Atep Bimo Ario Sutejo: Dari Impian Tentara ke Dunia Jurnalisme

Atep Bimo Ario Sutejo saat memberikan penjelasan kepada PWMU.CO tentang kisah hidupnya Sabtu (13/7/2024) di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Bandung (Naimul Hajar/PWMU.CO)

PWMU.CO – Atep Bimo Ario Sutejo, seorang wartawan senior dengan pengalaman yang luas, lahir di Jakarta pada 26 Juni 1974. Saat ini, ia menetap di Jalan Cibodas RT 1 RW 1, Desa Conggeang Wetan, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Sejak 2013, Atep bekerja di Koran Berita Harian Pagi Sumedang Ekspres. Meski sempat keluar pada akhir 2022, ia kembali bergabung pada awal 2023. Bersama istri dan satu anak, ia menjalani kehidupan yang penuh warna dalam dunia jurnalistik.

Atep memulai karir jurnalistiknya bukan dari cita-cita awal. Saat muda, ia bercita-cita menjadi tentara dan sempat mendaftar di Akademi Militer. Sayangnya, ia tidak lulus seleksi akhir. Meski memiliki peluang di jalur bintara, keinginan ini tidak diizinkan oleh orang tua. Akhirnya, ia memutuskan untuk melanjutkan studi di Peternakan D3 IPB.

Setelah lulus, Atep sempat ingin bekerja di Papua namun lagi-lagi ditentang oleh orang tuanya. “Ini bukan pelarian tapi bagian dari proses hidup,” ujarnya tentang perpindahan karirnya ke dunia jurnalistik. Perjalanannya dimulai pada tahun 2008 di Tabloid Pulsa, kemudian bergabung dengan teraspolitika.com dan penawan.com yang ia dirikan bersama rekan-rekannya. Pada 2013, Atep pindah ke Sumedang Ekspres, sebuah keputusan yang dipengaruhi oleh asal-usulnya serta istri yang juga berasal dari Sumedang.

Kehidupan Keluarga dan Liputan Paling Menarik

Istrinya, seorang wiraswasta yang bekerja di rumah sebagai penjahit, memberikan dukungan penuh dalam karir jurnalistik Atep. Salah satu liputan paling menarik yang pernah ia tangani adalah kasus perselingkuhan seorang kepala desa. Tidak hanya liputannya yang kontroversial, tetapi anak kepala desa tersebut juga sempat meneror Atep karena tidak suka dengan pemberitaan tersebut. “Saya hanya mengungkapkan fakta dan penulisnya jelas. Jika ingin konfirmasi, silakan ke penulisnya, yaitu saya,” tegasnya.

Sebagai seorang wartawan, Atep mengakui bahwa ada momen-momen jenuh dalam pekerjaannya. “Kadang ingin punya sambilan yang lain,” katanya. Meskipun demikian, dedikasinya terhadap profesi tetap tinggi.

Saat ditanya apakah anaknya ingin mengikuti jejaknya, Atep memberikan kebebasan penuh. “Terserah yang penting menjaga agama,” jawabnya bijak.

Pengalaman liputan terjauh yang pernah Atep lakukan adalah ke Banyuwangi, di mana ia ikut serta dengan Bupati Sumedang dalam studi banding tentang Mall Pelayanan Publik. Hasil dari studi banding tersebut adalah pendirian MPP di Sumedang, meniru konsep yang diterapkan di Banyuwangi.

Atep Bimo Ario Sutejo adalah contoh bagaimana seseorang bisa menjalani karir yang berbeda dari cita-cita awal namun tetap menemukan makna dan kepuasan dalam pekerjaannya. Dengan dukungan keluarga dan keteguhan hati, Atep terus memberikan kontribusi nyata dalam dunia jurnalisme. (*)

Penulis Naimul Hajar Editor Wildan Nanda Rahmatullah

Exit mobile version