Baitul Arqam PCA Sukodono Ajarkan Kepemimpinan

Baitul Arqam PRA Sukodono
Dr Anita Puji Astutik SAg MPdI menyampaikan materi Pemimpin Ideal dalam Islam di Baitul Arqam PCA Sukodono, Sabtu (2/3/2024) (Dian R. Agustina/PWMU.CO)

PWMU.CO – Baitul Arqam PCA Sukodono berlangsung di SD Muhammadiyah Zamzam Sukodono Sidoarjo, Sabtu-Ahad (2-3/3/2024).

Baitul Arqam PCA berisi pembinaan ideologi Muhammadiyah dan teladan kepemimpinan Rasulullah saw dan keluarganya. Baitul Arqam diikuti oleh 60 peserta.

Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Sukodono mengadakan Baitul Arqam yang diikuti tujuh Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA). Yaitu PRA Sambung Rejo, Masangan Kulon, Masangan Wetan, Panjunan, Jumput Rejo, Pekarungan dan  Plumbungan.

Ketua PCA Sukodono Islamiyah SPd MSi membuka acara sekaligus mengisi materi pertama Implementasi Perempuan Berkemajuan.

Ia mengingatkan, pimpinan dan anggota Aisyiyah yang mengerjakan kebajikan pasti Allah beri kebaikan dan pahala sebagai balasannya seperti an-Nahl: 97.

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Materi berikutnya Dr Anita Puji Astutik SAg MPdI dosen Fakultas Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Dia menyampaikan kepemimpinan ideal menurut Islam.

Dia menyampaikan, jika menerima amanah, maka selayaknya kita ucapkan innalillahi. Baru kemudian mengucapkan bismillah.

”Pemimpin tidak boleh zalim sebagaimana diingatkan dalam surat al-Baqarah ayat 124. Ayat ini menjelaskan kepemimpinan tidak terkait dengan keturunan, kelompok, dan agama. Allah menegaskan bahwa kepemimpinan itu harus jatuh pada orang yang tepat dan kompeten,” katanya.

وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.

Seorang pemimpin, kata dia, harus memiliki kebijakan yang benar dan tidak mengikuti hawa nafsu yang sesuai dengan surat Shad ayat 26.

Ayat ini mengingatkan Nabi Daud agar menjadi penegak hukum yang tidak mengikuti hawa nafsu. Ayat ini juga menunjukkan seorang pemimpin harus bersikap adil, amanah, dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Pertama, pemimpin dalam Islam harus memiliki sifat Siddiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas). Sifat itu berkaca pada empat sifat baik yang dimiliki Rasulullah dalam memimpin umatnya.

Kedua, pemimpin harus memiliki visi yang jelas. Karena dengan visi itulah yang nantinya mampu memberi petunjuk dengan benar.

Dia merujuk pada surat as-Sajadah ayat 24 yang artinya: Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.

Penulis Dian R. Agustina  Editor Sugeng Purwanto

Peserta Baitul Arqam PRA Sukodono berfoto bersama. (Aufa/PWMU.CO)
Exit mobile version