenjang SMA/MA/SMK; Unisa Stikes Jalan Banteng Dalam untuk jenjang SMP/MTs; dan SD Antapani Bandung untuk jenjang SD/MI.

Pada perlombaan ini panitia meminta peserta untuk menciptakan puisi dan sekaligus mengaransemen nadanya. 

Ini bukan pekerjaan yang sederhana, namun penuh tantangan. Seperti yang dikatakan oleh Zalila Salsabila dari SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru Riau. Dia senang sekali mengikuti ajang ini. Negeri dalam Doa satu puisi ciptaannya dibawakan dengan sangat apik. 

“Bisa bertemu dengan teman-teman dari daerah lain sesuatu yang membanggakan,” ujar murid kelas XI ini itu pada PWMU.CO. 

“Mewakili sekolah saja, saya sudah sangat bersyukur, apalagi harus berkompetisi di ajang ini,” imbuhnya. Baginya kemenangan itu bonus, yang penting bisa bersilaturahmi dengan teman-teman. Perjalanan yang cukup jauh tak membuatnya patah semangat.

Selain cipta dan aransemen nada, penilaian lomba yang membutuhkan kreativitas ini, juga menekankan pada ekspresi pembawaan, kekompakan, dan keorsinilan karya. Dan terbukti, semua peserta menunjukkan kebolehannya dengan ciri masing-masing daerah.

Demikian juga penampilan dari SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo. Musikalisi puisi berjudul Salam Takzim untuk sang Kyai karya M. Ghoffar Nasrullah ini membuat panitia terdecak kagum. Puisi yang bercerita tentang kekaguman generasi Z kepada KH Ahmad Dahlan dibawakan sangat menarik oleh tim Smamda Sidoarjo. Diksi dan aransemen yang klop membuat puisi ini hidup. Ditambah lagi klentingan-klentingan gitar yang mengiringi. Patut mendapatkan acungan jempol. (*)

Editor Alfi Faridian Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version