Wajib Militer di Singapura, Ustadz Ini Bangga Jadi Guru Smamda Sidoarjo

Ahmad Khairuddin bin Azman BA (kanan) saat mengikuti Rapat Koordinasi Guru Program Diniyah Rabu (24/4/2024) di Ruang Briefing Smamda (Muhammad Ghulam Zakiyan Fadhillah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Harus segera wajib militer di Singapura, Ustadz Ahmad Khairuddin bin Azman BA merasa bangga menjadi guru di SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo, Jawa Timur.

Hal itu diungkapkan pria lulusan Universitas Islam Madinah itu ke PWMU.CO melalui pesan singkat Kamis (25/4/2023). Dia harus segera kembali ke negaranya untuk melaksanakan wajib militer.

Dia merasa bersyukur bisa mengajar Program Diniyah Smamda walau harus menempuh perjalansn 12 kilometer setiap hari dari tempat tinggalnya. “⁠⁠Alhamdulillah sangat bahagia dan bangga bisa ikut berkontribusi mengajar di Smamda,” ungkapnya.

Meskipun berstatus sebagai warga negara yang identik dengan patung singa, pria yang sealmamater dengan Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) itu sudah merasa betah tinggal di Sidoarjo.

Ketika ditanya soal keluarga, Khairuddin menyampaikan bahwa ia sudah berkeluarga beberapa waktu yang lalu dengan orang Sidoarjo. “Istri orang Sidoarjo, keluarga saya asli Singapura,” ucapnya.

Wajib Militer

Khairuddin harus segera menjalankan wajib militer di negaranya, setelah beberapa kali mengajukan penundaan karena kuliah dan hal-hal lain. Kali ini ia harus segera berangkat ke negaranya.

“Insyaallah nanti (10/5/2024) berangkat dalam rangka wajib militer,” tuturnya.

Ia menjelaskan, untuk keluarga sementara tidak diajak ke Singapura, namun setelah beberapa bulan kemudian akan dibawa juga.

Sebelum menjadi guru Program Diniyah Smamda, ia menuntaskan belajarnya di Program Studi Usuluddin dan Dakwah di kampus yang berdiri sejak 1961 itu, lulus tahun 2020.

Selain itu, sehari-hari pria yang tinggal di Grabagan Tulangan Sidoarjo itu mengisi kajian-kajian jamaah taklim.

Di Smamda Khairuddin tidak sendiri, ia bersama tiga belas rekan lainnya bersama-sama setiap Senin sampai dengan Kamis membimbing siswa Smamda.

Pimpinan Smamda bersama guru sedang Rapat Koordinasi Program Diniyah Rabu (24/4/2024) di Ruang Briefing Smamda (Muhammad Ghulam Zakiyan Fadhillah/PWMU.CO)

Alumni Smamda

Tiga di antara guru Program Diniyah adalah alumni Smamda yaitu Niswatul Hikmah Assaudiyah, Mirna Yustiani Ningsih, dan Maretha Lailly Rahmah

Salah satu guru Program Diniyah yang paling lama bergabung di Smamda adalah Ali Murtadho. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Krembung.

Dia lulusan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) Ponorogo sama seperti rekannya Haila Taqwal Qulu Wanhar.

Ada tiga guru putri yang berasal dari PMDG yaitu Fajar Respati, Miftachul Chaidir Robiahtul Adhawaiyah Az-zahra, dan Siti Khodijah

Bilad Tajdidul Islahi satu-satunya guru lulusan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta.

Empat guru berikutnya dengan latar belakang yang bervariasi yaitu Muhammad Wahyu Ayatullah, Muhammad Rizal A, dan Jihad Maulida Sahaly (*)

Penulis Naimul Hajar Editor Muhammad Nurfatoni

Exit mobile version