Membeli Kasih Sayang, Kisah Tragis Gamer Cina Mati di Sungai Yangtse

Membeli kasi sayang
Abu Nasir

Membeli Kasih Sayang, Kisah Tragis Gamer Cina Mati di Sungai Yangtse oleh Abu Nasir, Ketua PDM Kota Pasuruan.

PWMU.CO – Hari-hari ini media sosial utamanya Tik Tok dihebohkan oleh kematian tragis gamer professional yang populer dengan nama Fat Cat (Pang Mao).

Gamer itu diketahui bernama asli Liu Jie. Lahir di Hunan tahun 2003. Dia gamer peringkat atas dalam permainan Honor of Kings yang biasa menggunakan hero Meng Qi.

Ia mengakhiri hidup dengan meloncat dari jembatan sungai Yangtze di Chongqing pada 11 April 2024. Penyebabnya sang pacar meninggalkannya dan menikah dengan laki-laki lain. Jasadnya baru ditemukan 12 hari kemudian.

Kakak perempuan Fat Cat mengunggah kisah ini di media sosial hingga menjadi viral. Banyak yang bersimpati padanya. Jenazah Fat Cat dikremasi pada tanggal 3 Mei 2024 lalu.

Kematian Fat Cat meninggalkan luka dan perih mengiris kaum lelaki dan wanita seantero Cina hingga berhari-hari. Mereka memadati lokasi kematian Fat Cat untuk menyatakan empati dan dukanya dengan berbagai ekspresi.

Ada yang menaruh karangan bunga, atau makanan cepat saji McDonald’s, makanan yang ingin dia beli sebelum kematiannya.

Suasana duka cita ini juga menggelorakan serentak nyanyian RIP.

Kisah Fat Cat tidak hanya menimbulkan simpati di Cina. Warganet di belahan dunia lain turut duka cita termasuk Indonesia. Mereka bersimpati setelah membaca kisah cintanya.

Fat Cat mewakili  tipe lelaki setia yang bucin kepada seorang wanita berusia enam tahun lebih tua darinya.

Selama dua tahun, tepatnya 760 hari, ia mendambakan kehangatan cinta dari kekasihnya. Dia sudah mengorbankan hidup dan uangnya hingga hidup susah dan menderita. Sampai rela hanya makan sayuran agar bisa mengirimkan uang hasil kerjanya kepada pacar.

Sang Gamer telah menggelontorkan uang sebesar 1,8 miliar kepada pacarnya demi memperoleh perhatian dan kasih sayang. Dia berharap uang dapat membeli kasih sayang.

Sebelum memutuskan mengakhiri hidup, ia menulis surat: ”Berharap pada manusia adalah seni sederhana untuk menderita.” Lalu dia mengirimkan 760 bunga di depan rumah sang pacar.

Membeli Waktu Ayah

Kisah membeli kasih sayang juga terdapat dalam cerita seorang bocah usia 8 tahun yang duduk di bangku kelas 2 SD.

Ia sangat merindukan kasih sayang ayahnya yang bekerja setiap hari untuk mendapatkan bayaran Rp 400 ribu sehari hingga pulang pukul 21.00 malam. Ayahnya tidak punya waktu untuk bercengkerama dengan anaknya.

Si anak kemudian menghitung harga jam kerja ayahnya. Kalau satu hari dibayar Rp 400 ribu untuk 10 jam, berarti satu jam digaji Rp 40 ribu.

Sang anak menghampiri ayahnya dan berkata: ”Papa, aku tidak minta uang. Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.”

”Iya..iya..tapi buat apa?” tanya sang ayah.

”Aku menunggu papa pulang hari ini jam 8. Aku mau ajak papa main ular tangga. Satu jam saja. Aku mohon,” kata anak itu lugu.

”Mama sering bilang, waktu papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu papa. Aku buka tabunganku, cuma ada Rp 10.000. Harga waktu satu jam papa Rp 40 ribu. Jadi aku utang dulu Rp 30 ribu,” kata anaknya

Ayahnya tercekat. Tidak bisa berkata. Terdiam. Lalu meneteskan air mata menyesali perbuatannya.

Kisah ini mengutip tulisan Nur Cholis Huda dalam satu bukunya.

Dua kisah di atas menggambarkan kebutuhan kasih sayang seseorang dalam latar berbeda namun memiliki kemiripan akan pentingnya sosok orangtua memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak.

Seseorang yang kehilangan kasih sayang dari orangtua dan keluarga cenderung mencarinya ke orang lain. Ia rela mengorbankan uang dan hidupnya untuk itu.

