Merantau

Encep Saepudin

Merantau, Oleh Dr Encep Saepudin SE MSi, Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah (UM) Purwokerto dan Anggota LPCR PWM Jateng. sang Pemulung Kata

PWMU.CO- Masih bulan Syawal. Namun, ritual mudik telah berakhir. Semua sudah kembali pada habitatnya di tanah rantau, yaitu: kuliah dan kerja.

Mudik lawannya rantau. Mudik berarti pulang kampung. Rantau berarti meninggalkan kampung.

Pulang kampung dinamakan pemudik. Sebaliknya meninggalkan kampung halaman disebut perantau.

Kalau perantau masih plonga-plongo di kota besar dinamakan udik. Kamu, ya? Wk-wk-wk …

Merantau dari desa ke kota disebut urbanisasi. Merantau pergi pagi pulang petang antarkota dinamakan komuter.

Merantau dari kota berpenduduk padat ke pulau lain yang jarang penduduknya dinamakan transmigrasi. Merantau antarnegara disebut diaspora.

Nah, kalau berputar-putar saja dalam satu kota namanya bingung. Entah apa yang membuatnya bingung.

Kamu bingung, ngga? Kalau kagak pernah bingung berarti kamu sedang bingung. Setiap orang pasti pernah bingung. Awok-awok-awok…

Merantau adalah perintah Allah SWT dalam firman-Nya: “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.” (al-Jumu’ah 10).

Bertebaran atau merantau di hamparan bumi, baik untuk belajar atau bekerja, agar beruntung. Terdapat padanan beruntung dalam versi lokal. Orang Jawa biasa menyebutnya mujur. Hoki kata orang China. Orang bule bilang lucky.

Kaisar Jepang ke-122, yaitu Mutsuhito atau Kaisar Meiji dikenal sebagai kaisar yang menyekolahkan rakyatnya ke luar negeri. Restorasi ini bikin Jepang beruntung karena menjadi negara maju dan menguasai teknologi dunia.

Untuk bisa studi lanjut di kota atau negeri seberang perlu sokongan dari pemerintah dan swasta. Sokongannya dalam bentuk beasiswa.

Kuliah ke luar negeri dengan modal sendiri hanya bisa terealisasi kalau berasal dari keluarga sultan. Rakyat kelas menengah saja berpikir seribu kali. Apalagi rakyat jelata, hanya pungguk merindukan bulan.

Betul atau benar? Coba simak datanya.

Jumlah mahasiswa Vietnam disejumlah negara tembus 137.022 orang (data 2024). Bandingkan pula dengan China sebanyak 694.400 orang, India sebanyak 189.500 orang, dan Korea Selatan 123.700 orang

Indonesia menempati posisi ke-22 sebagai negara terbanyak mahasiswanya yang kuliah di luar negeri. Jumlahnya sekitar 53.604 orang.

Pertanyaannya adalah apakah kita siap menuju Indonesia Emas 2045 dengan kondisi SDM tertinggal secara kuantitas dan kualitas?

ILO memperkiraan sekitar 244 juta migran di seluruh dunia. Jumlah ini mewakili 3,3 persen dari populasi global. Hampir separuh jumlah migran adalah perempuan.

BP2MI Total jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) mencapai sebanyak 273.747 orang di sepanjang 2023.

Diduga seorang buruh migran tidak berniat untuk tinggal di negara tujuan orang tersebut pindah. Meskipun banyak buruh migran yang akhirnya menetap di negara tuan rumah secara permanen.

Pertanyaan sekarang, kamu perantau atau penduduk asli yang sekarang menjadi domisilimu? Wah, sama dong. Dang ding dong! (*)

Tulisan-tulisan sang Pemulung Kata bisa dibaca di sini

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version