Ramadhan Bikin Kajian Politik, Gak Bahaya ta?

Dakwah Kultural
Prima Mari Kristanto

Ramadhan Bikin Kajian Politik, Gak Bahaya ta? Kolom oleh Prima Mari Kristanto

PWMU.CO – Nuansa politik sangat terasa sebagai tema Kajian Ramadhan 1445 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, di Universitas Muhamamdiyah Sidoarjo (Umsida) Sabtu (16/3/2024). Dari narasumber yang diundang Eep Saefulloh Fatah dan Hasan Nasbi serta tausiah-tausiah pimpinan Persyarikatan yang dihadirkan semua menyinggung isu yang sedang ‘hot’ yaitu Pemilu 2024.

Tema “Menunaikan Amanat Kepemimpinan: Refleksi untuk Pemimpin Negeri” sarat dengan muatan pendidikan politik yang independen dan netral. Bulan Ramadhan layak dijadikan momentum untuk memasukkan pendidikan politik hingga membuat keputusan politik.

Banyak peristiwa politik penting dibuat pada bulan Ramadhan.

Dalam situasi dan kondisi umat Islam serta masyarakat yang memuliakan Ramadhan, tema politik bisa selaras dengan tujuan berpuasa : memperkuat iman dan takwa. Wawasan dan keputusan politik yang dibuat pada bulan Ramadhan diharapkan membawa berkah untuk seluruh bangsa.

Banyak peristiwa politik penting dibuat pada bulan Ramadhan. Antara lain Perang Badar tahun kedua Hijriah, Futuh Mekah tahun ke-10 Hijriah, penaklukan Andalusia tahun 92 Hijriah dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 9 Ramadhan 1364 Hijriah.

Sepanjang Ramadhan tahun 1364 tersebut para pendiri bangsa berijtihad mewujudkan Proklamasi disusul perumusan UUD 1945 sehari berikutnya, 18 Agustus 1945 atau 10 Ramadhan 1364. Agenda berikutnya yaitu sidang-sidang maraton Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) merumuskan beragam kebijakan strategis politik, membentuk perangkat-perangkat organisasi negara, aturan-aturan pelaksana UUD 1945 dan sebagainya.

Dengan demikian patut dicatat bahwa amanat-amanat Proklamasi yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945 dirumuskan dan ditetapkan di bulan Ramadhan yang mulia. Peristiwa politik penting bangsa Indonesia yang terjadi pada bulan Ramadhan tahun 1364 Hijriyah layak disakralkan setara bulan Agustus 1945.

Kajian Ramadhan dengan tema-tema politik kebangsaan menjadi suatu kebutuhan di samping kajian bertema iman, takwa, ibadah, zakat, infak, lapar, dahaga dan sejenisnya. Saat ruhiah dan kondisi sosial masyarakat sedang di puncak kesabaran dan keikhlasan, kajian-kajian politik selama bulan Ramadhan diharapkan membawa suasana politik setelah Ramadhan menjadi lebih baik.

Menunggu Hasil Pemilu 2024

Pada bulan Ramadhan 1445 ini pula, masyarakat menanti hasil perhitungan suara resmi tanggal 20 Maret 2024, bertepatan dengan 10 Ramadhan 1445 Hijriah. Apa pun hasil perhitungan resmi KPU pasti memunculkan reaksi beragam dari masyarakat maupun para calon anggota legislatif, calon presiden dan wakil presiden.

Tapi tanggal 20 Maret 2024 bukan akhir dari seluruh rangkaian pesta demokrasi 2024. Pihak-pihak yang berkepentingan masih diberi peluang mengajukan gugatan di MK, kemungkinan pemilihan presiden putaran kedua, termasuk hak angket oleh DPR dan sebagainya. Semua proses dalam rangkaian pesta demokrasi 2024 perlu dihormati tanpa perlu ada caci maki, ancaman intimidasi dan sebagainya.

Kajian bertema politik PWM Jawa Timur Ramadhan 1445 layak dijadikan rujukan terkait muatan tema dan narasumber

Peran ormas besar seperti Muhammadiyah, NU, perguruan tinggi dan tokoh-tokoh agama, budaya sangat diharapkan memberikan pendidikan politik yang baik dan benar di tengah masyarakat. Peran dukung-mendukung paslon atau parpol tertentu tidak selayaknya diambil ormas besar sekelas Muhammadiyah, NU, perguruan tinggi elite sekelas UI, UGM, ITB dan lain-lain.

Peran kelompok independen, netral dan profesional sebagai penjaga aturan, moral, etika sangat penting di antara tarikan kepentingan koalisi dan oposisi, pemain dan penonton, suporter, buzzer dan provokator.

Situasi setelah pengumuman hasil perhitungan suara diperkirakan semakin panas. Tema-tema pendidikan politik kebangsaan yang baik dan benar sebagai kebutuhan selama Ramadhan tahun 1445 ini. Kajian politik selama Ramadhan Gak bahaya, justeru menjadi kebutuhan, syaratnya para narasumber harus berpendidikan, independen, netral, profesional, bukan partisan apalagi timses dan provokator, naudzubillahimindzalik.

Kajian bertema politik PWM Jawa Timur Ramadhan 1445 layak dijadikan rujukan terkait muatan tema dan narasumber. Wallahualambishawab. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version