Psikolog Permana mengungkap, latar broken home mengakibatkan terjadinya distorsi kognitif  yang mengubah pandangan di mana kasih sayang itu artinya adalah uang.

”Sejak kecil Fat Cat ini tidak pernah mendapatkan kehangatan, relasi yang dekat, rasa cinta, rasa dibutuhkan, rasa diinginkan. Kasih sayang dari orang yang seharusnya memberikan yaitu orangtua. Fat Cat ingin disayang, ingin dicintai dan dibutuhkan, maka dia berusaha untuk memberikan uang itu dulu untuk mendapatkan kasih sayang” jelasnya dalam Sumeks.co.

Cerita bocah SD kelas 2 tidak kalah pedihnya. Ia berusaha membeli waktu ayahnya dengan uang per jam 40 ribu agar bisa bermain ular tangga dan mendapatkan kasih sayang ayahnya meskipun hanya 1 jam.

Berebut Satu Rahmat Allah

Dalam Islam etika dan kasih sayang orangtua terhadap anak merupakan ajaran utama anak yang kehilangan hal itu akan mengalami sesuatu yang buruk dalam hidupnya.

Dalam sebuah hadits digambarkan Rasulullah hanya pasrah karena mengkhawatirkan dampak buruk itu ketika orangtua tidak memberikan kasih sayang kepada anaknya.

Hadits dari Aisyah, ia berkata:

عن عائشةَ رضي اللَّه عنها قَالَتْ: قدِم ناسٌ مِن الأَعْرابِ عَلَى رسولِ اللَّه فقالوا: أَتُقبِّلونَ صِبْيَانَكُمْ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، قالوا: لَكِنَّا واللَّه مَا نُقَبِّلُ، فَقَالَ رسولُ اللَّه: أَوَ أَمْلِكُ إِنْ كَانَ اللَّه نَزعَ مِنْ قُلُوبِكُم الرَّحمَةَ

 “Ada beberapa orang Arab Badui datang menghadap Nabi saw. Lalu salah seorang di antara mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah kalian mencium anak-anak kalian? Rasulullah menjawab: Ya.

Badui itu berkata, demi Allah, kami tidak pernah mencium mereka.

Rasul mengatakan, apakah Allah telah mencabut kasih sayang dari hatimu? Betapa luasnya kasih sayang Allah berikan kepada segenap makhlukNya. Maka dari itu, hendaknya kaum beriman menebarkannya, bukan justru bersikap masa bodoh.

Kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya merupakan satu di antara 100 kasih sayang Allah yang dicampakkan kepada makhluknya.

Dengan seperseratus kasih sayang Allah itulah makhluk Allah seperti tumbuhan, binatang buas hingga manusia saling memberikan kasih sayangnya.

Orangtua rela tidak tidur, menangis semalaman dengan mata sembab semata menunggui dan mendoakan anak-anaknya yang sedang berbaring lemah karena sakit.

Kasih sayang itu juga ada pada binatang. Kera menyusui anaknya, induk ayam menabruk siapa saja yang mendekati anaknya.

Hadits Rasulullah saw. menyatakan

عن أبي هريرة -رضي الله عنه- قال: سمعت رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول: جَعَلَ اللهُ الرحمةَ مائة جُزْءٍ، فَأَمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ، وأَنْزَلَ في الأَرْضِ جُزْءًا وَاحِدًا، فَمِنْ ذَلِكَ الجُزْءِ يَتَرَاحَمُ الخَلَائِقُ، حتى تَرْفَعَ الدَّابَّةُ حَافِرَهَا عَنْ وَلَدِهَا خَشْيَةَ أَنْ تُصِيبَهُ

Dari Abu Hurairah, ia berkata:“Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda,”Allah swt menjadikan rahmat itu seratus bagian. Maka Dia menahan di sisiNya 99 bagian, dan menurunkannya di bumi satu bagian. Maka dari satu bagian itu, mahkluk saling berkasih sayang, hingga seekor kuda mengangkat kakinya karena khawatir akan menginjak anaknya.”

Berhati-hatilah para orangtua terhadap anaknya. Berikan kasih sayang kepadanya agar mereka tidak mencari pengganti dengan melampiaskan kepada lainnya.

Seorang anak yang kehilangan kasih sayang bisa berdampak terjadinya distorsi kognitif pada dirinya. Bisa jadi ia akan membeli kasih sayang dan cinta dari orang lain.

Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version