Parenting for Father Smamsatu, Sosok Ayah Penyejuk Jiwa Anak

Samsul Huda (M. Ali Safaat/PWMU.CO)

PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik mengadakan Parenting for Father dengan tema Sosok Ayah Penyejuk Jiwa Anak di Lantai 2 Ruang Pertemuan pada Sabtu (1/6/2024).

Acara dibuka dengan sajian musik akustik, menyanyikan lagu indonesia raya dan mars Smamsatu Gresik. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan wahyu ilahi oleh Evansyah Qoulan Sadidan, siswa kelas XI Saintek 3.

Sebelum masuk pada materi, Akhmad Akmal Rifki SPd, Wakil Kepala Bidang Humas Smamsatu menyampaikan sambutannya untuk para tamu yang hadir. Viki, sapaannya, menyampaikan pentingnya ilmu parenting yang tidak kita dapatkan di bangku sekolah atau kuliah.

“Kita melihat banyak peran seringkali diambil oleh ibu untuk tumbuh kembang anaknya. Padahal peran ayah juga sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak. Mungkin dari workshop-workshop seperti ini, kita dapat memperoleh ilmu parenting yang ternyata memang luar biasa penting untuk kita sebagai orangtua,” ujarnya Sabtu (1/6/2024).

Mewakili Kepala Smamsatu, Ainul Muttaqin SP MPd yang berhalangan hadir, Fiki menyampaikan pesan “Terima kasih telah meluangkan waktunya ditengah kesibukan yang padat. Mungkin ini momen yang pas, kami menghadirkan bapak/ibu untuk menghadiri kegiatan ini.” tambahnya.

Parenting yang khusus digelar untuk para ayah wali peserta didik kelas XI ini menghadirkan dua pemateri nasional yaitu Samsul Huda SPsi MPsi Psikolog CTNLP CHT CI IBLC CJM dan Muchlisin SPdI.

Menariknya, tidak hanya ayahnya yang hadir, namun juga ada para ibu yang antusias menerima ilmu parenting dari para pemateri. Lebih dari 100 peserta yang didominasi para ayah, fokus menyimak 60 menit penyampaian materi dari masing-masing narasumber.

Muchlisin menyampaikan materi pertama tentang bagaimana menjadi sahabat bagi anak remaja. Motivator yang juga seorang Dai itu menjelaskan tentang Parenting ala Ali bin Abi Thalib.

Menurutnya, ada tiga tahapan dalam merespon tumbuh kembang anak:

  1. Usia 0-7 tahun anak harus diberlakukan sebagai raja.
  2. Usia 8-14 tahun perlakukan anak sebagai tawanan.
  3. Usia 15-21 tahun perlakukan anak sebagai sahabat.

Sementara itu, Samsul Huda mengambil judul “Fatherless” untuk materinya. Konsultan sekaligus psikolog ini mengungkap fenomena problematika kenakalan remaja dari bullying hingga trafficking.

“Kalau hari ini kita gagal menemani anak-anak kita sebagai orangtua, maka kita ikut berkontribusi dalam membentuk anak-anak yang seperti itu.” ujarnya.

Samsul menambahkan “Di rumah, anak membutuhkan cinta tanpa syarat. Alhamdulillah hari ini saya dipertemukan dengan orang-orang istimewa yang bersedia menemani tumbuh kembang anak.”

Setelah sesi pemaparan materi, peserta dipersilakan menikmati coffee break yang disediakan, sebelum acara dilanjutkan ke sesi tanya jawab.

Salah seorang peserta, Iqbal menyampaikan dalam sesi tanya jawab. “Tidak mudah ternyata menerapkan ilmu yang didapat di seminar parenting untuk dibawa kerumah. Bagaimana caranya?” tanya Iqbal pada Samsul Huda.

Merespon pertanyaan itu, Manager Menara Indonesia Foundation itu menjawab, “Memang tidak ada sekolah khusus untuk menjadi ayah atau menjadi seorang ibu. Namun bagaimana kita menjadi orangtua yang ideal sesuai dengan akidah kita itu perlu kita pelajari. Ini adalah langkah awal pertemuan kita, yang harus terus berlanjut.”

Guru Bimbingan Konseling Smamsatu Gresik Dra Mutri Susilowati MSi yang ikut menyaksikan acara itu terkesan dengan antusias peserta parenting. “Alhamdulillah banyak yang bertanya, berarti acara ini sangat dirindukan para ayah,” ujarnya Sabtu (1/6/2024).

Acara dilanjutkan dengan pembagian doorprize kepada para penanya dan ditutup dengan doa. (*)

Penulis Evi Damayanti Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version