Tarawih Malam Ke-3 Jamaah Padati Masjid An-Nur Genteng

Tarawih malam ke-3 jamaah memadati Masjid An-Nur Genteng Banyuwangi (Ghulam Bana Islama/PWMU.CO)

PWMU.COTarawih Malam Ke-3 jamaah memadati Masjid An-Nur Genteng, Selasa (12/3/2024). Masjid yang berarsitektur bundar yang beralamat di Jalan Dewata Desa Genteng Kulon Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ini merupakan Pusat Dakwah Muhammadiyah Cabang Genteng.

Pukul 18.30 WIB jamaah terlihat sudah berdatangan ke Masjid An-Nur. Meskipun masuknya waktu shalat Isya pukul 18.49 untuk wilayah Banyuwangi dan sekitarnya.

Karena banyaknya jamaah, maka takmir masjid sampai menyekat jamaah perempuan. Mereka menempati sisi kanan serambi masjid. Dengan batas satir yang telah dipasang oleh takmir.

Di malam ke-3 ini, yang bertindak sebagai Imam dan kultum adalah Ketua Majelis Tabligh PCM Genteng Taufiqur Rohman MPdI. Shalat tarawih dilakukan 11 rakaat. Shalat berlangsung dengan khidmat dan khusyuk.

Sebelum shalat witir, kuliah tujuh menit (Kultum) dilakukan. Dengan mengangkat tema Ikhlas ber-Ramadhan. Dalam Kultumnya Taufiq panggilan akrabnya, mengajak jamaah untuk bersyukur, karena masih diberi kekuatan oleh Allah.

“Sehingga dapat melaksanakan shalat Tarawih pada malam yang ke tiga ini,” ujarnya.

Dia menguraikan satu ayat al-Quran Surat al-Baqarah 183. Di ayat ini dijelaskan perintah Allah yang berupa menjalankan puasa. “Ibu dan Bapak jamaah Tarawih, ayat ini menjadi dalil diwajibkannya berpuasa,” ulasnya.

Selanjutnya Taufiq menjelaskan makna ayat tersebut. Allah menggunakan redaksi awal ayat dengan panggilan Ya ayyuhaladzina amanu (wahai orang-orang yang beriman). Menurutnya setelah panggilan itu, kelanjutan ayatnya, selalu diikuti oleh perintah atau larangan Allah.

Dia mencontohkan ayat tersebut berupa perintah diwajibkannya berpuasa. Selanjutnya ia juga mencontohkan ayat yang berisi larangan. Seperti ayat 9 Surat al-Munafiqun. Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta dan anakmu melalaikan kamu dari dzikir kepada Allah.

“Untuk itu, maka perintah puasa dibebankan kepada orang-orang yang beriman. Karena hanya orang yang beriman yang akan sanggup memikul beban itu dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggung jawab,” tegasnya.

Maka, jangan heran, katanya. Jika pada pukul 12 siang hari nampak orang berbuka. Karena sekali lagi, hanya orang beriman yang sanggup memikul beban puasa itu.

Menutup kajiannya Ustadz Taufiq mengajak jamaah untuk mengikhlaskan diri dalam beribadah di Ramadhan ini. Agar ibadahnya diterima oleh Allah SWT. (*)

Penulis Ghulam Bana Islama. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version