Undang Polsek Paciran, Mamsaka Seminar Anti Bullying

Kepolisian Sektor (Polsek) Paciran Aiptu Untung Tanuwijaya bersama guru bimbingan konseling dan siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran.(Wahidul Qohar/PWMU.CO)

PWMU.CO – Undang Polsek Paciran, Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran Lamongan Jawa Timur Seminar Anti Bullying, Kamis (9/5/2024).

Kegiatan dalam rangka mendukung dan mensukseskan Kurikulum Merdeka melalui program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5P2RA) ini digelar di Masjid Sa’ad Al-Ujairi Pondok Pesantren Karangasem Paciran.

Acara yang mengangkat tema Bangunlah Jiwa dan Raganya ini mengundang Kepolisian Sektor (Polsek) Paciran sebagai narasumber utama untuk memberikan pemahaman lebih dalam tentang bahaya bullying di kalangan pelajar.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang pentingnya menghormati satu sama lain serta menumbuhkan sikap empati dan toleransi di lingkungan sekolah.

Kepala Madrasah Purwanto SPd menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam membentuk generasi muda yang memiliki karakter Pancasila yang kuat.

“Kami berkomitmen untuk melindungi dan membimbing siswa kami agar dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan mendukung,” ujarnya.

Dia menuturkan, seminar anti bullying ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, damai, dan inklusif bagi seluruh siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran.

“Bullying merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis dan emosional korban, serta menciptakan lingkungan belajar yang tidak kondusif,” jelasnya.

Dalam seminar ini, Anggota Polsek Paciran Aiptu Untung Tanuwijaya memberikan presentasi mengenai jenis-jenis bullying, dampaknya bagi korban, serta strategi pencegahan dan penanganannya.

Dia r juga memberikan contoh kasus nyata dan memberikan saran bagi siswa yang mungkin mengalami atau menyaksikan tindakan bullying. Partisipasi aktif dari siswa dalam pencegahan bullying sangat penting.

“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif di sekolah,” katanya.

Dia menambahkan penyebab awal perundungan di sekolah adalah adanya pengelompokan atau grup-grup dalam kelas sehingga perlu pemahaman akan sebuah perbedaan.

“Jadi dengan saling menghormati dan mendukung satu sama lain, kita dapat mencegah terjadinya tindakan bullying dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif,” ungkapnya.

Peserta seminar juga diajak untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman tentang isu-isu terkait bullying di sekolah mereka. Acara tersebut diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memerangi bullying dan mempromosikan budaya penghargaan terhadap perbedaan. (*)

Penulis Wahidul Qohar. Editor Ichwan Arif.

Exit mobile version