Pelajari Batik Tradisional, Siswa Mamsaka Kunjungi Rumah Batik Sopan Soyo Mapan

Pelajari batik tradisional, 25 siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran pamer hasil membatik dengan teknik canting tulis di rumah Batik Sopan Soyo Mapan (Wahidul Qohar/ PWMU.CO)
Pelajari batik tradisional, 25 siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran pamer hasil membatik dengan teknik canting tulis di rumah Batik Sopan Soyo Mapan (Wahidul Qohar/ PWMU.CO)

PWMU.CO – Pelajari batik tradisional, sebanyak 25 Siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem (Mamsaka) Paciran mengikuti kegiatan praktik membatik canting di Rumah Batik Sopan Soyo Mapan Desa Sendangduwur, Paciran, Lamongan, Selasa (14/5/2024).

Kegiatan yang diikuti kelas 11 MIPA2 ini merupakan bagian dari pembelajaran seni rupa terapan, dengan fokus pada kreasi batik tulis, yang digagas oleh Guru Seni Budaya, Mukaromah SPd

Dalam kegiatan tersebut, para siswa belajar langsung dari pengrajin batik. Mereka diperkenalkan pada berbagai tahapan proses membatik, mulai dari menggambar pola, mencanting dengan lilin panas, hingga pewarnaan kain.

Mukaromah menjelaskan bahwa praktik ini adalah bentuk aplikasi tema seni rupa terapan yang diajarkan di kelas. “Kegiatan ini dirancang agar siswa dapat mengaplikasikan teori yang dipelajari di kelas ke dalam praktik nyata. Membatik tidak hanya tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang menanamkan rasa cinta dan apresiasi terhadap seni dan budaya lokal,” ujarnya.

Selain sebagai bentuk aplikasi pembelajaran, kegiatan ini juga bertujuan untuk melatih bakat dan keterampilan siswa dalam desain seni batik tulis.

“Para siswa diajak untuk berkreasi dengan motif-motif yang mereka ciptakan sendiri, mendorong kreativitas dan inovasi dalam seni membatik. Hal ini diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka dalam menciptakan karya seni yang orisinal dan bernilai tinggi,” lanjutnya.

Selama praktik, siswa tampak antusias dan bersemangat. Mereka bekerja sama dalam kelompok untuk menciptakan berbagai motif batik tradisional dan kontemporer.

Salah satu siswa, Azkiyah Mida Auliyah menyatakan antusiasmenya. “Ini pengalaman pertama saya membatik. Awalnya cukup sulit, terutama saat mencanting, tetapi dengan bimbingan para pengrajin, saya mulai menguasainya. Saya sangat bangga dengan hasil karya saya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Madrasah Purwanto SPd menyatakan bahwa praktik batik canting ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia, khususnya seni batik yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

“Kami ingin siswa tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki keterampilan yang bermanfaat di masa depan. Praktek batik ini adalah salah satu bentuk pendidikan karakter dan keterampilan hidup yang kami tanamkan,” ujarnya.

Dengan adanya praktik membatik canting ini, Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Karangasem Paciran tidak hanya berkomitmen untuk melestarikan budaya lokal, tetapi juga mengembangkan potensi siswa dalam seni dan keterampilan praktis. (*)

Kontributor Wahidul Qohar Editor Nely Izzatul

Exit mobile version