Jalani Puasa di Finlandia, Siswa Smamda Tak Kehilangan Momen Spesial Ramadhan Ini

Tahliya saat berbuka bersama keluarganya (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Jalani Puasa di Finlandia, siswa SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya Nuur Raudah Tahliyatussyifa tak kehilangan momen spesial Ramadhan. Siswa pertukaran pelajar Program Rotary Routh Exchange 2023 ini menjalani Ramadan hampir sebulan di Finlandia.

“Alhamdulillah saya bisa menjalani ibadah puasa lancar hingga hari ini,” ucapnya penuh syukur saat dihubungi PWMU.CO Ahad (7/04/2024).

Dia mengatakan menjalankan ibadah puasa di sebuah negara yang mayoritas penduduknya berasal dari Gereja Lutheran adalah tantangan yang luar biasa.

Tahliya, sapaan akrabnya sangat bersyukur karena ibadahnya di bulan Ramadhan ini bisa menjalani karena dukungan dari keluarga angkatnya dan lingkungan sekolah.

Dia bercerita jika Ramadan di Finlandia bertepatan pada saat musim semi, dengan durasi puasa 16 jam. Tinggal bersama keluarga Välimaa yaitu Claus Still (ayah), Sari Välimaa(Ibu), Pietari Välimaa, Saaga Välimaa, Ilmari Välimaa, Aarne Välimaa.

Dia disambut dengan penuh kehangatan dan keinginan mereka untuk memahami lebih dalam tentang budaya Indonesia dan praktik Islam sangat dalam.

“Keluarga angkat saya selalu menyempatkan untuk menemani saya berbuka di akhir pekan, bahkan mereka menyediakan takjil kurma yang saya sukai. Untuk menu berbukanya biasanya mash potato dengan daging panggang, ayam asam manis, pizza, tortillas,” urainya.

Meskipun jauh dari keluarga Indonesia, putri bungsu Pangajoman dan Retnowulandari ini mengaku tidak kehilangan momen berharga seperti berburu takjil di sore hari atau ngabuburit bersama teman-temannya. Dia bahkan memasak bakwan untuk takjil dengan hostfamnya.

Saat ditanya bagaimana saat puasa di sekolah, awalnya dia khawatir saat berpuasa di tengah-tengah pembelajaran apalagi saat diajak untuk makan oleh teman teman terdekatnya.

“Alhamdulillah setelah saya jelaskan mereka paham dan semakin peduli, bahkan mereka mengingatkan saya untuk beribadah dengan baik,” katanya.

Bakwan jagung buatan Tahliya bersama host familynya (Tahliya/PWMU.CO)

Di sekolah ada tempat shalat pribadi yang khusus disediakan untuknya. Pihak sekolah selalu memastikan bahwa dirinya tidak kesulitan beribadah.

Saat membicarakan tentang makan sahur, siswi yang gemar membaca ini meminta keluarganya untuk tidak repot menyiapkan sahur untuknya, dia terbiasa makan sahur sendiri.

“Biasanya saya sahur toast dengan yoghurt muesli dan kurma,” tuturnya.

Dia mengaku muesli merupakan sereal makan pagi yang mengandung gandum, kacang, buah kering, dan biji-bijian. Perjuangan sahur sendiri tentunya harus dengan usaha keras. Dia menaruh alarm banyak namun berusaha stay quiet agar tidak mengganggu waktu tidur host family.

Untuk tarawih, siswi yang juga pandai melukis ini melakukan secara munfarid karena jika mengikuti shalat tarawih berjamaah perlu naik bus 2 jam ke ibu Kota Helsinki.

Menjalani puasa Ramadan di Finlandia menjadi salah satu pengalaman hidup berharga Tahliya. Dia mengaku pengalaman berpuasa di Finlandia telah memperkaya secara pribadi, memperluas pemahaman saya tentang toleransi dan keberagaman.

Hal ini, lanjutnya, mengingatkannya bahwa kekuatan sejati terletak pada kesediaan untuk memahami dan menghargai perbedaan, sambil tetap teguh pada nilai-nilai yang dianut.

“Saya bersyukur atas pengalaman ini dan berharap dapat terus memperjuangkan semangat toleransi dan inklusivitas dimanapun saya berada,” tandasnya. (*)

Penulis Tanti Puspitorini. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version