Pertemuan Tak Terduga Pasca UKW Membawa Kisah Inspiratif

Dari kiri Riski Maulizar, Agusnaidi Budaya (keduanya asal Banda Aceh), Suparlan ketika antri tiket kereta api di stasiun Kiaracondong Bandung (Dahlansae/PWMU.CO)

PWMU.CO – “Jangan lupa, lembar jawaban materi wawancara Uji Kompetensi Wartawan (UKW) belum masuk, kami tunggu.”

Hal tersebut dikatakan oleh salah seorang anggota tim penguji Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW),  Edy Kuscahyanto, ketika penulis sedang antri tiket kereta api Malabar di stasiun Kiaracondong Bandung, Ahad (15/7/2024).

Bahkan pada Senin (15/7/2024) penulis menerima pesan singkat dari Ketua Biro Komunikasi MPI PP Muhammadiyah, Edy Kuscahyanto, “Mas Parlan apakah lembar laporan wawancara tatap muka sudah dikirim?” Lalu penulis jawab, “ya sebentar lagi”.

Usai menerima tiket, penulis duduk di kursi antrian, tiba-tiba berjumpa salah seorang inisiator berdirinya PWMU.CO, Cak Ipin, dan staf MPI PP Muhammadiyah Luthfi Purba.

Begitu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan,  sekonyong-konyong  Lutfhi Purba menghilang dari arena diskusi ringan kami. namun tidak berlangsung lama, Lutfhi Purba menyodorkan sebungkus roti, maka semakin menambah gayeng diskusi kami.

Setelah berpamitan dengan Riski Maulizar dan Agusnaidi Budaya, keduanya asal Banda Aceh,   penulis mengucapkan terima kasih  karena telah ditraktir ketika naik grab dari Universitas Muhammadiyah Bandung, menuju Stasiun Kiaracondong. Maka penulis mendoakan, semoga perpisahan kita adalah perpisahan yang mendapat ampunan, sedang pertemuan kita adalah pertemuan yang diridhai.

Peserta diskusi pun duduk di kursi antrian sambil mengeluarkan handphone masing-masing. Penulis menyelesaikan tugas UKW yang belum tuntas,, karena acara UKW resmi telah di tutup pukul 13.00 WIB, oleh wakil Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad. Satu jam kemudian, penulis harus berpisah dengan dua orang peserta UKW asal Banda Aceh, sedang Cak Ipin dan Lutfhi Purba naik kereta yang sama, tapi turun Yogyakarta, sementara penulis turun Stasiun Kediri.

Kereta Api Malabar yang penulis tumpangi memiliki  kode booking PS17A21 dan penulis menempati kursi Fre-1/5D, berangkat pukul 17.20 WIB melaju kencang.  Insyaallah dijadwalkan sampai di stasiun Kediri pada hari Senin (15/7/2024) pukul 04.06 WIB.

Jeda Karena Mencari Tempat Duduk

Di dalam gerbong, penulis mencoba mengeluarkan handphone lagi, untuk mendengarkan hasil rekaman wawancara dengan peserta UKW asal Banda Aceh, Riski Maulizar.

“Saya ingin mengabdi dulu untuk  Muhammadiyah Aceh, apa yang bisa kita buat kita perbuat,” katanya membuka  wawancara.

“Walaupun  ada beberapa media website, ada yang minta tulisan saya, tidak masalah dan itu hal biasa itu diberitakan, tapi saya fokus  menghidupkan blog pribadi saya. Ada blog   dan sedang fokus untuk itu,” kata Ketua IPMI Banda Aceh membuka percakapannya. Dia  punya blog dan website pribadi, dari sinilah dia bisa menjadi youtuber yang menghasilkan uang dalam bentuk dollar.

Saat ini Riski Maulizar memiliki 4 orang karyawan dengan job description sesuai keahliannya.

“Mereka juga  bisa mengajak rekan-rekannya untuk bisa berkembang lebih berkembang lagi, jadi jangan jadi pengangguran, giatlah belajar teknologi,” pesan Riski Maulizar kepada remaja dan mahasiswa seusianya.

Motivasi mendirikan website yang pertama adalah ketika duduk di bangku SMP. Dia sudah mulai menulis di setiap kertas, menginjak usia SMA mulai hobi menulis, maka tidak mengherankan ketika sebagai mahasiswa sudah terbiasa menulis di berbagai web online.

Kisahnya berawal ketika  berjumpa wartawan senior, dia mengajak mendirikan website, maka terjadilah kesepakatan tersebut hingga mengantarkan Riski Maulizar sebagai youtuber hingga saat ini, dengan demikian ketika menghadiri UKW dengan ringannya mengeluarkan uang untuk naik pesawat terbang Aceh Jakarta PP, dengan uang pribadinya. (*)

Penulis Dahlansae Editor Wildan Nanda Rahmatullah

Exit mobile version