Tiga Sifat yang Dominan Mengotori Hati

Wakil Ketua PWM Jatim Dr H Muhammad Sholihin SAg MPSDM di Kajian bakda Subuh Guru dan Karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Ahad (7/4/2024). (Mulyanto/PWMU.CO)

PWMU.CO — Tiga sifat yang dominan mengotori hati manusia disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr H Muhammad Sholihin SAg MPSDM.

Sholihin menyampaikannya di Kajian Bakda Subuh untuk guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Ahad (7/4/2024). Ini merupakan rangkaian iktikaf di Masjid KH Ahmad Dahlan gedung utama Mudipat.

“Apa yang membuat jiwa manusia itu kotor? Nomor satu adalah iri dengki. Ini adalah penyakit hati terjelek sedunia,” ucap Sholihin.

Kita semua, lanjutnya, adalah orang yang berharga. Dia melarang setiap kita agar tidak membanding-bandingkan. Semua punya kelebihan maka kewajiban kita perbanyak syukur.

“Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah jalani hidup ini melakukan yang terbaik,” kelakarnya disambut derai tawa hadirin.

Mantan kepala SD Mudipat itu menegaskan ada solusi agar terhindar dari sifat iri dengki. Yaitu perbanyak bersyukur dalam banyak hal.

“Penyakit yang kedua adalah munafik. Bila berkata berdusta, bila berjanji tak ditepati bila dipercaya ingkar. Ini juga penyakit parah harus dijauhi,” sarannya.

Dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu melanjutkan, penyakit hati yang ketiga, sombong atau takabbur. Sifat yang meninggikan diri sendiri dan menghinakan orang lain.

“Kita semua berada di zona itu, ini rawan. Merasa yang ter, merasa pinter dewe sombong, merasa paling ganteng, paling cantik, itu sombong, jauhi,” pesannya.

“Hati-hati, tak akan masuk surga seseorang yang masih ada dalam hatinya perasaan sombong walaupun sangat kecil!” kata ayah tiga anak itu.

Sholihin pada kesempatan itu juga menjelaskan, hakekat puasa dalam pandangan Rasyid Ridha. Pertama, tarbiyah al-iradah (pendidikan keinginan). Kedua, thariqat al–malaikat. “Malaikat merupakan makhluk suci, yang selalu taat dan patuh terhadap segala perintah Allah,” ujarnya.

Ketiga, tarbiyat al–ilahiyyat (pendidikan ketuhanan). Terakhir, tazkiyat annafsi (penyucian jiwa). (*)

Penulis Mulyanto Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version