Perjalanan Spesial Membangun Budaya Inklusi Antarkan Kepala Smamsatu Raih Emas Olympicad

Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin SP MPd berhasil meraih medali emas di Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) Ke-7 (M. Ali Safa’at/PWMU.CO)

PWMU.CO – Perjalanan spesial membangun budaya inklusi antarkan Kepala Smamsatu Ainul Muttaqin SP MPd meraih medali emas Olympic Ahmad Dahlan (Olympicad) Ke-7. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Bandung, Jawa Barat, 6-9 Maret 2024.

Kepada PWMU.CO, Ainul Muttaqin SP, MPd sosok Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik itu menceritakan keterlibatannya dalam Lomba yang diselenggarakan pada Rabu-Jum’at (6-8/3/2024). Prosesnya bermula saat dia diminta ikut oleh Tim Bina Prestasi (Binpres) Smamsatu dalam lomba ini.

“Meski awalnya berat karena barengan dengan banyak agenda akhirnya saya coba mengikuti lomba ini. Ada dua pilihan lomba sebenarnya yaitu lomba Best Practice Pengelolaan Sekolah dan Best Practice Penyelenggara Pendidikan Inklusi,” ungkapnya Kamis (14/3/2024).

Ainul kemudian memilih mengikuti Best Practice Penyelenggara Pendidikan Inklusi. Menurutnya, ini adalah bentuk rasa syukur karena Smamsatu telah dipercaya Allah membimbing anak-anak PDBK (peserta didik berkebutuhan khusus).

Setelah proses mengirim berkas makalah, akhirnya Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik yang membidangi Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) itu lolos final di Bandung tanggal 7 Maret 2024. Final bertempat di Aisyiyah Boarding School Baleendah Bandung, Jawa Barat. 

Ditanyai tanggapannya soal medali emas yang didapatkan, ia justru memberikan apresiasi. “Menurut saya capaian ini adalah apresiasi atas kerja keras teman-teman dalam mendampingi anak-anak PDBK, tugas saya hanyalah menyampaikan apa yang sudah dilakukan dalam bentuk karya tulis.” ucapnya.

“Selain itu dampak terbangunnya akhlak saling menghormati, saling membantu dengan adanya anak-anak PDBK di Smamsatu menjadi nilai lebih. Para juri juga sangat mengapresiasi keberanian kita untuk mengelola kurikulum anak-anak PDBK sesuai kapasitasnya. Terus semangat dan lanjutkan perjuangan mendampingi anak-anak surga di Smamsatu, kalimat juri yang sangat memorable saat itu,” tambahnya.

Ainul berharap, “Semoga dengan saya mengikuti lomba ini dan alhamdulillah mendapat apresiasi yang tinggi bisa memotivasi warga sekolah baik guru, karyawan, maupun peserta didik untuk bersemangat mengembangkan diri dan bisa meraih prestasi yang lebih baik daripada saya.” 

Perjalanan Spesial Membangun Budaya Inklusi 

Koordinator Bimbingan Konseling (BK) Smamsatu Wiwit Rahmya Rosintan MPsi Psikolog menjelaskan perjalanan spesial membangun budaya inklusi di Smamsatu bersama anak-anak istimewa merupakan anugerah Allah SWT. 

Kepada PWMU.CO, Wiwit menyampaikan, “Bersama dan membersamai mereka, membuat kami terus belajar memaknai arti kehidupan dan arti hadirnya Allah SWT dalam setiap langkah kami. Alhamdulillah di tahun ini ada kurang lebih 25 peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah kami,” ujarnya Kamis (14/3/2024).

Wiwit menambahkan, kemenangan Ainul dalam lomba yang mengangkat tema Pendekatan Pembelajaran yang Ramah Anak tersebut, membuatnya sangat bahagia dan bertambah semangat untuk membersamai anak-anak istimewa. 

“Karena terbukti adanya dukungan sistem dalam langkah kami membangun budaya inklusi,” katanya.

Guru BK yang dikenal energik itu juga menceritakan sosok kepala Smamsatu yang sangat peduli dengan pendidikan inklusif. “Bapak Ainul Muttaqin ini sosok yang memang layak meraih medali emas. Karena beliau selalu memberikan pesan penting kepada semua warga sekolah bahwa semuanya memiliki kesempatan besar sebagai ladang ibadah untuk memperlakukan anak-anak istimewa dengan baik. Memuliakan mereka merupakan wujud ketakwaan sebagai muslim yang mencintai kemanusiaan,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutn dia, Ainul dinilai turut aktif dalam proses penyusunan program pendamping peserta didik berkebutuhan khusus di sekolah kami. “Selamat Bapak, kemenangan Njenengan menjadikan semangat bagi kami,” ucapnya. (*)

Penulis Evi Damayanti Editor Muhammad Nurfatoni

Exit mobile version